Untuk Andrei tidak ada salahnya selagi kita bisa membagi waktu untuk yang lain. Pekerjaan akan ia lakukan setelah kuliah beres tapi Papa nya terus saja mendesak sehingga Andrei agak kesal. Pewaris perusahaan bukan cita-citanya, yang penting dia bekerja menghasilkan uang bukan jabatan.
Ketika sedang memilih komik ia tak sengaja bertemu dengan Amel tengah asik memilih membaca komik sambil mengemut permen. Niatnya mau negur tapi keduluan Amel yang langsung menoleh ke arah Andrei. "Eh kak Andrei, bau parfumnya astaga sampe aku hafal deh." ujarnya.
"Masa ... Padahal saya mau nyapa kamu," kata Andrei diiringi senyum tipis.
Amel tak menyangka kalau Andrei senyum semakin tampan, ganteng, dan berdamage. Kepincut senior? Duh rasanya Amel tahu diri kalau dirinya tidak pantas memiliki good boy seperti Andrei ini. Anak nakal sepertinya cocok dengan bad boy atau fucekboy karena akan seimbang. Tapi masa iya, Amel seburuk itu kah dia?