Happy reading!!
Masih di hari yang sama, tapi sekarang sudah malam.
"Yeyey makan..makan..." sorak Rina kegirangan.
"Seneng bat lu!" ledek Arsen.
"Yeuh biarin suka-suka lah namanya juga yang mulia ratu!" jawab Rina.
"RATU MAKAN!" teriak Arsen, Reza, Talia yang sedang di dapur, Wijaya yang sedang mandi juga teriak seperti itu. (Kompak banget ya bund.)
Acara makan sudah selesai. Papa sama mamanya Reza sudah pada ke kamarnya. meninggalkan bocah bertiga yang sedang menonton televisi. Reza sama Arsen sih menonton televisi, tapi sepertinya Rina yang ditonton bukan televisinya, sibuk sendiri sama leptopnya.
"Bang, gue mau nanya dah!" ucap Reza.
"Nanya apaan!?" jawab Arsen.
"Itu, kemaren kan lu bilang pas mandi ujan gue nangis. Tapi gue gak ngerasa, lu gak boong kan pas nanya kenapa gue nangis!?" tanya Reza ke Arsen.
"Dih kerajinan amet gue boong ama lu! Mana kemaren pas nangis minta gendong juga lagi! Udah tau badan lu segede bagong, pake minta gendong. Gw kek ngeras lu kaya anak kecil deh!" jelas Arsen.
"Enak aja lu badan gw segede bagong. Body aduhai gini dikata kek bagong!" protes Reza.
"Keknya lu kena kutukan deh za!" tiba-tiba Rina ikut ke pembicaraan Reza dan Arsen.
"Apaan sih lu nyamber aja!" ucap Reza.
"Au tiba-tiba ngomongin kutukan lagi! gila lu ya! Mana ada kutukan, palingan mah kemaren Reza lagi kambuh kali ayan nya!" ledek arsen. Hebat... sekali dayung dua tiga pulau terlampaui... Sekali bicara bisa meledek Reza dan Rina sekaligus... Good... Wahai anak murid ku.
("Yoi." jawab Arsen ke author.)
"Gila-gila, elu tuh yang gila!" balas Rina.
"Au lu bang ngatain gue ayan... Lu tuh, dah gila ayan lagi! Kalo Rina keknya emang gila dah! Hihihihi..." ucap Reza.
"Iya kan rina mang dah gila, satu pemikiran kita..." ucap Arsen dan tos'san sama Reza.
"Pada songong sama gue ya... Mampus lo semua...." ucap Rina yang memukyl Reza dan Arsen menggunakan bantal sofa.
Dan percakapan di atas berakhir dengan pertempuran antar sodara. Yang sangat amat TIDAK BERGUNA.
Karena besok sekolah, selepas bertengkar mereka semua pergi ke kamarnya masing-masing.
.
.
"Halo..."
"Lo siapa ya kok jelek amet!?" saya juga bingung antara bertanya atau meledek ini, yang pasti Reza yang bicara.
"Huh... Suka gak ngaca mbanya!" balas orang tadi. Dan tiba-tiba dia mengeluarkan cermin di tangannya.
"Coba liat kaca dah!" titah orang itu.
"Lah iya... Muka kita hampir mirip ya!" heboh Reza.
"Yaiya lah kan saya nenek moyang kamu yang cantik nan rupawan" jelas orang tadi yang ternyata nenek moyangnya Reza.
"Makasih..." balas Reza.
"Kok makasih!? Saya muji diri sendiri bukan muji kamu!"
"Kamu, maap kurang sopan ama yang tua, ulang. Eyang kan mirip saya, berarti secara gak langsung eyang muji saya juga!" jawab Reza.
"Eyang-eyang palalu peyang!" mimpi Reza berenti sampai situ. Karena....
"Ih apaan nih!" bingung Reza.
"Lalu pasien di sembur..."
"Byuuurrr....."
"Gila lo bang!!!! Pake nyembur-nyembur gue!" protes Reza ke Arsen yang menyemburnya.
"HAHAHAHAHAHA" tawa Arsen puas dapat membalaskan dendamnya ke Reza.
"Ketawa lagi, kalo mau jadi dukun jangan ngajak-ngajak gue!!" ucap Reza.
"Mana ada dukun tamfan kaya gue!!" balas Arsen.
"Tamfan tamfan keluar ah sono... Dah puas kan, gue penge tidur lagi nih...keluar sono!!" usir Reza ke Arsen.
"Tidur lagi, liat noh udah jam berapa!! Dah solat belom lu!!" beri tepuk tangan untuk Arsen... Walau suka gesrek tapi masih ingat sama solat. Bisa masuk ke dalam calon idaman nih.... ya kan!?
"Iya dah gue solat abis itu tidur!" ucap Reza.
