Chereads / The Legend Of Seven Star Knights / Chapter 11 - Perang Bintang ke Enam

Chapter 11 - Perang Bintang ke Enam

"Masih perlukah aku bertanya atas sesuatu yang sebetulnya sudah ku ketahui jawabannya? Kenapa berbeda jadi hal yang sangat menakutkan sekarang? Bisakah aku kembali dengan utuh seperti saat awal aku memutuskan untuk pergi? Sanggupkah aku untuk melangkahkan kakiku saat aku mengetahui diriku akan terluka jika aku beranjak dari tempat semula?

Bisakah aku menemukan jalan memutar untuk itu? Benarkah aku akan kembali bertemu denganmu teman masa kecilku? Kenapa bayangan masa lalu selalu saja membuatku menjadi penimbang untuk masa depan? Kalau kamu bisa masuk seharusnya kamu bisa keluar, bukankah seperti itu kausalitasnya? Katakan padaku apa saja pertanyaan yang selalu berujung retorik?

Bisakah kau menjadi pembangkitku saat aku terjatuh nanti? Banyak hal yang ingin aku tanyakan saat aku kembali nanti, aku terus berjalan menyusuri cerita yang disebut hidup. Hatiku masih bercokol pada masa yang sama, peristiwa yang sama pula. Bintang masihkah kau di tempatmu? Aku selalu ingat satu buah lagu saat aku masih merasakan tanganku mampu untuk menggenggam apapun yang aku inginkan, lagu itu bercerita

🎶I've been working hard so long, seems like pain has been done so wrong. My fragile hearts been done so wrong. I wondered if I'd ever heal again. Ohh just like all the seasons never stay the same, all around me I can feel a change. I will break these chains that bind me, happiness will find me. Yaa of course, I am believe happiness will find me leave the past behind me. Today my life begins....🎶"

Para serigala Orion pun datang dengan jumlah pasukan yang cukup besar, ada 2 pasukan yang kini Viona dan Samanta lihat. Pasukan orion dan pasukan bintang sahabat mereka sendiri "Juna....." kata Samanta lirih sambil memandang ke lima sahabatnya yang hanya menatap ke arah mereka dengan tajam. "Kita bertemu lagi Viona, Samanta. Aaahhh!!!!! Nampaknya kalian kekurangan personil. Apakah mungkin kalian bisa mengalahkan kami?" ledek Victor.

"Dan rupanya kalian sudah sadar kalau kalian berada di dunia bintang sekarang?" tanya Ara "Kalian terlalu banyak taktik sampai membawa murid AKALA segala, ke dunia ini." kata Viona "Well kami memang suka bermain - main apalagi, mempermainkan orang seperti kalian." kata Victor "Jadi dengan keadaan kalian yang seperti ini apa kalian bisa mengalahkan kami?" ejek Tetra "Sangat mudah." Kata Viona "Kurang ajar!! Sombong sekali kau ha!" bentak Tetra.



"Hei!! Dari pada kalian hanya bisa mengejek kami, cepat lawan kami dan bebaskan sahabat kami." Kata Viona "Ahahah!!!! Bebaskan kamu bilang? Justru kami akan memanfaatkan mereka sebagai boneka kami untuk menyerang kalian." Kata Daniel "Licik! Apa kalian takut kalau kami akan mampu mengalahkan kalian apabila kami bergabung ha!! Ahahah dasar payah!" kata Viona. Tunggu.... ada apa dengan Viona? Tak biasanya dia membalas ejekan musuh. Kenapa Viona sangat berbeda sekarang? Kata Samanta dalam hatinya yang hanya bisa tertegun melihat Viona yang sekarang.

"Aisshhh!!! Jangan banyak cincong kamu, sekarang lawan mereka berlima kalau kalian bisa!" kata Victor. Pertempuran pun dimulai, bintang dengan bintang. Mereka berdua tak dapat menghindari pertempuran itu, walau harus melawan sahabat mereka sendiri itulah yang harus mereka hadapi. Samanta sangat berharap ke lima sahabatnya cepat sadar "Sherin, Vera, Farel, Revan, Juna!!! Sadarlah ini kita sahabat kalian!" Teriak Samanta dalam pertempuran "Mereka tak akan mendengarkan kamu Sam." Kata Kaivar.

