Tidak tahu sudah berapa lama, Rizal berteriak.
Kekuatan yang kuat menyembur keluar dari tubuhnya, dan tali yang awalnya terikat ke tubuhnya putus.
Terobosan, sebuah terobosan nyata.
Rizal sangat gembira. Dia telah mencoba berkali-kali dan tidak bisa menerobos, tetapi pada saat antara hidup dan mati ini, dia berhasil menerobos.
Seperti kata pepatah, kemalangan datang dengan berkah, dan berkah datang dengan kemalangan. Nasib baik dan buruk selalu bergantung satu sama lain.
Diego membuat dirinya akan mati karena kebencian pribadinya, tetapi sebaliknya, dia yang menyebabkan Rizal bisa menerobos pada saat antara hidup dan mati tersebut.
Tentu saja, tanpa Hendra yang memasukkan seluruh kekuatannya ke dalam tubuh Rizal, tanpa metode kultivasi dari gulungan kulit domba, dan Mbok Panca yang dengan hati-hati mengajarnya, Rizal tidak akan memiliki cara untuk menerobos pada saat ini, saat antara hidup dan mati ditentukan dalam waktu yang singkat.