Chereads / Musim Semi Yang Dinanti / Chapter 6 - Chapter 6 : Redupnya Lentera

Chapter 6 - Chapter 6 : Redupnya Lentera

Yasmine berlarian kecil di ladang penuh bunga dan kupu kupu, sembari ia petik beberapa bunga yang beraneka warna,

"Wahhh tempat ini indah sekali!! "Pujiannya kagum.

Teng!!!!

Tiba tiba sekilas muncul bayangan bayangan kabur yang memenuhi kepalanya,

"Wah taman ini indah sekali Rama!!"ujar seorang gadis kecil

"Hem..apa kau suka?"jawab si pemuda kecil

"Aku suka sekali, lihat bunga flamboyan itu! Wajah indah kelopaknya berguguran"ujar si gadis kecil riang

"Di tempat asalku juga ada bunga seperti itu" kata pemuda kecil

"Flamboyan?" Tanya gadis kecil.

"Bukan, namanya bunga sakura, warnanya pink" terang pemuda kecil.

"Wahh aku suka pink, suatu saat kau harus mengajakku kesana!" Tukas nya.

"Boleh jika kau beruntung!"ujar pemuda kecil itu sambil tersenyum.

"Tapi kau harus janji!"ujar pemuda kecil itu lagi.

"Janji apa?"Tanya sang gadis kecil penasaran.

"Berjanjilah bahwa walaupun kita terpisah lama kau tak boleh lupa padaku!"jawabnya serius.

"Hem! Aku janji.Mana mungkin aku lupa pada Rama"ujar sang gadis yakin.

"Janji ya Anna! Kalau kau sampai lupa aku tak akan mengingatkanmu lho! Kau harus ingat sendiri"ujar pemuda kecil itu sambil mengulurkan jari melengkung dan jari kelingking mereka saling bertautan.

Ingatan yang hilang itu tiba tiba bermunculan begitu saja seperti sebuah film, membuat kepala Yasmine amat pening,

Yasmine pun melangkah gontai sambil memegangi kepalanya, iapun duduk di bawah bunga sakura tadi.

Kemudian ,Ia melihat sesuatu yang nampaknya tertinggal oleh Matsuyama karena tadi terburu buru, Yasmine lalu mengambilnya.

Deggg!!!

Sebuah foto yang ia kenal...

Foto yang hanya ada dua di dunia ini, yang satu Yasmine menghilangkannya sewaktu kecelakaan,

"Rama...."

Ingatannya mengalir seperti air, kini wajah samar itu telah sepenuhnya nampak

"Rama kau unik! Mengapa matamu bisa biru?".

"Entahlah ayah bilang itu karena ramalan klan".

Ya Yasmine pernah melihat mata biru, rambut hitam...dan itu adalah 8 tahun yang lalu

Air mata haru mengalir begitu saja dari balik iris coklatnya, ia langsung berlari menuju padepokan

Kini ia sudah menemukan Ramanya ,ternyata selama ini cinta pertamanya ada di dekatnya.

"Ternyata Matsuyama adalah Rama..mengapa aku baru sadar? Itulah sebabnya Matsuyama selalu mengataiku 'gadis pikun' Rama...maafkan aku..aku datang!"ujarnya sambil terus berlari.

Akhirnya ia pun sampai di gerbang padepokan,iapun langsung membuka gerbang itu

Sretttt cieettt

Deg!

~mengalun lagunya fujita maiko - Hotaru

Yasmine terperangah melihat apa yang ada didepannya, darah dimana mana semua orang mengaduh kesakitan

Api dimana mana

Bangunan kokoh dari bambu itu sudah tak berbentuk

"H..Hamada sensei...ap..apa yang terjadi?"Tanya Yasmine yang masih syok kepada Hamada yang menghampiri.

"Beberapa jam yang lalu Shiro menyerang...tapi sekarang sudah selesai"ujar pak tua itu dengan raut kepedihan.

"Dimana...d..dimana Rama? Maksudku Matsuyama?"Tanya Yasmine khawatir, namun Hamada bungkam.

Entah mengapa tiba tiba hujan turun..

~kyou wa ameagari

Hari ini hujan turun...

