Rizal bersikap sopan, tapi matanya tidak pernah lepas dari tangan Ratna.
Rizal yang sudah pernah menghadapi ombak dan badai sebelumnya, jika Ratna ingin bermain dengannya, apakah itu akan terlalu mudah?
Benar saja, tangan Ratna gemetar di sisi mangkuk, dan beberapa bubuk halus terlihat dicampurkan ke dalam mangkuk itu.
Ratna memberikan sup itu kepada Rizal, dan berkata. "Sup ikan ini sangat segar, dan hanya akan enak jika dimakan saat panas."
Seringai tak terlihat muncul di sudut mulut Rizal, tapi kata-kata di mulutnya adalah. "Oke, terima kasih bu."
Ada senyuman di wajah Ratna, tapi ada cibiran di hatinya. "Oke, cepat makan, ini mungkin terakhir kali kamu memanggilku ibu, jangan salahkan aku karena harus bersikap kejam, aku tidak bisa membantu apapun juga. Aku tidak ingin mati, dan tentu saja kamu juga. Tapi kamu sangat tidak menyenangkan di mataku."
"Ayo, makanlah, makan." Ratna berpura-pura menjadi yang pertama memimpin dan memakan sup ikan itu.
