Tua, semuanya menua. Waktu adalah pisau tak terlihat yang bisa mengubah segalanya, termasuk sifat manusia.
Jika bukan karena Daniel Prawiro yang berbuat baik padanya, dia akan hidup dalam pengasingan di dunia ini dan tidak akan peduli tentang hal-hal seperti itu. Namun, karena Hendra belum meninggal, dia mulai mengingat kembali dendam lamanya.
Hanya saja jika Hendra tidak mati, Rizal yang akan mati, Hendra ini adalah yang paling munafik. Dia selalu bersikeras untuk mengandalkan reputasinya sebagai kesatria dan pembela kebenaran, dan dia suka mengurus hal-hal kecil seperti itu.
Rizal, orang macam apa dia ini?
Toni sangat menantikannya.
Orang yang bisa selamat dari kecelakaan kapal itu dan membunuh Joe dan Dian tentu saja bukan orang yang biasa-biasa saja. Dia bukanlah sampah, Toni khawatir akan mati sia-sia, hanya dia sendiri yang harus mengalahkannya.
"Kakek." Sebuah suara manis terdengar, mengganggu pikiran Toni.
