Dina sangat marah, dia benar-benar ingin mengambil botol anggur dan memecahkan kepalanya.
Deni juga sudah siap bergerak.
Rizal tersenyum tipis. "Apa yang membuat kalian begitu cemas?"
Dina berkata dengan cemas. "Sammy akan segera pergi, bisakah aku tidak merasa cemas?"
"Ya, aku juga benar-benar ingin maju dan memukulinya dengan keras."
Rizal tersenyum. "Tunggu beberapa menit lagi, kalian secara alami akan memiliki kesempatan untuk melegakan amarah kalian. Yang kalian butuhkan sekarang adalah ketenangan."
Bisakah mereka tenang? Melihat penampilan Sanca, Dina dan Deni menjadi marah.
"Nah, Deni, sudah waktunya kamu mengambil tindakan." Rizal melihat Sammy yang bangun untuk pergi, jadi dia berkata kepada Deni.
"Hei, aku tidak sabar." Deni bangkit dan hendak menuju Sanca.
Rizal tersenyum dan berkata. "Aku tidak memintamu untuk memukul seseorang. Aku memintamu untuk mengambil Anggur Arjuna dan jatuhkan botol anggur itu di belakang Pak Sammy."