Chereads / PANGERAN YANG DIKUTUK / Chapter 8 - Rahasia Dan Senjata

Chapter 8 - Rahasia Dan Senjata

Di markas pasukan revolusi , Dillon yang baru bangun dari tidurnya selama sebulan karena terluka lalu pingsan saat pertempuran di istana, sedang menatap ke luar jendela .

" Sepertinya aku tanpa sadar menggunakan kekuatan Telekinesis hingga kamar ini berantakan , sungguh menyusahkan " batin Dillon .

Jangkauan kekuatan Mind Reader sudah meluas , bahkan Dillon bisa membaca pikiran yang di luar ruangan yang cukup jauh, fisik dan kekuatan nya jauh lebih kuat dari sebelumnya.

Lalu Leon dan yang lainnya masuk ke dalam ruangan dengan raut muka panik.

" Leon , banyak sekali manusia yang tak layak di luar sana , bukankah aku harus menghukumnya ? " Kata Dillon dengan tatapan mata penuh tekad namun terasa kosong.

Leon menghela nafas lalu berkata ,

" Aku kira ada yang menyerang , apa yang sebenarnya terjadi padamu ? , hingga ruangan berantakan seperti ini ? "

Lalu tiba - tiba seseorang menyerang Dillon dengan di lapisi armor petir , dia mencoba memukul wajah Dillon dengan kecepatan yang tinggi sembari berkata,

" Kau yang harus di hukum terlebih dahulu , pangeran bodoh ! "

" Apa yang kau lakukan Katherine !! " Teriak Aisha dengan raut marah.

Namun Dillon sudah membaca apa yang hendak ia lakukan , Dillon mengelak sesaat sebelum dia melayangkan pukulannya sembari menatap matanya, lalu Dillon menendang kaki nya , hingga ia terjatuh dan menabrak lantai , lalu Dillon mengacuhkan Katherine dan berkata ,

" Tuan Leon , ayo kita berkumpul di ruangan yang lebih layak , kita harus segera bergerak , ada banyak hal yang harus di bicarakan ! " Kata Dillon sembari melangkah menghampiri Leon.

" Ya kau benar Dillon , maafkan aku atas ketidaksopanan Katherine tadi Dillon ! " Jawab Leon sembari menunduk .

'Apa yang terjadi padanya , dia jauh berbeda dari sebelumnya , bahkan aku merasa segan terhadapnya ! ' Batin Dillon

" Hei.. Katherine kenapa kamu malah bermalasan di lantai ! , ayo cepat bangun dan minta maaf ke Dillon !! " teriak Aisha sembari memasang raut muka marah sembari menyilang kan kedua lengannya.

Namun Katherine hanya terdiam dan tak kunjung bangkit dari jatuhnya.

" 'Ah.. Katherine mungkin tak bisa bergerak untuk saat ini , karena barusan aku menggunakan Mind Ilusion, saat menatap matanya ! " Kata Dillon sembari memasang raut muka dingin.

" Kekuatan apa itu ? , ' ah.. yang lebih penting Aisha tolong bantu Katherine ! " Jawab Leon sembari merinding mendengar apa yang Dillon katakan.

' Apa - apaan dia itu , Katherine adalah Rank A yang sudah sangat berpengalaman , namun dikalahkan dalam sekejap ' Batin Leon sembari keringat dingin keluar dari wajahnya dan memasang raut muka terkejut sekaligus merinding.

Sedangkan yang lainnya hanya melihat dan terdiam merinding dengan apa yang sudah terjadi.

" Baik Tuan Leon ! " Jawab Aisha lalu menghampiri Katherine yang sedang terkapar di lantai.

Lalu Aisha membalikan badan Katherine dan memeriksanya, katherine terlihat masih sadar , namun matanya seperti habis melihat hal yang sangat menakutkan , dan badannya bergetar menggigil lalu keringat keluar sangat deras di tubuhnya , seakan Katherine telah melihat sesuatu yang mengerikan.

" Apa yang kau lakukan pada Katherine ? " Teriak Aisha dengan nada tinggi sembari menatap tajam Dillon.

" Tenang saja Aisha , dia hanya terkena ilusi , dan itu tak mengancam nyawanya , dalam waktu dekat dia akan segera sadar , lebih baik ia di bawa ke tempat istirahat , aku melakukan itu agar dia tak mengganggu pembicaraan ! " Jawab Dillon .

" Aisha , tolong bantu katherine dan bawa dia berbaring di kamarnya , Itu memang salahnya menyerang Dillon terlebih dahulu ! " Kata Leon dengan raut muka serius , lalu ia menghela nafas lalu ia melanjutkan dan berkata ,

" Untuk Dillon lebih baik , anda membersihkan diri dan berganti pakaian terlebih dahulu , setelah itu aku dan yang lainnya akan menunggu di ruang rapat . "

Dillon lalu melihat apa yang sedang ia kenakan , karena sudah terlalu lama tertidur pakaiannya seakan menjadi lebih kecil dan agak kotor , Dillon telah tumbuh lebih tinggi dalam waktu sebulan .

" Benar yang kamu katakan Tuan Leon , tapi aku tak membawa pakaian untuk ganti serta barang apapun ." Jawab Dillon

" Aku sudah mempersiapkan semuanya Dillon , Iris tolong bantu Dillon untuk mengambil pakaian yang sudah di siapkan ! " Suruh Leon .

