Gadis itu duduk di seberang Rizal, wajahnya memerah karena efek minuman beralkohol, tapi wajahnya basah dengan air mata.
Rizal meminta pemilik bar untuk menuangkan segelas anggur dan menaruhnya di depan gadis itu.
"Aku bisa melihat kalau kamu tidak begitu suka dengan pekerjaan di sini, tapi kenapa kamu masih ingin bekerja di tempat seperti itu?" Tanya Rizal.
Air mata gadis itu seakan meledak. "Selain di tempat ini, di mana lagi aku akan bisa bekerja? Aku sudah putus sekolah ketika aku masih sangat muda, dan aku tidak memiliki ijazah apapun. Aku tidak dapat menemukan pekerjaan sama sekali. Meskipun pekerjaan di sini sedikit lebih sulit, aku kadang-kadang menemukan orang-orang yang seperti Arnold dan mereka benar-benar nakal, tapi apa lagi yang bisa aku lakukan selain hanya diam dan menahannya?"
"Kalau begitu, apa orang tuamu tidak peduli padamu?" Tanya Rizal dengan ingin tahu. Usia gadis ini harusnya masih usia anak sekolahan.