Di kegelapan yang tak ada cahaya sedikitpun , Dillon tenggelam.
" Dimana aku ? , Siapapun tolong aku ! "
Lalu terlihat sosok yang bercahaya menatapnya , rambutnya hitam panjang sepinggang yang tebal bergelombang , kulitnya yang putih , dan tangannya yang halus mengingatkan nya pada sosok yang dirindukan.
" Ah.. Ibu tolong aku Bu ! " Teriaknya sembari melambaikan tangan nya ke depan .
Namun sosok itu hanya menangis lalu meninggalkannya.
" kenapa Ibu hanya menangis dan meninggalkanku ? " Teriaknya
lalu terlihat dua sosok bercahaya yang tak asing , mereka adalah sahabat nya sejak kecil.
" Ah.. Kane , Bruyne tolong aku !! "
" Dasar iblis " Jawab dua sosok itu lalu meninggalkannya.
" Lagi !! , kenapa kalian meninggalkanku ! " teriaknya.
Lalu banyak sosok yang muncul dan berkata .
" Lebih baik kamu mati Iblis !! "
" Pangeran yang terkutuk !!! "
" Kalo saja kamu tak ada ! , benua ini akan damai ! "
" Pergilah ke neraka !! "
lalu semua sosok itu menghilang.
" Jadi aku tak pantas hidup ? , karena aku Iblis !!, dan karena aku tak tau apapun ! " teriaknya.
Lalu muncul sosok lain yang tak asing tepat di sampingnya dan berbisik.
" Kau hanyalah manusia ! "
" 'Ah...Stella tolong aku , kamu pasti menolongku kan ? "
" Kita tak bisa bersama Dillon , kita di takdir kan untuk menjadi musuh , kau yang tak tau apapun sungguh membuatku muak ! "
Jawabnya lalu perlahan menghilang.
" Lagi !, lagi ! ,dan lagi !!! , semuanya menghilang dan tak ada yang menolongku ."
" Kenapa ? , karena aku punya kekuatan ini ? , karena aku lemah dan tak tau apapun ? , "
[ Kenapa kau berharap di tolong orang lain ? , padahal kau sendiri menolak keberadaan mu sendiri .]
" Siapa kau ? " tanya Dillon sembari menoleh ke kanan dan kiri untuk mencari sosok yang berbicara.
[ Aku adalah sisi yang di tolak olehmu ! ] Jawabnya.
Lalu muncul lah sosok itu tepat di depan nya , itu adalah sosok yang tak asing , namun sedikit berbeda , sosok itu sama dengannya namun rambutnya tak berwarna hitam , melainkan warna putih dengan di balut aura hitam yang mengitari tubuhnya.
" Kau juga muncul pada saat aku melawan kepala Akademi, apa maksudmu dengan sisi lain ku ? " Tanya Dillon .
[ Bisa di bilang begitu , Aku adalah perwujudan dari kekuatan lahir milikmu ] jawab sosok itu.
" Perwujudan kekuatanku ? , kenapa kau bisa berwujud ? " Tanya Dillon lagi.
[ Karena kau yang menolak keberadaan ku ! , dalam hatimu dan pikiranmu kamu tak menginginkan kekuatan ini , lalu menyebabkan kekuatanmu terbagi dan lahirlah aku ! ] , jawabnya dengan raut muka marah.
" Jadi begitu , aku menolak keberadaan mu , maafkan aku ! " Jawabnya dengan menundukkan wajahnya , menunjukan raut muka menyesal .
Sisi lain dirinya menghela nafas lalu berkata ,
[ Apa yang kau lakukan selama ini , setelah kau menolak bagian dari dirimu sendiri , kau bahkan di perlakukan seperti sampah oleh mereka , aku tak menerimanya ! , padahal tinggal hancurkan saja mereka . ] Teriak sisi lain dirinya dengan raut muka sangat marah.
"Jadi bukan hanya orang lain yang menolak keberadaan ku , bahkan aku sendiri pun menolak sebagian dari diriku , aku sungguh menyesal ! " Jawab Dillon sembari memeluk sosok lain dirinya.
[ Jangan kira setelah kau menyadarinya , aku akan kembali padamu !! ] , Jawab sosok lainnya, sembari mendorong nya dan melepaskan diri dari pelukan.
" Maafkan aku ! , kau begitu kesepian selama ini , aku takkan membiarkanmu kesepian lagi, jadi ayo kita lakukan bersama - sama ! , menjadi Raja dan menghancurkan mereka semua ! " Jawab Dillon sembari memasang raut muka sedih di hiasi kedua mata yang berlinang.
Lalu air mata mengalir deras dari sosok lain dirinya lalu berkata sembari menangis ,
[ Aku sungguh kesepian , aku bahkan di benci oleh diriku sendiri , dan aku membencimu yang terlalu lembek pada mereka yang memperlakukan kita seperti sampah , dan kita terus di khianati oleh orang yang sangat berharga , itu semua karena kau terlalu baik dan lemah. ]
lalu Dillon memeluk sosok lain dari dirinya sekali lagi lalu berkata ,
" Ayo kita cari tau alasan mereka memperlakukan kita seperti ini bersama - sama ! , da jika alasan mereka tak layak , kita hancurkan saja mereka "
[ Kau yakin bisa membunuh Ibumu dan orang yang kamu cintai ? , jika alasan mereka tak layak ? ] ,Tanya sosok dirinya yang lain sembari menatap tajam mata Dillon .