Samanta hanya bisa menangis karena harus melawan sahabatnya sendiri. "Samanta.... hati mereka belum mati. Yang mati hanya pikiran dan jiwa mereka. Ketika kamu mampu menghidupkan hati mereka lagi mereka akan sadar. -Tapi bagaimana caranya, mereka saja tak bisa mendengarku? -Hati Sam hati...." Samanta mencoba berpikir di sela-sela pertarungan sampai akhirnya dia hilang fokus dan terkena serangan dari Vera "Aaaa!!!!!" teriak Samanta. Viona sendiri hanya bisa terkejut melihat darah segar keluar dari hidung Samanta.

Viona tak bisa berbuat banyak, ia juga harus melawan bintang yang lain, ia selalu percaya bahwa Samanta bisa mengatasi semuanya. Samanta yang masih mengerang kesakitan pun hanya bisa pasrah melihat Vera mendekatinya dan akan mengayunkan pedangnya, pedang para bintang yang lain pun tak bisa Samanta ambil karena para bintang sudah menyatu dengan pusakanya masing-masing.

"Ve.... kamu bukan orang jahat. Kamu sahabatku, apabila dengan membunuhku bisa menyelesaikan semuanya lakukanlah, jangan pernah menyesal karena telah melukaiku ketika kamu sadar nanti, aku bangga pernah jadi sahabat kamu. Jangan lupain aku, aku sayang kalian semua. Ku mohon sadarlah Ve...." kata Samanta yang mencoba ber-telepati dengan Vera, saat Vera mengayunkan pedangnya ke atas Vera merasa sakit di bagian kepalanya, bayangan-bayangan masa lalu mulai mencoba merasuki kepalanya.

Samanta yang melihat Vera seperti itu pun hanya bisa berharap Vera akan sadar, lambat laun Vera mulai menampakkan sosok dirinya yang asli dan akhirnya "Sam...." kata Vera lirih, Vera pun tersenyum ke arah Samanta dan mengucapkan terima kasih lewat hatinya. "Sekarang ayo kita sadarkan sahabat-sahabat kita." Kata Samanta, Vera pun mengangguk paham sekarang menjadi 3 melawan 4. Kaivar yang mulai menyadari para bintang sudah mulai sadar pun memerintahkan para serigala Orion yaitu Tetra, Ara, Daniel dan Victor untuk pergi menyiapkan rencana B.

Di lapangan hanya tersisa Kaivar seorang yang masih setia menemani pertempuran mereka, sampai akhirnya semua Bintang pun sadar. "Kalian memang luar biasa, bisa menyatukan hati begitu kuat menjadi satu kesatuan. Aku iri pada kalian. Tapi pertempuran yang sebenarnya bukanlah disini." Kata Kaivar yang kemudian menghilang "Kemana perginya si berengsek itu!?" tanya Revan.

"Ini hanya jebakan, untuk mengulur waktu kalian, cepat pergilah ke tempat pertempuran Sam. Aku akan membuatkan terowongan teleportasi agar kalian bisa menuju kesana, ini hanya jebakan untuk mereka mengulur waktu kalian disini. Cepat masuklah ke terowongan itu!" Kata suara misterius itu lagi. "Ayo sekarang kita pergi kesana!" ajak Samanta.

Para bintang pun segera bergegas untuk menuju ke medan pertempuran. Sesampainya disana mereka hanya merasa ada keganjalan, begitu sepi dan tak ada yang sedang bertempur sekalipun.

"Tunggu! Tadi kita di sekolah, sekarang kita ada dimana sih?! Bingung aku tuuuu!!" Gerutu Revan "Yang tadi adalah duplikat dari dunia kita yang kita sebut dunia bintang, sekarang kita berada di sisi lain dunia bintang. Ini tempat pertempuran yang sebenarnya." jelas Viona "Lalu dimana tubuh kita yang asli Vi?" tanya Farel "Iya benar bukankah jika kita memasuki dunia bintang, hanya jiwa kita yang bisa menembus dunia ini, sedangkan raga kita yang asli ada di suatu tempat?" sambung Sherin.

