2. COSPLAY
Bagi Padi hidup adalah air yang mengalir, tidak perlu dilawan cukup di nikmati dan ikuti kemana aliran tersebut akan bermuara. Padi benci menjadi tidak berdaya, untuk itu ia mencoba membangun kebahagiaannya sendiri walau masih sering sekali ia temui tatapan iba dari orang-orang disekitarnya.
Padi lahir dari keluarga sederhana yang cukup beruntung karena mampu menyekolahkannya hingga tingkat universitas, bapaknya memiliki usaha kecil-kecilan sebuah warung sembako dan ibunya seorang ibu rumah tangga yang sering membantu bapaknya mengurus toko dan lagi ibu bapaknya hanya tamatan sekolah dasar.
Seringkali Padi mendengar ibunya mengeluh dirumah karena tidak terima pada perlakuan orang-orang yang menggap mereka miskin, miskinpun anak ku kuliah teriak ibunya suatu kali saat mereka makan malam bersama. Sebagai anak tunggal Padi adalah harapan keluarganya, ibunya seringkali berpesan kamu harus sukses Padi, kamu yang mengagkat derajat orang tua mu supaya tidak di hina orang sampai akhirnya kadang Padi bertanya dalam hati tentang arti makna sukses itu sendiri.
Padi baru duduk di bangku kelas enam sekolah dasar saat ibunya pulang sehabis membeli sayur mayur di kios mang Ujang
"Itu loh Romelah, anaknya masuk SMP favorit bangga benar dia. Kamu kalau bisa usahain masuk sama juga Di."
Setelah lulus sekolah dasar Padi mengikuti permintaan ibunya untuk mendaftar di SMP favorit tempat anak bulik Romelah belajar sesuai harapan ibunya dan beruntung ia diterima, tetapi saat makan malam ibunya berkata
"Anak Zainab masuk SMP 2 di kota sebelah katanya banyak artis masuk sekolah itu, kamu enggak bisa masuk kesana Di..?"
Sebagai anak tunggal yang menjadi harapan kedua orang tuanya Padi tumbuh dengan belajar menekan perasaannya, terlebih lagi sejak kecil ia selalu diajarkan untuk menuruti perkataan orang tua kalau tidak artinya Padi adalah anak durhaka.
Padi sudah belajar untuk menekan perasaannya dan berkawan dengan kata sabar sejak lama, jadi apa yang Arman lakukan terhadap pernikahan mereka hanya sebagian kecil kerikil yang menghantam laju airnya menciptakan riak tetapi tidak akan menahan Padi untuk terus hidup.
"Ini rok yang di cari bukan mba?" Padi melirik mba Inah dari pantulan cermin di hadapannya
" Iya mba Inah, tolong di setrikain ya sama sekalian tolong cariin kaus kaki panjang. Aku baru beli deh kemaren itu tapi kok enggak ada di laci ya."
"Lahdalah ya orang mba Padi enggak naro di lemari kok, itu kaus kaki saya liat di dapur hampir saya kira lap meja." Padi hanya tertawa mendengar gerutuan mba Inah yang memilih keluar untuk menyiapkan barang-barang yang di mintanya.
Padi memberikan sentuhan terakhir di bibirnya berupa lip gloss peach yang membuat bibirnya tampak mengkilat, di perhatikan sekali lagi pakaiannya atasan kemeja putih yang dilampisi vest rajut kotak-kotak, bawahan rok rempel di atas lutut dan terakhir kaus kaki sepanjang lutut dan sepatu kets putih,
Padi tampak lebih muda dengan dandanannya kali ini.
Setelah menyampikan totebag bergambar bebek kecil Padi mengambil handphonenya untuk mengirimkan pesan kepada seseorang kemudian pamit kepada mba Inah untuk pergi keluar
"Mba aku pergi ya, sore balik. Dadah!" Padi melambai riang pada mba Inah yang mengelus dada melihat majikannya yang berdandan ala anak sma padahal usianya tidak lagi bisa disebut remaja
To : Om-om kelebihan uang
Arman, jangan lupa jajan aku bulan ini ya. Oh sama jajan Mba Inah, dia bisa mogok masak kalau enggak di kasih jajan 😊 ngomong-ngomong ada barang yang mau aku beli, jajan aku bulan ini bisa dilebihin? Pleaseee….
***
Sweet Tooth di jam makan siang ini tampak ramai, nyaris semua meja di isi oleh maniak makanan manis, riuh tawa pengunjung mengiringi suara bagian kasir yang bersautan menyebutkan pesanan baru para tamu yang terus berdatangan. Padi berhasil mendapat meja di samping jendela besar di sudut ruangan, tempatnya jauh dari keramaian tetapi memiliki pencahayaan yang pas.