~Namanurui kaze shizukana yo michi wo

Angin berhembus melalui jalan sepi

"Sensei! Murid yang terluka sudah berhasil diobati, sekarang tinggal upacara kematian Matsuyama senpai"ujar Kanazawa memberi laporan pada Hamada.

Degggg!!! Duarrrr!!!!

Kata yang pelan itu terdengar seperti petir bagi Yasmine

~ teni shitaku naru furete mitaku naru

Aku ingin menyentuhnya,ingin menangkapnya

~ anata wa kono hotaru no you

Kau seperti kunang kunang

"Aku yakin ini berat bagimu,dan bagi semua namun...biarkan Matsuyama tenang disisi Nya, dia sudah berkorban demi desa dan padepokan ini, dia melawan Koriyama sendiri dan...."Hamada tercekat, hatinya juga hancur, mengenang murid kesayangannya yang telah tiada.

"...ia terluka parah dan jatuh kerujang tapi aku sebagai gurunya tak bisa berbuat apa apa"Hamada mulai menangis.

"Bohong!!!! Itu tak mungkin terjadi! Mustahil!!!! Bohong!!!!"teriak Yasmine tak percaya.

Buk! Sebuah tangan kekar menepuk pundak Yasmine.

"Perubahan memang ada yang menyakitkankan ,tapi kita punya pilihan untuk tetap tabah dan melaluinya"ujar pemuda bersurai blonde.

"Jae hyun....".

Jae hyun tersenyum pahit, lalu berlalu bersama Hamada, mereka meninggalkan Yasmine sendiri di bawah guyuran hujan.

~ anata no kimochi ga mie nai

Aku tak bisa melihat mu

~nozomu hodo kurushiku naru

Semakin berharap aku semakin terluka

~sore demo kirai ni nare nai

Meski begitu aku tak bisa membencimu

Hujan turun semakin lebat, kemudian berubah menjadi butiran salju...

Semua memori itu melintas seperti rangkaian klise

Saat pemuda itu menatap tajam

Saat pemuda itu tersenyum

Saat pemuda itu kesal

Saat Yasmine bersandar di pundaknya lalu pura pura tertidur

"Ini pasti hanya mimpi buruk! Tidak...tidak...aku harus bangun ! Rama!!!!!!!!!!"terisak Yasmine terduduk lemas di lantai batu padepokan.

~Tsukamenai todokanai

Aku tak bisa meraihnya

~tsukamenai sono kokoro

Aku tak bisa meraih hatimu...

"Ini tak adil...Kau slalu memayungiku saat hujan kan? Ayo payungi aku lagi!...Matsuyama...Rama...atau siapa namamu! Aku tidak peduli...Kau sering mengejekku kan? Ayo ejek aku lagi!...hiks hiks...Kau janji...hiks...akan kembali kan?...hiks...MATSUYAMA!!!!!!!!!" teriak Yasmine histeris

~ jibun dake ga omoette iru

Aku ingin menangis ketika merasa..

~kanjiru to nakitaku naru

Mungkin ini hanya perasaanku saja

~anata no kimochi ga shiri tai

Aku ingin tau perasaanmu..

Yasmine POV.

Seperti kunang kunang dia datang menerangi malamku, lalu menghilang di malam berikutnya...

Ini tak adil rasanya...lentera yang menerangi jalanku kini padam selamanya...

Selama ini aku melihatnya sebagai orang lain tanpa tau bahwa dia adalah dia...

Langit yang kulihat waktu itu sekarang sudah tak sama lagi...

Tanpa mu disisiku....Rama....

Ku harap ini hanyalah mimpi di musim panas, jadi saat ku terbangun semua ini tidak terjadi..

Saat ku terbangun..dia masih disini

Dan aku akan menceritakan semuanya, semua yang selama ini kusimpan untuk kubagi bersama Rama

Namun...Saat takdir mempertemukan ku kembali pada mu takdir langsung merebut mu kembali...

Matsuyama Rama itu kan nama asli mu? Kau pasti senang karena sekarang aku tak bisa mengganggunya lagi...

Kau pergi ditempat yang jauh dimana aku tak bisa menggapaimu lagi...