"Kalian benar, tubuh asli kalian berada di ruang tengah rumahku, di bumi. Kita sudah bertapa semenjak hari dimana aku masuk sekolah, kalian masih ingat kan waktu itu datang ke rumahku saat aku menjelaskan kembalinya aku setelah hampir 7 bulan aku menghilang?" tanya Viona "Astaga!!! Kenapa kita bisa lupa yah?" tanya Revan "Mungkin karena kita sudah cukup lama bertapa dan merasa dunia ini seperti nyata." jawab Viona

"Jadi kejadian - kejadian yang kita alami di sekolah, sebenarnya terjadi disini? Gitu maksud kamu?" tanya Vera "Yap! Kamu benar Ve." kata Viona "Yang aku bingungkan kenapa murid AKALA juga bisa ikut masuk ke dunia bintang Vi?" tanya Arjuna "Itu di luar perkiraan kita, aku pun awalnya bingung kenapa mereka bisa ikut, namun setelah aku selidiki, Kaivar dan serigala Orion yang lain telah datang ke sekolah saat kita semua sedang berkumpul di rumahku. Mereka menyihir semua warga AKALA untuk dapat masuk ke dunia bintang." jawab Viona

"Jadi Orion membuat mereka ikut ke dunia kita agar kita tidak sadar bahwa sebenarnya kita sudah di dunia bintang, karena adanya mereka begitu?" tanya Samanta "Kamu benar Sam." jawab Viona. Sungguh hal yang tidak mereka duga sama sekali, bahwa strategi yang dilakukan musuh mereka dirancang begitu apik. Mereka masih menunggu kedatangan musuh mereka di tempat itu, sunyi dan berantakan itulah yang terjadi di tempat itu.

"Apa kau tak takut Sam?" tanya Arjuna "Aku tak akan pernah membiarkan ketakutan itu menguasaiku Jun, kita pasti bisa. Trust me." Kata Samanta.



Kini para bintang telah sampai pada medan pertempuran. Perang bintang ke enam akan segera dimulai. Para bintang pun telah bersiap dengan formasi mereka dan pedang masing-masing, sedangkan jiwa mereka yang asli sedang bertapa untuk fokus secara penuh. Di tempat pertempuran mereka sedang menunggu kedatangan sang musuh.

"Aaaahh!!! Lama nih mereka, ngaret banget kaya jam Indonesia aja." Kata Revan "Emang lo pikir kita hidup dimana?" tanya Farel "Hehehe!! Sory-sory gue lupa, lagian masa iya kita yang nunggu musuh. Tapi gue pengin tanya deh, kalo kita bertapa semenjak hari dimana Viona kembali, emang kita ngga kelaperan yah sampe sekarang?" tanya Revan "Wkwkw tenang aja Van, tubuh kita akan baik - baik saja, karena Tuhan melindungi kita dengan kuasanya." jawab Viona,Revan pun menghela nafas lega.

"Kita mungkin bukan sedang menunggu, tetapi kita sedang dimata-matai. Celetuk Samanta yang merasa ada yang tidak beres "Tidak mungkin musuh menunggu kita, mereka pasti sedang menyiapkan strategi untuk menyerang kita." Sambung Arjuna "Hahhh!!! Mereka itu emang licik ya." Kata Revan "Kalau bukan licik, bukan musuh namanya Van. Lagian lo kenapa sih ngga sabaran banget!" Kata Sherin "Iya emang lo ngga takut mati apa?" tanya Vera "Kalaupun gue mati, gue bangga kok karena udah jaga perdamaian antar galaksi bintang." Jawab Revan yang membuat semua bintang menujukan arah pandang mereka kepadanya

"Apaan! Ngapain kalian lihatin gue kaya gitu sih!? Udah udah nanti malah terpesona lagi wkwkw!" Canda Revan "Gue setuju sama lo Van." Kata Samanta yang kini kembali menatap ke arah depan. "Mereka datang Sam." Kata Farel yang mampu merasakan aura lain selain milik mereka. "Bersiap guys, inilah pertarungan yang sebenarnya." Kata Samanta. Kaivar pun datang dengan empat anggotanya, ia menatap ke arah bintang terutama ke arah Samanta. Ya seseorang yang ia cintai namun harus ia lawan di dalam medan pertempuran "Sam..." panggil Arjuna lirih



"Tak apa Jun, aku akan baik-baik saja." Kata Samanta meyakinkan "Aku selalu ada di dekatmu." Kata Arjuna.

