"Derrissa!!" teriak mamak di dapur. aku yang sedang di kamar berlari ke dapur.
"iya,Mak." jawab ku menunduk.
"kamu tu ya,udah berapa kali mamak bilang hah,kalau tidak ada kerjaan tu langsung cari pekerjaan yang bisa di kerjakan, jangan di suruh baru bergerak." omel mamak saat aku sampai di dapur. aku masih menunduk karena aku tahu kesalahan ku. "dimana adik-adik kamu?" tanya mamak masih nada marah.
aku hanya menggeleng pelan.
"astagfirullah." mamak menepuk jidatnya. aku masih menunduk, karena tidak berani menatap wajah mamak.
"kak Risa." panggil Deshita di balik pintu luar.
aku menoleh juga mamak, wajah putih nya kotor oleh tanah. "eh, Shita kamu darimana?" tanyaku menatap Deshita.
"tadi Shita main di luar kak,main masak-masak." jawabnya polos. mamak yang mendengar itu langsung melotot. "apa?!" mamak menatap tajam ke arah Deshita.
Deshita langsung menunduk. aku menatap nya kasihan, aku mendengar suara tangisnya walaupun kecil. "bawa adik mu itu ke kamar!" seru mamak garang. aku langsung menarik tangan Deshita pergi menuju kamar. Deshita mengusap air mata nya yang ada di pipinya.
"kak, kenapa mamak harus galak sih kak?" tanya Deshita masih sesenggukan. "mungkin mamak lagi capek, makanya marah." jawabku menghiburnya. "tapi kak,mamak sering marah, apakah mamak tidak sayang dengan kita?" tanya nya lagi. "mamak itu sayang sama kita,tapi cara sayangnya berbeda." jawabku mengelus rambut nya. Deshita hanya diam tidak bertanya lagi. "oh ya,kak Derlian dimana?" tanyaku mengalihkan pembicaraan. "tadi Shita nampak kak Lian lagi di sungai, Shita gak tau kak Lian cari apa di situ." jawab Deshita polos. aku yang mendengar nya langsung pucat. "kakak mau kemana?" tanya Deshita bingung,saat melihat ku mengambil rok. aku sedari tadi sudah memakai jilbab dan baju lengan panjang.
"kakak mau jemput kakak kamu." jawab ku berlari ke arah pintu rumah. Deshita hanya mengangguk tidak bertanya lagi.
***