Hiks...hiks....

Rama...!!!!!!!

Ost.fujita maiko ~ Hotaru (kunang-kunang)

***HaruWoMatteimasu***

Sehari sebelum tragedi....

Semilir angin menggoyangkan rambut coklat Yasmine, ia melangkah bersama si mata biru.

"Berhenti tersenyum sendiri!" Ujar Matsuyama dingin tanpa menoleh ke gadis itu.

"Hihihi...aku hanya senang, akhirnya kau mengajakku berkencan"ujar Yasmine dengan pipi merona.

"Huhh...kencan yang tak romantis. Lagipula nyatanya jika Hamada sensei tidak menyuruhku mencari tanaman obat bersamamu aku..."tak selesai omongan Matsuyama, Yasmine menyela.

"Hah diam lah! Jangan merusak moodku yang sedang bagus! Kau bisa kan sekedar berpura pura?"ujar Yasmine kesal. Matsuyama tersenyum diam diam. Yasmine menatap manik biru nan indah itu, begitu nyaman saat bersamanya, namun entah mengapa rasanya ada yang mengganjal, seperti Yasmine tidak ingin kehilangan pemuda itu.

"Matsuyama..."panggilnya.

"Hem..."jawab Matsuyama singkat sambil memungut beberapa tanaman obat yang tumbuh liar di hutan itu.

"Bisakah..."

"Bisakah?"

"Bisakah....apapun yang terjadi kau akan tetap kembali?"ujar Yasmine sambil menunduk.

"Memangnya kapan aku pergi?"jawab Matsuyama lalu menghentikan aktifitasnya dan menatap gadis itu.

"Maksudku...Bisakah kau berjanji kalau meskipun kau pergi jauh kau akan..."

"Aku berjanji"potong Matsuyama sambil tersenyum.

Angin berhembus lembut...mereka saling membisu dan hanya berkomunikasi lewat tatapan mata.

Hari tragedi....

6.30 am

Terlihat api dimana mana, kunai berserakan, darah berceceran menyisakan jeritan yang tak hentinya terdengar.

TING!!

Sementara itu dengan tenaga yang telah terkuras habis Matsuyama terlihat tengah melawan seorang musuh yang tangguh, saat konsentrasinya buyar tak disangka hampir saja sebuah pedang menembus tubuhnya

"Matsuyama! Awas!"

JREBB

Mata Matsuyama menatap nyalang, melihat kejadian begitu menyakitkan didepannya

"TIDAK!!! YASMINE!!!"

"Tidak!!!!! Hosh..Hosh ..."Matsuyama mengusap peluhnya, nafasnya beradu.

"Syukurlah ternyata hanya mimpi buruk" Matsuyama mendesah lega.

Setelah itu Matsuyama segera bersiap lalu bergegas menemui Hamada sensei.

7.20am

"Apa?! Shiro menyerang perbatasan? Ini tak bisa dibiarkan!"ujar Matsuyama terkejut sekaligus khawatir mendengar penuturan Hamada.

"Iya...huhh...sekarang semua murid dan prajurit tengah menghalau mereka agar tak menerobos masuk"ujar Hamada lagi.

" baiklah...aku akan menyusul nanti...Sensei...aku mohon tolong jika aku tak ada...tolong jaga 'dia' "ujar Matsuyama berlalu.

Hamada mengangguk, ia tau 'Dia' yang dimaksud Matsuyama.

.

.

.

"Apa ini sudah waktunya?"batin Matsuyama.

baiklah aku akan kembali ke padepokan,kau tunggu disini saja aku akan kembali"ujar Matsuyama lalu beranjak.

"Baiklah aku akan mencari bunga"ujar Yasmine sambil tersenyum.

"Bawalah ini !

Jika sewaktu waktu hujan"ujar Matsuyama sambil menyondorkan sebuah payung.

"Ahhh tidak usah lagipula kau akan kembali untuk memayungi bila hujan kan? Dan lagi musim semi mana ada hujan"tolak Yasmine bersikukuh

"Dasar keras kepala! Kita tak tau seperti apa di detik berikutnya,jika kita hanya berpangku tangan itu hanya membuat kita merugi!"ujar Matsuyama meletakkan payung itu ditangan gadis itu lalu melangkah pergi.

