Setelah memasuki ruangan obgyn, suasana seketika menghening dan semakin menegang..
Desty benci dirawat dirumah sakit, benci bertemu dokter.. benci meminum obat.. benci di suntik, benci di infush dy benci semua yang berhubungan dengan rumah sakit.
Karena itulah ia tak pernah menginjakkan kakinya di rumah sakit.
Kali Ini hanyalah sebuah pengecualian karena kebetulan keadaan nya kala itu sedang tidak sadarkan diri alias pingsan.
Biasanya Jika ia sakit, Ia hanya akan meminum obat2an herbal buatan buk rosa saja.
Sebenarnya rumah sakit adalah tempat yang paling ia takuti.. entah karena alasan apa, tapi rumah sakit adalah tempat yang paling tidak ingin ia datangi seumur hidupnya.
jika suatu hari ada dokter yang mengatakan padanya bahwa ia mempunyai penyakit yang parah. Maka tentu saja itu akan mempengaruhi semangat hidupnya. Bahkan mungkin saja cita-cita yang ingin di capai dilupakan begitu saja. Itulah yang menjadi alasan utamanya untuk tidak pernah memeriksakan diri kerumah sakit.
~~~~
Sebelum menjalani serangkaian test, dokter obgyn menjelaskan beberapa hal pada desty dan orland. dan entah mengapa. Ketika matanya menatap ke arah dokter itu, tangannya tiba-tiba bergetar.. dy seakan mengingat sekilas memori yang ntah kapan muncul begitu saja dalam benaknya.
Ada bayangan seorang wanita memakai jas putih berbicara tak jelas dengan wajah yang tak jelas pula.
Lalu terdengar suara Beberapa orang menangis, bahkan berteriak memeluk tubuh seorang gadis kecil. Di tempat yang mirip seperti sebuah ruangan operasi dirumah sakit.
Orland yang melihat ada keanehan pada desty langsung menggenggam erat tangannya..
"Ada apa? Apa ada yang sakit? Atau merasa tidak nyaman?"
Desty tiba-tiba meneteskan airmatanya. "Aku takut.. bawa aku pergi dari sini... aku mau pulang" jawab nya lirih dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca..
Jadi.. wanita ini masih ada juga yang dy takuti di dunia ini??
Orland kembali tersenyum menatap lekat-lekat mata coklat dengan bulu mata nan lentik itu. "Tenanglah.. aku ada disini.. percaya padaku.. tak akan terjadi apa-apa padamu.." ucap orland sambil memegang kedua pipi mulus milik istrinya. berusaha membuatnya agar lebih tenang..
Namun tangan desty masih bergetar dan matanya masih memancarkan ketakutan.. orland pun mendekat kan diri pada nya, memeluknya dengan erat.. mengelus kepala dan punggung nya dengan lembut dan perlahan..
"tenang lah.. katakan.. tempat apa yang paling kamu ingin kunjungi saat ini?? Coba pikir kan tentang itu..
pikirkan kita akan segera tiba disana.. anggap saja test ini hanyalah serangkaian test yang harus di jalani agar kita cepat sampai..
Aku janji padamu.. aku tak akan biarkan apapun terjadi padamu.. percayalah pada ku.. aku akan melindungi kamu..
jadi jangan menagis lagi.. lihat.. hidung mu sampai memerah.. udh persis sperti hidung kelinci.." desty pun tersenyum mendengar ucapan hidung kelinci.
Dokter yang menatap kemesraan dan perhatian dari kedua insan yang ada di hadapannya ini menjadi terheran-heran, "dimana presdir yang mendominasi? Dimana presdir yang katanya dingin, mengerikan dan kejam??
Yang dihadapan ku bukan lah presdir yang seperti itu. Malah hanyalah seorang suami yang sedang memanjakan istrinya"
"Silahkan dok dilanjutkan serangkaian test apa yang akan di jalani istri saya?"
Kita akan melakukan serangkaian 4 test, test ini tidak akan menyakitkan kok.. ibu dan bapak tenang saja.. yang pertama
1. Histerosalpingografi (HSG) HSG menggunakan foto rontgen untuk mengambil gambar bagian dalam rahim, tuba fallopi, dan daerah sekitarnya. ...
2. USG Transvagina. ...
3. Histeroskopi. ...
4. Laparoskopi.
Setelah menjelaskan serangkaian test tersebut desty pun diarah kan menuju ranjang, dy terbaring dengan kedua kaki yang di tekuk.
dengan menggenggam erat tangan orland,
Desty merasa lebih tenang.
walau sebenarnya ia merasa rasa malunya kini terasa lebih besar dari pada rasa takut itu sendiri.
Berkali-kali ia dan dokter menyuruh orland untuk keluar, namun laki-laki itu malah tak ingin meninggalkan nya walau sedetik pun..
"Baiklah.. jika kau masih tetap ingin menemaniku, tapi... berjanjilah kau akan menutup mata mubketika dokter itu melakukan pekerjaannya." Perintah desty.
"Ia iya aku berjanji..." jawab orland dengan senyuman..
