Rizal memandang orang yang datang itu dengan heran, dia tidak mengenalnya. Tapi muncul sebuah semburan tawa yang hangat, dan Rizal bisa mengenali siapa yang datang.
"Ternyata Pak Sudiro ada disini." Rizal tersenyum.
Sudiro melangkah maju dan menjabat tangan Rizal. "Kamu sudah berada di ibukota tapi tidak memberitahuku ketika kamu datang, jika bukan karena kartu VIP-mu yang memberitahukanku, aku masih tidak tahu kalau kamu ada di sini."
"Aku hanya tinggal sebentar, dan aku akan kembali besok. Selain itu, aku takut merepotkanmu, jadi aku tidak memberitahumu." Kata Rizal.
Sudiro berpura-pura marah dan mengangkat wajahnya. "Rizal, kamu tidak akan merepotkanku. Kamu adalah penyelamatku. Kapanpun, selama aku masih bisa bernapas, kamu panggil saja, dan aku akan muncul di depanmu bahkan jika aku sedang sangat sibuk."
Rizal tersenyum terharu. Sudiro sangat ramah dan tahu apa yang dia sukai.