Orang-orang yang hadir menghela napas sejenak. Dia hanya merontokkan gigi, tapi lawan akan mematahkan tulang rusuknya. Ya Tuhan, orang macam apa ini.
"Kamu sudah keterlaluan, Pak Rizal, biar aku yang menyerangnya lebih dulu." Amel berdiri di depan Rizal.
"Oh, gadis cantik ini cukup berani. Temanku ini tidak suka pria, dia paling suka pada wanita. Dia merontokkan gigi temanku, jadi kamu bisa tinggal dan merawat temanku." Salah satu pria teman si Angin Topan tersenyum jahat.
Wajah Amel memerah, meskipun ada niat bertarung yang tidak terbatas di hatinya, celah kekuatannya terlalu besar, dan lawannya adalah enam master.
Tapi yang paling dia khawatirkan sekarang adalah Rizal, Rizal sudah sangat baik pada dirinya sendiri, tidak peduli betapa berbahayanya kondisinya, dia tidak ingin Rizal terluka.
"Amel, minggir. Hanya beberapa orang sombong seperti itu tidak akan bisa menyakitiku." Kata Rizal dengan ringan.