"Kalian datang juga akhirnya, kami pikir kalian takut karena akan kalah." Kata Kaivar "Kami tak akan pernah lari dari takdir dan kenyataan." Jawab Samanta "Well, jangan sok jagoan. Kami tak datang hanya dengan jumlah segini. Pasukan Julivar! Pasukan Binda! Keluarlah!" kata Kaivar "Berlaku curang di awal tak akan pernah menang di akhir." Kata Arjuna. Para bintang pun sedikit terkejut saat melihat pasukan yang lain datang menyusul dan mengepung mereka dalam tiga sisi.

Dan mereka tak asing saat melihat Julivar, karena sebelumnya mereka memang pernah bertarung dan menyebabkan mereka kehilangan Viona. "Kita bertemu lagi bintang." Sapa Julivar "Hei sudah jangan sok akrab disini." Kata Revan dengan muka malas melihat sosok-sosok yang sedang mengepung mereka "Hei ngapain juga bawa-bawa hewan peliharaan hah! Mau gembala ya hehe!" Kata Vera memecahkan suasana.

"Asal kalian tahu Binda adalah pasukan Binatang Legenda, sayang kami hanya mendapatkan dua dari bintang serpens dan draco. Aries keburu bunuh diri karena takut kayanya hahaha!!!" ejek Daniel "Berengsek!! Jaga omongan lo ya!" bentak Revan "Lalu mana pemilik asli binda itu?" tanya Samanta curiga "Mereka kami manfaatkan di bawah pengaruh kendali kami, dalam arti kata mereka kami hipnotis. Mereka hanya akan mendengar perintah kami rasi bintang orion." jelas Kaivar

"Sam, sepertinya kita kalah jumlah dengan mereka. Kita tak bisa menandingi mereka kalau jumlah kita segini." Kata Sherin "Kalian tenang saja. Apa kalian lupa dengan perintah Sam kepada Zidan? Zidan pasti datang membawa bantuan." Sanggah Farel "Ya, Farel benar. Kita tak akan kalah dan mengorbankan perdamaian bintang untuk mereka." Kata Samanta.

"Mereka tak akan pernah datang, karena pasukan kami yang lain sedang menyerang mereka." Kata Kaivar "Tunggu! Jadi... kalian kesini hanya ingin mencegah kami datang ke medan pertempuran yang sesungguhnya? Shit!!! Kurang ajar kau Kai!!!" kata Revan yang langsung menyerang karena terbawa emosi "Revan!! Tunggu!!" teriak Samanta "Kita mulai guys. Serang mereka." Perintah Kaivar "Bintang lakukan." Perintah Samanta "Baik!" jawab mereka serempak dan langsung menyerang.

Pertarungan pun dimulai, Kaivar hanya melihat dari kejauhan dia merasa pasukan Binda tak akan berguna dalam pertempuran ini, jadi dia menyuruh Binda untuk menuju medan yang sesungguhnya. Namun Samanta yang menyadari hal itu langsung menyerang pasukan Binda sendiri. "Juna bantu Sam! Percayakan yang disini pada kami!" Kata Viona, Arjuna pun mengangguk paham dan langsung membantu Samanta "Kenapa kau selalu membahayakan dirimu?" kata Kaivar yang mencegah Samanta, belum sempat Sam menjawab, Arjuna langsung menggenggam tangan Sam dan mengajaknya untuk mencegah Binda dan mengatakan

"Dia harus menciptakan perdamaian jangan ganggu dia lagi, kau hanyalah masa lalunya dan aku yang akan menjadi masa depannya." Kata Arjuna dingin tak menatap sedikit pun ke arah Kaivar. Samanta hanya bisa terpaku melihat Arjuna yang menggenggamnya sangat erat seolah tak ingin membiarkan ia didekati oleh Kaivar, Kaivar pun hanya bisa berdecih dan mengejar mereka berdua. "Kali ini aku tak akan melepaskanmu lagi Sam, aku tahu mana yang aku pilih dan kini aku tahu siapa orbitku." Kata Arjuna yang masih setia menggenggam tangan Samanta.