"Dih ngapain tidur lagi!! Emang lu kagak sekolah!"
"Udah sono sono balik ke habitat lo!! Hus..hus...hus..!" usir Reza sambil mendorong Arsen ke luar.
"Dih-"
BAAM...(suara pintu di tutup) yang memotong perkataan Arsen.
Selasa, 06.00
"Huuuaaa...."
"Yaampun!! Udah jam enam!" panik Reza yang tertidur sehabis sholat subuh tadi.
"Bodolah mandi asal-asalan aja!!"
Setelah mandi.
"Banyakin parfumnya biar wangi....!"
Selesai siap-siap Reza turun ke lantai bawah dengan tasnya.
"Pagi mah..." sapa Reza kepeda mamanya.
"Tuh kan, baru kemaren mama bilang tumben, dah kesiangan lagi!"
"Hehehe... Masih sempet kok mah!"
"Reza berangkat dulu ya. Dada mama, asslamualaikum." pamit Reza dan mencium tangan Talia.
"Waalaikumsalam, hati-hati ya!" ucap Talia.
Di depan rumah, Reza bingung mau berangkat ke sekolah naik apa. Ditinggal sama Rina terus kalau naik angkutan umum dijamin tidak akan sempat.
'Oiya kang ojek' batin Reza.
Setelah membuka gerbang, ada motor lewat. Setelag itu langsunga saja Reza berhentiin dan langsung naik. Anehnya ojeknya jalan-jalan aja tanpa nanya mau kemana.
Akhirnya Reza sampai di sekolah. Untuk saja gerbang sekolahnya belum ditutup.
"Makasih ya kang. Nih ongkosnya." ucap Reza sambil memberikan uang.
"Kang...kang...kang... Lu kira gue kang somay. Mirip Kang Daniel mantan member 'Wanna One' sih iya." jawab orang itu sambil berusaha membuka helmnya tapi agak sedikit nyangkut.
"Lah, bukannya kang ojek ya. Kalo emang kang somay, mana somaynya?" pertanyaan Reza yang menghiraukan kenarsisan kang ojek.
Akhirnya orang tersebut berhasil membuka helmnya, setelah perjuanggan yang cukup panjang dengan lika liku cobaan hidup. Lebaay...
"Enak aja gue dikata kang ojek. Orang tampang keren gini dikata kang ojek!" ucap orang itu yang ternyata Rajara Reza Gibrani.
"Lah, lo itu kan, siapa dah nama lo? Oiya lo anak baru kan."
"Bodo amat!" ucapnya yang langsung pergi meninggalkan Reza.
"Lah, ngegas."
Bel masuk sudah berbunyi...
"Za, kemaren kan kita belom kelar kerja kelompoknya. Jadi nanti kita ke rumah lo lagi ya." ucap Tiya ke Reza.
"Ok." jawab Reza.
Jam pelajaran sudah dimulai.
Kali ini Angga tidak ada hal-hal atau sesuatu untuk memberikan informasi-informasi unfaedah kepada teman-temannya yang terhormat. Dan karena itu, jam pelajaran kali ini tenang, sunyi dan berjalan dengan normal dari sekian lamanya.
Akhirnya bel istirahat yang ditunggu-tunggu berbunyi juga. Mungkin sudah gerah dengan suasana yang super normal. Haduh... Begini deh kalo satu kelas anak-anaknya crazy semua.
"Aaakkkhh... Akhirnya istirahat huuu... Hahahahahahahahahaha." sorak sorai anak-anak kelas. Teriakannya agak sedikit aneh ya, dari aaakkhhh... Huuu.... Hahahahahahaha. Tidak dapat dimengerti maksudnya apa.
"Selamat Ga selama jam pelajaran kali ini berjalan normal karena lo hari ini normal! Yyyeeyyy..." ucapan selamat dari semua anak kelas untuk Angga. Dan sehabis resah rusuh tepuk tangan, mereka menyalami Angga seperti sedang memberi selamat ke penganten.
"Bentar, ini udah kaya acara kawinan gak sih!? Kurang pasangannya aja ini mah, sama bajunya Angga terlalu biasa. Gimana kalo kita bikin Angga ala-ala penganten gitu. Terus biar ceweknya Bony deh, gimana cocok gak!?" ucap Rio yang selalu punya ide gila dan bisa dibilang crazy virus kelas ini.
"Setuju!!!"
"Dih apa-apaan, gue gak mau. Apalagi dipasangin sama Bony!" tolak Angga.
"Siapa yang nanya lo suka gue apa enggak!" jawaban Bony yang sangat tidak ada hubungannya dari penolakan Angga.
"Aahh.. Udah jangan banyak bacot kalian. Udah ayok serbu!!!" kali ini perintah dari ketua kelas tampan kita.
Setelah selesai "mendandani" Angga dan Bony dengan barang seadanya.
