Rizal membuka pintu, dan Anna sudah berdiri di depan pintu, memegang rantang sup kecil di tangannya.
Rizal mempersilakan Anna masuk ke dalam kamarnya.
Anna membuka rantang itu. "Guru, aku sudah membuatkan sup untukmu, apakah menurut kamu rasanya enak?"
Rizal mengambil sup yang masih mengepul dan berkata. "Terima kasih."
"Guru, lihat ekspresimu, apakah kamu rindu rumahmu?" Tanya Anna.
"Aku sudah lama pergi, tentu saja aku merasa sedikit rindu." Rizal berkata dengan penuh emosi, melihat sinar bulan yang cerah di luar jendela. Sebuah kata bergema di benaknya secara tidak sengaja, mengungkapkan bahwa malam ini sangat sunyi, dan bulan adalah cerminan kampung halaman.
"Guru, makanlah selagi masih panas. Setelah makan sup ini, kamu pasti akan bisa memenangkan pertempuran besok." Anna tersenyum manis.
Rizal mengambil mangkuk sup itu dan makan beberapa suapan. "Ini benar-benar enak. Nanti, suamimu pasti akan mendapat kenikmatan dalam makanannya."