Oh tuhan.. apa ini bonus untuk ku? Karena aku berkelakuan baik selama ini? Jadi kau membiarkan dy mengurus ku selama aku sakit?? Walaupun ini hanyalah perhatian yang semu.....— !!!!!
ia tak melanjutkan kata-kata.
Ia tiba-tiba teringat sesuatu yang seharusnya tidak ia lupakan yaitu isi mengenai kontrak pernikahan mereka.
Dy ingat pada poin ke 4. Di depan Tn. Antonio kedua belah pihak wajib berpura-pura menjadi Suami-Istri yang harmonis dan mesra.
Mengingat isi kontrak itu membuat hati desty merasakan sakit yang tiba-tiba menusuk..
Dy sungguh profesional dalam menjalankan peran menjadi suami yang perhatian di dalam rumah tangga bohongan ini.
Jika saja kontrak itu tidak ada.. aku pasti akan langsung jatuh kepelukannya. Benar-benar ironi
"Huh.." desty tiba-tiba tersenyum pahit menatap kearah cincin berlian di jari manisnya. Cincin dengan mata berkilau yang indah.. "cepat atau lambat, cincin ini akan aku lepas juga"
Ia pun kembali menatap tangan nya yang masih digenggam erat dan sesekali di kecup singkat oleh orland, perlahan desty pun melepas genggaman itu. Lagi-lagi orland merasakan keanehan sifat dari desty. "Kenapa?"
Tanya nya heran
Desty pun menjawab dengan senyuman pahit di wajah nya" gak apa2.. disini hanya ada kita berdua, tak perlu bersandiwara lagi.. jika saja kontrak itu tidak ada, aku hampir saja mengira ini bukan lah mimpi."
Deg!! Orland pun tersadar dengan perjanjian bodoh yang ia buat.
Ini memang salah nya hingga desty berpikiran seperti itu.
Tapi sesungguhnya yang ia lakukan pada desty nya hari ini benar-benar tulus.. bukan lah sebuah sandiwara.
Namun percuma saja ia menjelaskan karena keberadaan kontrak itu akan membuat desty tetap tak akan mempercayai kata katanya.
Semua ketulusan akan dinilai berdasar kan kontrak!!!
Dan Hasilnya sudah jelas adalah "Percuma".
tibalah akhirnya pada test yang akan di lakukan.. dokter itu memegang sebuah benda dengan batangan panjang dan bentuk bulat diatasnya yang menandakan bahwa disitulah letak cameranya.
"Itu apa dok? Tanya orland pada dokter itu." Sedikit ngeri membayang kan apa yang akan alat itu lakukan???
"Ini alat USG transvaginal, kita bisa melihat ke dalam rahim istri anda menggunakan alat ini"
"APA!!???" Triak keduanya
"Tidak apa.. ini tidak akan sakit.. istri anda hanya perlu menarik nafas nya dalam dalam saja..
"Tidak!!! Tidak boleh dok!!!"
"Tidak apa-apa.. tenang lah.. pak.. anda ingin istri anda sehat tidak???"
"Ya tentu saja dok!! Tapi.. dy.."
Dokterpun malas melanjutkan pembicaraan nya pada suami yang kebakaran jenggot ini. Tadi istri nya yang ketakutan. Sekarang malah suami nya yang bertindak berlebihan.
Ia pun segera duduk menghadap ke kemaluan desty. Desty yang ketakutan hanya bisa menggenggam erat tangan orland.. ia menutup matanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Orland pun tak kalah takutnya ketika melihat alat yang di pegang oleh dokter itu.
Ketika dokter itu menyingkap kain yang menutupi bagian bawah desty ia masih belum melihat jelas lubang vagin* itu.
Kemudian ia pun memberi gel pada bagian ujung tongkat itu. Ketika alat itu sudah mendekati miss V.
desty seketika semakin menggenggam erat tangan orland hingga kuku-kuku nya menancap di kulit tangan orland.
Orland pun berteriak!!! Hentikan!!!! Ia mengira goa desty telah dijebol!!!
Dokter pun menghentikan gerakannya karena ia melihat sesuatu yang janggal dibawah sana.
"Kalian mempermainkan saya?" Tanya dokter itu namun keduanya tak menjawab apa pun.
Kemudian dokter itu pun melanjutkan ucapannya. "Apa kalian ini nikah kontak?!!" Ucapnya sedikit emosi. "
bagaimana bisa seorang istri yang masih perawan menjalani test semacam ini?? Apa benar kalian ini suami istri sungguhan?"
Keduanya hanya bisa menelan ludah.
Orland bersyukur akhirnya belum ada yang menyentuh surga yang akan menjadi miliknya.
Orland pun dengan dingin menjawab tanpa berkedip dengan tatapan yang mengintimidasi
"Tentu saja kami menikah sah secara hukum dan agama. Kami hanya belum sempat melakukannya."
Dokter tersebut menjadi sedikit takut.. kemudian ia pun membalas ucapan orland.
Kalau begitu segera lakukan!!! Setelah itu baru temui saya lagi ucap dokter obgyn ini.
Gampang banget ini dokter nyuruh lakukan!! kayak nyuruh goreng kacang aja. Ketus desty dalam hatinya