Setelah pertemuan mereka kemarin dan sepakat dengan perpisahan mereka. Kini di kediaman adira dan ibra, adira sudah kembali kerumah mereka dan seperti biasa ia memasak sarapan suaminya yang akan berangkat bekerja.
" pagi kak" sapa adira
" pagi" ucap ibra singkat dan langsung menarik kursi meja makan dan duduk disana untuk sarapan pagi.
" ini kak aku ambilin"
" makasih"
Mereka pun langsung makan sarapan mereka dengan diam tanpa ada perbincangan diantara mereka berdua.
" kak, bagaimna dengan kesepakan kita itu? Kapan akan kita beritahu kak Adara?" tanya adira padanya yang sedang makan roti selai dan menghentikan aktifasnya itu dan beralih melihat adira.
" secepatnya lebih baik"
" ooohh baiklah"
" kak aku mau mengajukan sesuatu sama kakak?"
" apa itu?"
" sebelum hubungan kita ini berakhir gimana kalau kita menjalani pasangan suami istri yang sesungguhnya?"
" bukannya kita sudah menjalaninya?" tanya ibra dengan alis terangkat
"mm.. Iyah maksudnya, kita selama ini juga kakak taukan kita disatu atap rumah tapi merasa menjadi orang asing satu sama lain" ucap adira berhati hati takut menyinggung ibra.
" kapan mau dimulai?" ibra langsung mengiyakan permintaan adira itu yang membuat adira langsung bersemangat disana.
" jadi kakak setuju?" jawabnya adira memastikan lagi kepada ibra yang dijawab anggukan oleh ibra yang membuat adira bersorak ria dan semangatnya sambil memeluk ibra.
Ibra yang mendapat perlakuan tiba tiba adira itu diam membeku ditempatnya.
" mulai hari ini? " aku bakalan jadi istri yang sesungguhnya dan melayani suami aku dengan baik, ini waktu terakhir kita sama sama" ucap adira lirih dan dengan mata berkaca kaca.
" iyah oke aku tunggu" yauda suami mu ini berangkat kerja dulu" pamit ibra padanya dan langsung disambut dengan adira mencium tangan suaminya dengan cinta dan kelembutan. dibalas ibra dengan mengecup kening adira dan mengusap lembut kepala adira yang spontan membuat adira merona dan salah tingkah.
Setelah memastikan ibra sudah brangkat bekerja adira disibukkan dengan menyusun rencana untuk kebersamaan mereka di waktu terakhir ini sebelum mereka berpisah.
*********
Di kamarnya Adara sedang bingung dan merasa aneh dengan sikap orang disekitarnya ini. Apalagi melihat sikap ibra yang menjaga jarak padanya dan juga sifat adiknya adira yang jarang sekali dirumah tidak biasanya adira seperti itu.
Di tambah dengan sikap kedua orang tuanya seolah menyimpan dan menyembunyikan sesuatu darinya. Apa ada yang disembunyikan oleh mereka selama dia koma, adara dibuat bertanya soal hal ini mungkin ada kejadian yang tak diketahui dan terlewat olehnya. Tapi Adara tidak mengetahuinya i dia akan mencari tahu soal ini apakah benar dugaannya mereka semua menyembunyikan sesuatu yang besar darinya.
Adara segera turun kebawah untuk sarapan pagi karena mamanya sudah memanggilnya untuk sarapan pagi bersama.
" pagi ma, pa" sapanya
" pagi sayang"
" ini sarapan dulu sayang"
" iyah ma, adira mana ma kok selama aku sudah sadar dari koma dan disini adira jarang pulang kerumah" tanyanya
" ahh iah mama lupa memberitahukan kamu kalau adek kamu belakangan ini sudah tinggal di rumah sendiri , dia mau hidup mandiri katanya" ucap mamanya berbohong
" oooh, kalau begitu Adara mau main ke rumah adira, mama tau dimana?"
" kalau itu mama kurang tau sayang, atau kamu tanya saja langsung sama adik kamu itu?" ucap dina
" yauda nanti Adara tanya sama adira langsung lewat telepon dan bersiap kesana" ucap adara sambil memakan sarapan paginya.
Mama dan papanya saling lirik satu sama lain mereka juga merasa Adara sudah mulai curiga dengan rahasia mereka.
Di dapurnya adira sedang memasak makanan siang untuknya dan ibra, karena ibra tadi sudah menghubunginya waktu makan siang ia sudah pulang dan mau makan siang dirumah bersama adira yang disambut antusias oleh adira dan dia langsung memasak makanan kesukaan ibra dan dirinya.