Inilah hasil kerjasama sesungguhnya.
Angga sidah berbeda penampilannya setelah dan sebelum didandani. Di pundaknya terdapat rombe-rombe dari pentas bulan lalu. Rambutnya dibuat seperti gaya rambut anak pank. Mana ada orang nikah rambutnya kaya anak pank?
Oiya lupa, kan yang dandanin crazy people semua.
Acara resepsi pernikahan Angga dan Bony berjalan lancar. Dengan iringan musik sang biduan Panji Pramono, yang membawakan lagu kebanggaannya dengan nada koplo yaitu 'Goyang Mama Muda'. Eh benarkan itu judulnya, bukan teman Panji jadi author tidak tau : P Juga terdapat para jajaran wartawan yang mengambil gambar dan merekam acara sakral ini. Hihihi...
Tapi tidak lengkap kondangan tanpa ada acara makan-makan.
"Tanpa ada paksaan dari pihak mana pun. Saya Prasatya Lionar berniat menyumbangkan sedikit harta bapak saya kepada kalian rakyan misqueen, dengan meneraktir kalian di kantin sekolah dengan tujuan megingat 7 hari kematian Angga dan-"
"Maap bang, acara resepsi."
"-ah iya, maksudnya acara resepsi pernikahan Angga dan Bony." ucap Satya yang dikenal anak sultan tapi kelakuannya sama saja seperti teman-temannya.
"Yey!!!!" teriak mereka kegirangan. Karena terlalu senang ada yang jungkir balik (salto). Gini deh kalangan menengah ke ketengahan, baru ditraktir gitu aja jiwa misqueennya meronta-ronta.
Angga sama Bony ikut seneng juga. Sampai-sampai Angga membanting Bony, maaf salah, maksudnya membanting rombe-rombe yang di pundaknya terus mngacak-acak rambutnya sambil joget-joget. Kalo Bony loading sebentar untuk mencerna dan menelaah apa yang sedang terjadi. Ketikw sudah paham baru teriak-teriak kesenengan.
Akhirnya mereka semua rombong pergi ke kantin dengan heboh. Saat sedang jalan ke kantin banyak yang memperhatikan mereka, soalnya heboh banget sampai jadi pusat perhatian.
Akhirnya sudah pada kenyang tuh sekelas. tepat sehabis mereka selesai makan bel masuk bunyi.
Jam pelajaran lagi berlangsung. Reza mendapat panggilan alam. (kebelet pipis maksudnya)
"Eh Ya, temenin gua ke toilet yuk!" pinta Reza ke Tiya yang duduk di depannya.
"Apa sih Za kaya anak kecil aja minta di temenin. Lagi nyatet nih gua." tolak Tiya.
"Aahh... Ayok temenin. Gak berani sendiri!" pinta Reza lagi sambil manyun-manyun.
"Dih, sono lo sendiri aja ngapa!" lagi-lagi Tiya menolak. Tiya memang seperti ini kalau lagi mencatat, tidak bisa di ganggu. Katanya gini 'crazy boleh, stupid jangan.'
"Aaahh... Pliss ya Tiya. Baik deh Tiya. Yayaya temenin gua ya. Pliss... Kalo ngak mau nangis nih!" mohon Reza. Sepertinya benar kata Arsen, Reza suka kambuh ayannya. Buktinya ini tingkahnya seperti anak kecil lagi. 'Hadeh... Makan apa sih lu za ampe jadi gini!?' gak tau ini yang ngpmong siapa.
"Bodo. Nangis dah sono!"
"huhuhu...aa..-" isak Reza yang terhentikan karena Tiya.
"Iih... Iya dah iya. Kayan anak kecil aja lu! Dah yok buruan."
"Yey. Oke!"
Di toilet.
"Lu tunggu di sini yah. Awas sampe tinggalin!" ucap Reza sambil memicingkan matanya.
"Iye bawel lu. Lagian takut banget sih." dan akhirnya Tiya menunggu Reza keluar.
"Eh Ya, ngapai lo di sini?" tanya Reza yang sudah keluar dari kamar mandi.
"Pake nanya, kan elu yang nyuruh gua tunggu di sini."
"Lah, gila lo ya. Ngapain juga gue nyuruh lu tunggu di situ. Gue berani kali ke toilet sendirian."
"Tadi lu yang minta gue temenin za! Jangan pura-pura gak tau deh lo!" kesal Tiya. 'Udah minta di temenin yang jadinya ganggu, terus sekarang malah di kata gila. Ngeselin banget emang nih anak!' batin Tiya yang liat Reza bingun ditambah ngeselin.
"Bodo lah, dah yok balik lagi ke kelas." ajak Tiya yang udah kesal dengan Reza.
"Oke." jawab Reza santai.