"Aku ingin jujur. Akhir-akhir ini kemeja mu selalu tercium bekas parfum perempuan lain." Liana mengaku. Arlan seperti terkejut mendengar pengakuan dari Liana, lelaki itu dengan pintar menormalkan ekspresinya.
"Untuk aku bersama perempuan lain? Pekerjaanku di kantor sangat banyak dan jadwal padat Liana. Jangan berpikir kotor tentang suami mu ini." Arlan melepaskan kontak mata dengan Liana, lalu segera menaruh tas. Namun, batin Liana tidak bisa dibohongi karena terlihat jelas Arlan seperti terkejut.
"Aku hanya bertanya. Mana mungkin parfum sekertaris mu seperti ini, ah sudahlah. Aku akan menyiapkan air hangat untukmu." Liana malas melanjutkannya. Respon Arlan seperti tidak memiliki rasa bersalah apapun padanya.