Sela waktu sibuk dengan meracik untuk masakannya ia di kejutkan dengan suara dering ponsel di saku celananya, ia melihat siapa yang meneleponnya.
" halo assalamualaikum"
" waalaikumsalam kak"
" kamu lagi dimana dek? Apa sedang di rumah kamu?" Adira dibuat bingung dengan pernyataan kakaknya sejak kapan ia tinggal di rumah sendiri , mungkin mamanya yang memberitahukan pada kakaknya.
" ahh kakak tau darimana aku sudah tinggal sendiri"?
" dari mama, kakak menuju kesana main kerumah kamu"
" aku tidak tinggal sendiri kak tapi dirumah temen aku" ucapnya alibi
" temen kamu yang mana dek, siapa? Boleh kakak main kesana? Boleh iyah kakak kangen sama kamu"
" yauda kalau kakak mau kesini" nanti aku shareloc alamatnya" ucap adira pasrah tidak mungkin ia menolak permintaan kakaknya itu. Dia terpaksa berbohong soal ia tinggal dengan temennya.
Adira makin gelisah disana bagaimana kalau sampai Adara bertemu dengan ibra bisa bahaya semuanya.
Ya ampun apa ini saatnya semua bakalan terbongkar? Adira jadi gelisah saat memasak masakan nya sampai ia ceroboh dengan ia yang sedang mengiris bawang tangannya tak sengaja tersayat dan meninggalkan luka sayatan disana.
Ia langsung menghentikan aktifitasnya dan membersihkan lukanya itu.
Ia berusaha menghubungi ibra dan memberi tahu Adara akan kerumah mereka, panggilan teleponnya tak diangkat oleh ibra apa mungkin kak ibra masih dijalan? , bagaimana ini kalau sampai Adara mengetahui kalau ia berbohong dan malah tinggal dengan ibra disini apa yang harus ia katakan nanti.
Adira hanya bisa pasrah dengan semua ini dan ia serahkan semua kepada allah. Apa kejadian selanjutnya.
Adara sudah bersiap kerumah adira setelah ia dikirimkan lokasi tempat tinggal adiknya itu dan segera menuju kesana dengan menaiki mobil sendiri.
Tadi ia sudah pamit dengan mamanya ia akan kerumah adira.
" assalamualaikum" ucap salam. Ibra ketika memasuki rumahnya tampak sepi apa adira tidak sedang dirumah? tak ada sahutan disana.
Sampai ia melihat adira yang sedang membalut luka sayatan tadi di ruang tengah Ibra yang melihat itu langsung menghampirinya.
" kamu kenapa?" tanya ibra cemas dan langsung meraih tangan adira dan melihat luka sayatan disana.
" gak kenapa kenapa kak, cuma luka kecil aja" jawab adira
" kenapa bisa begini?" kamu ngelamun yah? Kamu mikirin apa sampai begini? Tanya ibra
" iyah tadi aku masak buat makan siang kita waktu mengiris bawang aku terkena pisau" jelas adira padanya
" ck, makanya kamu jangan ceroboh"
" kak sudah aku hubungi berapa kali tapi gak diangkat, karena ini bahaya kak Adara mau datang kesini samperin aku kak" jawabnya cemas dan pasrah
" kenapa bisa? Ucap ibra bertanya sambil mebalut luka adira.
" iyah kak Adara tau dari mama kalau aku sudah tidak tinggal lagi dirumah jadi kak Adara tanya sama aku, dan aku gak mungkin bohong kan kak"
" iyah aku masih dijalan tadi, makanya gak tau kalau kamu telepon" jawab ibra
Adira di buat senang dan bahagia dengan perlakuan ibra yang begitu serius dan perhatian padanya saat mengetahui dia sedang terluka, ibra dengan telaten membalut luka adira yang membuat adira makin deg degan disana dengan perlakuan ibra itu.
" tentang Adara kamu jangan khawatir kita akan menghadapi ini bersama" ucap ibra menenangkannya dan memberi kekuatan padanya untuk tidak cemas karena mereka akan menghadapi masalah ini bersama. Jika ini sudah waktunya Adara akan mengetahuinya mereka akan menerima resiko yang akan dihadapinya nanti.
Sampai suara bel rumah berbunyi membuat mereka bertanya siapa datang dan seketika mereka berdua membisu mendengar suara orang diluar sana dan mereka berdua mengenalinya.
" assalamualaikum adira, apa kamu didalam dek?"
Benar kan iyah ini rumah yang sesuai di shareloc adira pas kok kan" ucap Adara memastikan sambil masih menekan tombol bel terus karena masih belom ada jawaban dari Adira.