" Aku akan menghancurkan mereka yang tak layak berada di dunia ini, bahkan jika itu Ibu atau Stella sekalipun ! " Jawab Dillon dengan tatapan yang menyala dan penuh keyakinan.
[ Aku suka tatapan itu , kenapa baru sekarang ? , baiklah kita akan melakukannya ! ] Jawab sosok lain Dillon lalu tubuhnya berubah menjadi aura hitam dan mulai memasuki tubuh Dillon secara perlahan , dalam proses penyatuan setengah rambut Dillon berubah sebagiannya menjadi warna putih ,lalu sebelum penyatuan mereka selesai , mereka berkata secara bersamaan ,
" DI DUNIA YANG PENUH DISKRIMINASI DAN KEJAHATAN , AKU AKAN MENJADI HUKUM DAN MENGUAK SEGALA KEJAHATAN DI DUNIA INI , AKU AKAN MENGHANCURKAN SIAPAPUN YANG TAK LAYAK DI DUNIA INI , TIDAK ADA KEBAIKAN UNTUK ORANG YANG JAHAT , TIDAK ADA TOLERANSI UNTUK MEREKA YANG JAHAT, AKU TAK BUTUH PERTOLONGAN SIAPAPUN DAN DARI SIAPAPUN , AKU AKAN MENJADI HUKUM YANG ABSOLUT DAN MENJADI RAJA "
Lalu mereka menyatu sepenuhnya , rambutnya yang hitam berubah sebagian menjadi putih , lalu matanya yang merah menyala dan polos , menjadi lebih tajam dari sebelumnya dan terlihat penuh keyakinan dan tekad .
*
Sebulan setelah pertarungan di istana , di sebuah ruangan tengah markas pasukan revolusi , ada lima orang yang sedang duduk dan berbincang.
"Pangeran sialan itu belum sadar juga udah sebulan , padahal aku pengen tendang bokongnya " Kata Katherine sembari memukulkan telapak tangan kanan nya ke meja beberapa kali , memasang raut muka kesal.
" Katherine jangan begitu , aku udah capek - capek menyembuhkan lukanya ! " Balas Aisha sembari mengacungkan jarinya ke Katherine lalu menatapnya tajam.
" 'Argh...Gara - gara pangeran bodoh itu , tuan Leon kehilangan tangan kirinya sebulan yang lalu Aisha , kamu emang gak kesal sama pangeran bodoh itu " Jawab Katherine sembari memasang raut muka marah.
" Katherine , jangan pukul - pukul meja ! " Suruh wanita berambut pirang panjang sebahu yang menggunakan pakaian pelayan sembari mengeluarkan aura membunuh, ia menyipitkan matanya menatap tajam katherine .
" 'Eh... maafkan aku tak sengaja Kak Iris . " Jawab Katherine memasang raut muka ketakutan dengan keringat dingin di wajahnya sembari menghindari tatapan tajamnya .
" Baiklah , jangan di ulangi lagi ya Katherine ! Jawab Iris sembari memasang senyum dengan mata yang terpejam namun mengeluarkan aura yang menakutkan.
" Iya ka Iris aku takkan mengulanginya lagi ! " Jawab Katherine sembari menundukkan kepalanya .
' Kak Iris menakutkan ' batin Katherine.
" 'Pftt... makanya kamu jangan usil Katherine !" Balas Aisha sembari telapak tangan kanan menutupi mulutnya untuk menahan tawa namun suara tawanya masih terdengar .
Lalu tiba - tiba seorang lelaki muda berambut hijau pendek dengan model rambut belah tengah dan memakai kacamata masuk ke dalam ruangan dengan tergesa - gesa lalu berteriak ,
" Tuan Leon , ada ledakan di kamar yang di tempati Pangeran itu .
" Apa kau bilang ? ,ayo kita bergegas kesana !" Jawab Leon sembari berlari untuk ke kamar tempat Dillon berada lalu semua orang mengikuti Leon.
' Tak mungkin tempat ini sudah ketauan oleh kerajaan ! ' Batin Leon
Lalu Leon sudah berada di depan pintu kamar Dillon berada , namun pintunya sudah hancur menjadi kepingan kecil di lantai, lalu Leon memasuki kamar itu dan yang lainnya mengikutinya.
Lalu terlihat ruangan yang berantakan , serpihan kaca , dan barang - barang yang berada di dalam kamar itu terpecah menjadi kepingan kecil dan berserakan di lantai , lalu ada sosok yang tak asing namun tampak sedikit berbeda, yang sedang berdiri dan menatap keluar jendela yang sudah rusak , rambutnya yang berwarna hitam dan putih yang lebih panjang dari sebelumnya tertiup angin dari arah jendela , sosok itu mengeluarkan aura menakutkan namun terasa hangat.
" Leon , di luar sana banyak sekali manusia yang tak layak, aku harus menghukum mereka bukan ? " Kata Dillon sembari menunjuk keluar jendela dengan sorot mata penuh tekad namun terasa kosong.
.
.
.
Bersambung....