.

.

Matsuyama berhasil sampai di padepokan tepat waktu. Meskipun Hamada dan Kanazawa berhasil dilumpuhkan.

"Diikat bersama sesama jenis rasanya agak aneh"ujar Hamada tenang, meskipun ia tengah terikat bersama Kanazawa.

"Disaat seperti ini sensei masih bisa membuat lelucon! Tapi sungguh tidak lucu"keluh Kanazawa kesal, sedang Hamada malah tertawa.

"Kau yang aku cari! Lepaskan mereka Koriyama!!"teriak Matsuyama geram.

"Ohoh akhirnya sang pahlawan kesiangan telah datang! Hahaha kau benar. Lepaskan mereka Yin Fang!"ujar Koriyama.

"Tapi Koriyama-sama..."

"Kau tak dengar apa yang aku katakan?!"

"Bbaik..."ujar Yin Fang menurut, ia pun melepaskan ikatan yang mengekang Hamada bersama Kanazawa, kemudian ikatan yang mengikat Okayama .

Okayama hanya diam sembari menatap Koriyama sendu.

"Seperti kau yang tak pernah mengakui ku, seperti itu juga aku menyesal mengakui bahwa kau adalah kakak kandungku" batin Okayama.

"Ayo kita bertarung satu lawan satu, buktikan bahwa kau masih punya jiwa kesatria"ujar Okayama.

"Tidak Okayama, aku yang memulai semua ini aku juga yang akan mengakhirinya"ujar Matsuyama menahan Okayama, Okayama mengangguk paham.

"Ayo kita bertarung satu lawan satu sekali lagi....Koriyama!!"ujar Matsuyama.

"Baiklah darah kotor, temuilah ajalmu!"jawab Koriyama bengis.

Matsuyama beranjak, lalu pergi secepat kilat, Koriyama mengikuti.

"Masuk hutan? Kau mau mayatmu tak ditemukan?"ejek Koriyama.

Setelah rasanya cukup jauh dari padepokan maupun Yume Matsuyama berhenti.

Matsuyama menatap nyalang sang ambisius bermata merah itu.

"Kau sudah siap menemui ajal mu? "Kata Koriyama bengis.

"Kau atau aku yang akan mati mari kita lihat!"jawab Matsuyama tenang.

Ting Ting

Pedang mereka beradu, masing masing saling menyerang dengan kekuatan mereka.

Mata biru Matsuyama yang dingin dan tenang berubah menjadi tajam

"Jurus rahasia : thunder fire!!!!"

Blosshhh!!!!

Matsuyama menyerang dengan jurus api klannya,

"Terima ini !! Dark shadow!!!"

Koriyama tak mau kalah, dengan kekuatan kegelapan ia menyerang balik,

Mereka sama kuatnya, namun Matsuyama yang menyerang dengan tenang.

Sratttt Jrebb!!!

Karena Koriyama terlalu terburu buru dan dipenuhi oleh nafsu dan dendam, ia lengah sehingga Matsuyama berhasil mengenai perutnya.

"Arghhhh"erang Koriyama, ia nampak tersungkur dan kesakitan.

Meskipun Matsuyama samurai legendaris, hatinya juga dingin, namun melihat mantan teman seperguruannya terluka parah seperti itu hatinya berontak,

"Menyerah?"Tanya Matsuyama dingin.

"Jika saja dulu kau mengakui kekalahan mu pasti kita masih berlatih bersama "ujar Matsuyama sendu.

"Aku tak aka pernah kalah dengan mu Darah kotor!!!!"teriak Koriyama nanar, secepat kilat ia bangkit lagi lalu berusaha menyerang Matsuyama dengan katananya.

Srattt

Hampir saja mengenai Matsuyama, namun Matsuyama berhasil menghindari serangan tadi.

"Bahkan akan ku buat kau menderita!!!"teriak Koriyama

Stattt TING TING

Pedang mereka saling beradu, Matsuyama terus menghindar.

"Bahkan akan ku renggut semua orang yang kau sayangi!"