Mereka berdua pun bekerja sama dalam menghadapi pasukan Binda. "Hei! Kalian tidak akan bisa menghadapi mereka! Mereka terlalu kuat!" kata Kaivar dari kejauhan, namun Samanta dan Arjuna tidak menghiraukannya "Hahhhh apa kali ini aku harus mengkhianati cintaku sendiri." Kata Kaivar pada dirinya sendiri. Pertarungan pun terus berlanjut, namun sepertinya kemenangan berpihak pada Orion. Satu per satu bintang mulai kewalahan karena jumlah mereka yang terbatas.

"Kita tidak bisa melawan mereka terus menerus, jumlah kita terlalu sedikit." Keluh Vera "Tenanglah pasti bantuan itu sebentar lagi datang." Kata Farel. Tak lama kemudian delegasi yang lain pun datang, namun bukan delegasi bantuan melainkan musuh pun mulai menambah kuota mereka. "Fear..." kata seseorang yang datang dari langit dan menjejakkan kakinya di medan pertempuran, seketika itu pula para bintang merasakan kesakitan yang luar biasa.

Sedangkan di jiwa asli mereka, mereka hanya sedikit bergerak merespon sakit itu. Para keluarga yang sedang menjaga mereka pun hanya biasa berharap - harap cemas, berdoa agar anak mereka tidak kenapa - kenapa. Sebelumnya Elezar sendiri telah memerintahkan agar keluarga masing - masing bintang untuk menjaga raga para bintang yang sedang bertapa di rumah Viona. Saat mereka kesakitan, para musuh pun memanfaatkan keadaan itu untuk menyerang mereka bertubi-tubi.

Vera yang sedang kesakitan pun akhirnya mendapatkan serangan dari Julivar, raga Vera pun mengeluarkan darah segar dari hidungnya. Kaivar yang tadinya mengejar Samanta dan Arjuna, kini beralih ke arah orang yang mengatakan kata 'Fear' itu. "Hei hentikan! Apa perlu kau melakukan ini Lard?" tanya Kaivar "Agar cepat berakhir." Jawab orang itu yang dikenal bernama Adelard "Hentikan!" bentak Kaivar "Baik tuan." Jawab Adelard. Adelard pun menghentikan serangan itu "Hah hah hah hah (Deru nafas)!! Sakit sekali." Kata Vera "Ve! Lo ngga papa?" tanya Revan khawatir "Gue ngga papa Van, hanya luka kecil. Lebih baik kita membentuk formasi bintang." Kata Vera "Lo bener Ve. Kalo kita kaya gini terus kita bakalan kalah nantinya." Kata Sherin,

Viona yang menyadari bahwa mereka kalah jumlah pun langsung membentuk formasi bintang tanpa Sam dan Juna karena mereka sedang menghadapi pasukan Binda.

Formasi bintang pun segera terbentuk, namun Kaivar merasa aneh dengan kedatangan Adelard ke tempatnya, bukankah harusnya Lard ada di medan pertempuran "Lard kenapa kamu justru datang kemari?" tanya Kaivar "Kita kalah disana, para sunan bintang muncul disana 12 sunan bergabung untuk mengalahkan kita termasuk sunan bintang Scorpio Igarus, dia telah kembali ke bintangnya." Kata Lard "Apa!!!? 12 kata mu? Siapa sunan Aries bukankah pemimpin bintang itu Viona, sedangkan Viona ada disini. Lalu siapa dia?" tanya Kaivar yang terkejut dan tidak tahu apa yang akan terjadi nanti dengan pasukannya. "Entahlah aku tak tahu pasti, dia memakai jubah dan topeng, dia merupakan pimpinan dari 12 sunan, dia sangat kuat. Yang jelas dia memiliki aura biru yang terang." kata Lard "Biru?" kata Kaivar bertanya-tanya sambil memandang ke arah Viona yang sedang dalam pertempuran melawan pasukan Julivar dan serigalanya.

