Rizal memandang Ratna dengan wajah serius: "Bukankah kamu sudah mengatakannya dengan sangat jelas? Kamu yang bersikeras untuk menguji obatnya sendiri."
Ratna kembali menjadi bajingan yang sombong itu lagi: "Aku tidak peduli, aku tidak peduli. Kamu tetap yang memberikannya padaku. Perbaiki wajah ini."
Ratna melihat cermin dan dia memang terlihat menjijikkan sekarang, apalagi menjadi cantik, menjadi orang normal saja sudah akan menjadi berkah bagi dia.
Malam itu, karena urusan Ratna, semua orang terjaga sepanjang malam tanpa tidur.
Keesokan harinya, saat langit masih gelap, teriakan Ratna sudah membangunkan semua orang lagi, tetapi kali ini, ada sedikit kegembiraan.
Mengenakan celana piyama, Hendy bergegas keluar kamar dengan bingung: "Di mana ibumu? Apa yang terjadi dengan ibumu? Ups, maaf aku tidak bermaksud begitu, jika ibumu tahu, dia pasti akan membunuhku."