TING TING

"Bahkan gadis payah berambut coklat itu!"

Kata Koriyama yang satu itu benar benar membuat konsentrasi Matsuyama buyar.

Sejenak terlintas wajah Yasmine yang manis itu di pikirkan Matsuyama.

Jrebbb!!!

Katana tajam berhasil menembus kulit putih Matsuyama.

Matsuyama terhuyung, dengan cepat Koriyama menendang tubuhnya hingga terpental lalu jatuh kedalam jurang.

"Hahaha rasakan itu !!!"seringai Koriyama bangga.

"Matsuyama senpai!!!!"teriak Kanazawa yang datang berniat membantu, seusai mengalahkan anak buah Koriyama.

"Dengan luka seperti ini, aku sebaiknya pergi" gumam Koriyama lalu melesat begitu saja.

"Maafkan aku Anna....aku tak bisa menepati janjiku untuk kembali.....

Maafkan aku Anna....karena selalu bersikap seperti orang asing....aku hanya ingin kau mengingatku tanpa harus ku ingatkan....

Aku senang bisa bertemu denganmu lagi....

Meskipun aku harus meninggalkanmu lagi dengan cara seperti ini....."batin Matsuyama yang tubuhnya beringsut jatuh kedalam jurang.

~ * HARUWOMATTEIMASU*~

Iringan air menghujam tanah menyeruak, menghempas musim semi yang hangat kala itu....

Yasmine duduk termangu di bawah sebuah pohon Sakura, matanya sudah sempurna merah.

Nasib memang pelik, baru saja ia menemukan lentera yang selama ini ia cari, baru saja akhirnya ia bisa pulih dari kehilangan Ibu tercinta, kini ia harus merasa kehilangan lagi.

Ia memang kehilangan seluruh nafasnya untuk saat ini, tapi ia tetap harus bernafas, seperti janji yang ia buat pada Ibunya.

Masih segar di ingatannya tentang seseorang yang mencuri hatinya lalu pergi selamanya,

#Flashback 8 tahun yang lalu...

Flamboyan jingga berguguran diterpa angin musim panas,

Beberapa kelopaknya jatuh di kepala Yasmine, sedang Yasmine tak menggubrisnya, ia tengah tergesa.

Yasmine mengikat tali sepatunya hingga membentuk simpul kupu - kupu. Kemudian ia bergegas mengambil langkah seribu.

"Hosh...hosh...hampir sampai" . Gumamnya sambil terus berlari.

Namun seketika ia menghentikan langkahnya karena tiba - tiba seseorang berdiri didepannya.

"Hei! Kau ini ! Bagaimana bila tadi aku menabrakmu? Hosh...untungnya aku berhenti tadi! Jangan muncul tiba tiba di depanku !" Ujar Yasmine kesal dengan nafasnya yang masih memburu. Sedang pemuda itu hanya tersenyum hampir tertawa.

"Kau terlambat " ujarnya datar sambil mengelus puncak kepala Yasmine alih alih membersihkan kelopak bunga flamboyan yang jatuh dikepalanya.

"Huhh...iya aku tau ! Baiklah seperti janjiku aku akan mentraktirmu makan dikantin!"ujar Yasmine menyerah.

"Tapi jangan mahal mahal ya Rama!"lanjutnya lagi.

Rama tersenyum simpul, lalu memberikan Yasmine sebuah kotak besar dengan pita diatasnya.

"Ini untukmu, berjanjilah untuk tidak menangis lagi, oke?!"ujar Rama, Yasmine hanya diam terpaku.

Rama tersenyum lalu segera berlari pergi

"Da... sampai jumpa!" Ujarnya sebelum menyeberang sebuah rel kereta api.

Yasmine baru saja mau mengejarnya namun sebuah kereta api yang lewat menghentikan langkahnya.

Sejenak ia terdiam menyesal, karena Rama sudah sempurna hilang dari pandangannya.

"Arigatou....Rama!!!!"

"Hiks...hiks....Rama.....kembalilah....aku merindukanmu.....come back....be here....."Isak Yasmine.

Hujan turun semakin lebat, dengan anehnya.

Seharusnya ini sudah musim semi.

To be continued....