"Tuan tenang saja, disana saya sudah menyegel mereka agar mereka tak bisa keluar. Jadi kemungkinan besar kita akan menang melawan mereka disini." Kata Lard "Kalau begitu musnahkan mereka semua Lard, kali ini aku tak akan membiarkan kaum ku mati." Kata Kaivar dingin. "Baik Tuan." Kata Lard. Adelard pun mulai menjalankan penyerangannya dengan mengucapkan mantra Fear, seketika itu para bintang pun kembali mengerang kesakitan tanpa ada apa-apa yang menyerang mereka, sakit yang mereka rasakan dari dalam tubuh mereka membuat mereka tak bisa melawan musuh. Musuh pun langsung menyerang mereka bertubi-tubi tanpa ampun. Kesakitan yang amat begitu sakit kini sedang mereka rasakan, bahkan Viona pun tak bisa berbuat apa-apa untuk melindungi para bintang. "Cepat datang, aku tak bisa bertahan lama disini. Cepat tolong sahabat-sahabat kamu. Aku tak sekuat kamu datanglah ku mohon...." kata Viona dalam hatinya.

"Ahahah!!!!! Nampaknya saat itu kau berhasil selamat ya? Tapi kali ini aku tak akan membiarkanmu hidup lagi. Pergilah kau ke neraka Viona!!!!!!" kata Julivar yang menghunuskan pedangnya ke dada Viona. "Ha... aaa... aaa" kata Viona tertatih "Viona!!!!!!!!" teriak para bintang, namun musuh tak perduli akan hal itu dan tetap menyerang para bintang bertubi-tubi. Di dunia nyata tubuh mereka masih bisa duduk bersila hanya saja darah segar keluar dari masing-masing bintang, orang tua yang menyaksikan hal itu sungguh benar-benar tidak mau melihat hal itu terjadi, mereka hanya bisa berdoa dan menangis "Kau sudah janji tak akan membuat ibumu menangis kan, kau harus pulang dengan tubuhmu bukan hanya namamu saja Jun..." kata ayah Arjuna lirih.

Viona yang sudah tertancap pedang oleh Julivar hanya bisa meringis kesakitan dan mengeluarkan darah banyak. "Maafkan aku.... aku tak bisa menjaga mereka lagi... cepatlah datang..." kata Viona, namun dalam kesakitannya Viona masih mampu mengeluarkan kekuatan perlindungan yang ia miliki dan membaginya ke para bintang, dengan itu para bintang tidak akan terpengaruh mantra Fear, lalu Viona pun tergeletak dan menutup matanya. Samanta yang menyaksikan sahabatnya pergi untuk yang ke dua kalinya pun hanya bisa menangis dan berteriak. Tiba-tiba saja Samanta mengeluarkan cahaya putih yang begitu terang mengelilingi tubuhnya, kalung bintang nya pun bersinar. Begitu juga yang terjadi dengan ke lima bintang lainnya. Aura masing-masing bintang pun keluar dari tubuh mereka "Apa yang terjadi!!?? Ada apa dengan mereka?" tanya Julivar terkejut "Sial! Mantraku sudah tidak berguna!" Kata Lard.

Para bintang pun melayang ke atas dan membentuk formasi bintang dengan cahaya warna-warni bintang mereka menyatu di angkasa dengan begitu indahnya, pedang yang mereka genggam masing-masing pun teraliri kekuatan yang mereka keluarkan. Arwah para pedang pun keluar, Harimau, Singa, Cendrawasih, Merak, Pegasus, dan Badak berada di belakang mereka. Samanta yang menjadi pemimpin sekarang tak terima atas kematian Viona, ia sudah tidak bisa memaafkan Orion dan Julivar lagi. Kaivar yang melihat Samanta dan para bintang sendiri hanya bisa merasakan takut bahwa delegasinya akan kalah.

Namun saat bintang sudah siap untuk membalas tiba-tiba dari langit datang seseorang yang sudah cukup lanjut usia yang tidak lain itu adalah Alga sang pemburu pembawa panah Orion, kakek Kaivar "Kakek?" kata Kaivar "Apa yang kau lakukan ha!! Kenapa kau sangat lamban dalam menjalankan tugasmu! Kau memang lemah Kai, kau tidak pantas berada di rasi bintang kami! Kalau begitu biar aku saja yang mengurusnya!" kata Alga.