" Baik Tuan ! " Jawab Iris sembari membungkuk kan badannya dengan elegan , lalu melanjutkan dan berkata kepada Dillon ,

" Mari ikuti saya , TUAN DILLON !!! , " sembari melangkah keluar ruangan menuju ruangan lain yang sudah dipersiapkan untuk Dillon , berbeda saat berbicara dengan Leon terasa penuh kasih sayang , dan sangat sopan , saat menyebut nama Dillon , Iris mengatakannya dengan nada tinggi dan sinis terhadap Dillon .

" Sungguh menyusahkan menghadapi wanita ini , karakteristik nya sangat berbeda saat berbicara dengan orang selain Leon " mungkin itu yang akan di pikirkan Dillon dulu , namun Dillon yang sekarang tidak memperdulikan perilaku Iris terhadapnya, Dillon hanya membalas dengan raut muka yang dingin , lalu mengikuti Iris yang sedang menuntunnya.

Mereka berdua berjalan tanpa pembicaraan apapun dan sudah sampai di depan pintu ruangan itu , lalu Iris berkata ,

" Ini ruangannya , semuanya sudah di persiapkan di dalam , TUAN DILLON ! " , dengan nada yang tinggi dan sinis .

" Terimakasih Kak Iris ! " Jawab Leon lalu hendak membuka pintu .

Lalu Iris hendak pergi ke tempat rapat , namun Dillon yang hendak memasuki ruangan lalu berkata ,

" Kak Iris suka kepada Tuan Leon kan ? , namun kejadian di masa lalu yang Tuan Leon tak ketahui ,membuatmu tak berani untuk mengungkapkannya , maafkan aku membaca pikiranmu , aku tak sanggup menahannya , kekuatan itu keluar dengan sendirinya , Apa kak Iris juga ingin tau perasaan Leon ? .

Iris yang hendak pergi menghentikan langkahnya saat mendengar Dillon , wajahnya seketika memerah , lalu ia membalikan badannya dan kembali menghampiri Dillon dengan raut muka marah dan menatap Dillon dengan tajam lalu berkata ,

" Dasar iblis, jangan beritahu siapapun tentang itu ,atau aku akan membunuhmu bocah !"

" Aku sudah terbiasa di panggil iblis , tapi Kak Iris kau harus menjaga perilaku mu di hadapan calon kaisar , tenang saja aku takan memberi tahu siapapun jika kak Iris berperilaku dengan baik ! " Jawab Dillon

' Dasar iblis , aku tak punya pilihan lain , aku akan mengikuti kemauannya meskipun terpaksa , jika ada kesempatan aku akan membunuhnya ! ' batin Iris

" Jangan lupa Kak Iris , aku bisa membaca pikiran mu saat ini , baiklah apa yang akan di pikirkan Tuan Leon jika ia mengetahuinya , aku jadi penasaran ! " Kata Dillon dengan memasang senyum jahat lalu beranjak masuk ruangan .

Namun iris menarik lengan Dillon dan menghentikannya ,

" 'Ah.. Tuan Dillon aku minta maaf , aku berjanji Takan membunuh mu , aku akan menuruti apapun keinginan Tuan Dillon , aku mohon jangan beritahu Leon !! " jawab Iris dengan raut muka ketakutan dan tatapan mata yang berkaca - kaca.

" Begitulah seharusnya Kak Iris, tenang saja, aku takan memberitahu Leon atau siapapun ! , jadi tolong bisakah lepaskan tanganku ! " Jawab Dillon sembari menunjuk tangan Iris yang memegang lengannya ,

Muka iris memerah saat menyadarinya , lalu iris melepaskan genggaman lengannya dan berkata ,

" 'Ah... maafkan aku tuan Leon ! , lalu apa yang Tuan Dillon ingin aku lakukan ? " Jawab Iris lalu bertanya sembari membungkukkan badannya.

' Jangan - jangan dia ingin tubuh ku ? , tapi aku hanya bisa menurutinya ,dasar iblis !! ' batin Iris sembari memasang raut muka senyum yang di paksakan.

" Aku tak tertarik pada hal itu , sudah kubilang kan aku bisa membaca pikiran mu Kak Iris , Kau hanya perlu bertingkah baik terhadapku , itu saja sudah cukup !! " Jawab Dillon lalu meninggalkan Iris dan memasuki ruangannya.

' Ah.. aku kena lagi kekuatan itu ! ' batin Iris sembari lengannya memegang kedua pipinya, Iris merasa sangat malu dan wajahnya memerah .

Lalu Iris pergi dengan rasa kesal sekaligus malu sembari bergumam,

" Apa - apaan pangeran iblis itu , tak tertarik pada tubuhku , argh... itu membuatku sangat kesal , dan aku lupa menanyakan perasaan Leon , sungguh aku baru pertama kali di permalukan seperti ini ! "

*

Lalu Dillon yang sudah masuk ke ruangan membuka semua pakaiannya dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri .

" Aku akan mengerahkan segalanya untuk perubahan , bahkan jika harus berbuat licik sekalipun , Iris wanita itu sangatlah kuat , dia tak menyukai keberadaanku , mungkin aku akan mati jika bertarung dengannya , aku harus mengendalikan nya terlebih dahulu agar bisa berpengaruh di pasukan revolusi , aku tak punya pilihan dan menggunakan rahasianya sebagai senjata untuk mengendalikannya .

.

.

.

Bersambung....