Disukai oleh Padianjani dan 50 lainnya
Padianjani Juara banget cupcakenya, sampe pengen nangis @sweettooth_id
Lihat semua 10 komentar
Satriaaja oh bagus banget makan enak sendirian.. @Padianjani
senjarinjani sumpa cute banget yang megang kuenya, jadi apa tema cosplay hari ini? @Padianjani
Padi baru saja memposting foto selfienya sembari memegang cupcake yang dihiasi dengan krim warna warni, merasa cukup dengan handphonenya ia kembali mengambil kamera polaroid dari tasnya dan kembali bersiap mengambil beberapa gambar. Pertama Padi mengarahkan kamera untuk memotret interior kafe, kedua ia mengambil gambar cupcake dan terakhir gambar dirinya yang sedang menikmati cupcake favoritnya.
Padi baru menghabiskan seperempat cupcake di atas piringnya ketika ia mendengar namanya di panggil
"Padi..?" Padi masih mengenal yang namanya sopan santun walau ia lahir dari ibu bapak yang hanya lulusan sekolah dasar, jadi walau enggan di jawabnya sapaan basa basi perempuan dihadapannya
"Oh hai Ren.. sama siapa?"
Andai waktu bisa di putar kembali Padi lebih memilih mengabaikan Renata perempuan yang dinikahi suaminya tiga bulan lalu, madunya. Renata tidak menjawab pertanyaan Padi perihal dengan siapa perempuan yang sangat mementingkan jumlah kalori yang masuk dalam tubuhnya sehingga menghindari makanan manis itu datang ke Sweet Tooth, karena tidak lama setelah Padi bertanya, Arman muncul membawa beberapa kotak kue.
"Oh hai Ar."
"Di.. kamu disini?" Padi benci drama tapi sayangnya Arman dan Renata memaksanya melakoni drama murahan sekarang
"Hmm.. aku penasaran sama Sweet Tooth katanya cakenya enak. Aku pencita makanan manis, inget kan?"
"Oh, kamu pecinta makanan manis Di? Pantesan aku tiba-tiba ngidam pengen makanan manis, kayaknya anak aku nanti mirip kamu deh."
"Ren!"
"Oh Arman udah kasih tau kamu kan Di? Aku hamil. Kalau dihitung dari tanggal terakhir menstruasi udah tiga bulan, ibu udah heboh bukan main sampai buat selametan tapi Arman bilang kamu enggak bisa datang."
"Hmm iya, agak enggak enak badan, ya obatnya ini makanan manis." Padi menunjuk cupcakenya yang baru dimakan seperempat, Padi menatap Arman yang sibuk membuang pandangan ke arah lain, Armannya begitu dulu Padi mengklaim kepemilikan atas suaminya.
Padi mendengarkan cerita Renata tentang bagaimana awal mula madunya itu mengetahui kehamilannya, tentang bagaimana Ibu Galuh yang agung amat sangat bahagian dan melarangnya melakukan pekerjaan berat dan tetang bagaimana Arman menjadi suami siaga yang sigap memenuhi keinginan si jabang bayi. Di tengah cerita Renata mendapat telefon dari Ibu Galuh yang khawatir dengan keadaan menantunya yang menurutnya sudah terlalu lama berada di luar dan meminta menantunya itu untuk cepat pulang.
"Ya ampun ibu, aku baru pergi sebentar padahal ahaha." Padi menahan diri untuk tidak memutar bola matanya mendengar kalimat Renata karena kenyataannya mereka sudah menghabiskan waktu berjam-jam di meja yang sama.
"Pulang ya Di, eh atau kamu mau bareng aja? Kerumah ibu dulu nanti baru ke apartemen kamu bareng Arman. Hari ini giliran Arman disana kan?"
"Oh enggak usah, duluan aja aku masih mau nyobain makanan disisni. Lagian katanya makin malam makin seru disini."
"Oke Di, see ya!"
Padi hanya memberikan senyum kecil kepada dua orang yang melangkah pergi meninggalkan mejanya, sepanjang pembicaraan mereka Padi menyadari tatapan Arman terus terarah kepadanya mungkin laki-laki itu heran kenapa istrinya ini bergaya ala anak SMA. Padi kembali mencoba menikmati cupcake di piringnya, sepertinya Sweet Tooth tidak seenak review di internet karena cupcake yang Padi makan sekarang terasa hambar dia akan mereview ini bersama teman-teman onlinenya nanti.