Kaivar hanya mampu mengepalkan tangannya saat mendengar kata-kata Alga, tanpa ragu Kaivar pun terbang dan menghampiri para bintang sendirian dan menyerang mereka untuk membuktikan kepada Alga bahwa dia berguna. "Rasakan ini!!!!!!" kata Kaivar sambil menyerang para bintang "Biar aku yang urus." Kata Arjuna. Kaivar dan Arjuna pun saling jual beli serangan, sedangkan Samanta mengarahkan para arwah untuk menghadapi pasukan Binda, ia dan ke empat bintang lainnya menyerang pasukan Orion dan Julivar.

Alga hanya berdiam diri dan menikmati pertempuran ditemani dengan ke empat serigala orion dan Adelard, lama mereka bertempur para bintang pun berhasil mengalahkan separuh pasukan. Dan hanya tersisa pasukan Julivar. Sedangkan Kaivar dan Arjuna masih sibuk berduel. "Apa yang kamu pikirkan Kai? Bukankah kamu punya cara sendiri untuk memimpin bintangmu? Kenapa kamu membiarkan mereka bertarung demi keserakahan Alga?" tanya Arjuna di sela-sela pertarungan "Dia kakekku, aku tak mau mengkhianatinya. Aku tahu ini salah membiarkan nyawa yang tak berdosa mati sia-sia demi Alga. Namun aku tak bisa melawannya Jun. Aku terlalu baik untuk Orion, aku terbuang." Kata Kaivar "Bukankah ada seseorang yang mampu menerimamu dengan tulus tanpa memandang latar belakangmu? Dia adalah Samanta." Kata Juna

"Tidak mungkin, aku menyukainya tapi belum tentu dengan dia. Dia mencintai kamu sejak lama Jun. Di antara yang lain mungkin hanya aku yang ingat siapa kalian. Tapi harus ku akui aku tak bisa melukai Sam, aku menyayanginya." Kata Kaivar "Tapi aku minta maaf padamu Kai, aku tak akan membiarkanmu mendapatkannya. Dia milikku karena Tuhanku, dan aku merasa memiliknya. Aku harus menjaganya darimu." Kata Juna "Benarkah? Kalau begitu ayo kita lihat siapa di antara kita yang akan mendapatkannya." Kata Kaivar menantang Juna. Mereka pun semakin serius untuk bertarung.

"Sekarang waktumu sudah habis Julivar, aku sudah tidak bisa memaafkanmu lagi. Untuk kedua kalianya kau membuatku kehilangan orang yang aku sayangi dan sangat berharga bagiku. Apa kau pikir aku ini main-main sekarang? Apa kau pikir aku takut sekarang? Samanta yang sekarang bukan Samanta yang dulu, aku lebih kuat, aku lebih berani dan aku tak pernah takut lagi!" kata Samanta yang mulai menyerang Julivar.

Sedangkan pasukan Binda sendiri masih bertarung dengan para arwah pedang. Alga yang melihat hal itu kini mulai turun tangan, dia menyerang Sherin dan Vera tanpa ampun, sampai akhirnya mereka kalah dan ditangani oleh Tetra dan Ara. Selanjutnya ia mengarahkan serangannya ke Farel dan Revan lalu menyerahkannya ke Daniel dan Victor. Alga tersenyum puas karena hanya tersisa Samanta yang tak menyadari bahwa ke empat temannya sudah terluka parah dan sedang di sandera oleh para serigala orion.

"Hei bintang putih!! Jangan terlalu terobsesi dengan dendammu sampai-sampai kau tak menyadari sesuatu yang berharga akan mati di depanmu." Kata Alga, Samanta pun menghentikan serangannya terhadap Julivar dan menengok ke arah Alga dan terkejut karena ke empat temannya sudah tergeletak tak berdaya dengan luka yang parah. Samanta semakin marah terhadap Alga dan berbalik menyerang Alga, namun saat Samanta akan menyerang Alga, Lard terlebih dahulu menyerang Samanta dan membuat tubuh Sam menghujam ke tanah dengan keras.



Samanta meringis kesakitan, dan mencoba bangkit. "Menyerahlah Sam." Kata Adelard "Cih! Untuk apa aku menyerah? Setelah apa yang kalian lakukan kepada Viona, aku tak akan menyerah begitu saja, bahkan aku tak akan memaafkan kalian karena kematian Viona. Aku tak akan membiarkan perdamaian bintang terganggu karena keserakahan kalian." Kata Samanta "Kurang ajar kau, Fear!" kata Lard. Samanta pun mengerang kesakitan, Arjuna yang melihat Sam dalam kondisi bahaya, langsung berbalik dan menolong Sam namun ia dicegah oleh Kaivar.

"Lawanmu adalah aku jangan lari kau!!!" kata Kaivar menghalangi "Apa kau akan membiarkan Sam mati ha!!!" bentak Arjuna, Kaivar hanya terdiam dan melihat ke arah Samanta, Samanta benar-benar kesakitan dan tak bisa apa-apa lagi. Arjuna pun langsung melesat ke arah Samanta "Jangan mengganggu kau bocah tengik!!" kata Alga yang terbang ke arah Arjuna dan memegang lehernya kemudian menghujam Juna ke tanah. Juna mengerang kesakitan, betapa kuatnya Alga sang sunan Orion.

"Ar... ju... na..." kata Sam tertatih, sedangkan Kaivar hanya bisa mengepalkan tangannya bimbang apa yang harus ia lakukan, membiarkan orang yang disayanginya mati atau melawan kakeknya sendiri. "Matilah kau Juna! Hahaha!!!!!" kata Alga yang kemudian melesatkan anak panahnya ke dada Arjuna. Arjuna pun terhunus anak panah Alga "Sam..." panggil Arjuna lirih saat terkena panah Alga. Samanta semakin tak karuan emosinya saat melihat Juna terhunus anak panah "Juna!!!!!!!!!!!" teriak Samanta.

Kaivar hanya bisa terkejut saat melihat Alga membunuh Arjuna, ia merasa bersalah kepada Samanta. "Ha!!!!!!!!!!!!!!!!!" teriak Samanta dan diiringi dengan kekuatan yang besar muncul dari tubuhnya, Adelard pun langsung menjauh dari Samanta. Alga yang melihat hal itu langsung tersenyum.

"Teruslah seperti itu Sam, makanlah dendam dan amarahmu. Hahaha!!!!!" tawa Alga. Kaivar kini tak diam, ia langsung melesat ke arah Samanta dan memeluk tubuhnya erat, ia merasakan sakit saat menyentuh tubuh Samanta yang sedang mengeluarkan kekuatan itu "Sam.... tenanglah, jangan seperti ini. Jangan biarkan amarah menguasaimu. Sam sadarlah!!!" kata Kaivar, namun Samanta tak perduli dan mendorong tubuh Kaivar menjauh darinya, mata yang dipenuhi dengan amarah yang luar biasa, Samanta pun berjalan mendekati Adelard dan langsung menyerangnya secara bertubi-tubi lalu menghunusnya.

Lard pun mati, setelah itu ia mendekat ke arah Alga dan hendak menyerangnya namun ia dijebak, para serigala orion merantai tubuhnya dengan mantra penyegel, Alga langsung melesat ke arahnya lalu menyegel kekuatannya dan menyerang nya secara bertubi-tubi. Sepertinya perang bintang ke enam berpihak kepada orion lagi. Alga terus menyerang Samanta tanpa henti sampai Samanta terkulai lemah, Kaivar yang melihat hal itu langsung menyerang Alga "Hentikan!!!!!" kata Kaivar.

"Aaaahhh cucu kecilku, ada apa? Apa kamu menyukai gadis ini ha!! Dasar lemah, lebih baik kau diam tak usah menggangguku!" kata Alga yang langsung melancarkan serangan kepada Kaivar, hingga Kaivar pun mengeluarkan darah segar dari mulutnya, Daniel dan Victor pun langsung menyegel tubuh Kaivar.

"Membangun kepercayaan butuh waktu 1000 tahun, sedangkan untuk menghancurkannya hanya butuh waktu 1 detik."

TSN 2015