"Aku memiliki sesuatu di sini yang pasti akan bisa kamu gunakan di masa depan, tetapi aku tidak akan memberikannya kepadamu sebelum ada kesempatan." Biksu tua itu melipat tangannya.
Rizal mengangguk, menurut pemahaman sebelumnya, Rizal pasti tidak akan akan bisa untuk menahan rasa penasaran dari sesuatu yang misterius, tapi sekarang di depan biksu tua itu, Rizal tidak berani, orang ini benar-benar bisa melihat isi hati orang lain.
Rizal hanya melipat tangannya dan membungkuk dalam-dalam pada biksu tua itu.
Meski sedikit, namun perkataan dari biksu tua itu masih bisa mengejutkan Rizal, dia adalah seorang ahli duniawi yang penyayang dan menyayangi dunia serta seisinya. Orang-orang seperti itu sangat pantas dihormati.
Setelah Rizal meninggalkan Paviliun Suci Utama.
Seorang lelaki tua menghampiri biksu tua itu.
"Guru, apakah kamu yakin dia adalah orang yang kita cari?"
Biksu tua itu mengangguk. "Ya, dia memang manusia yang sudah ditakdirkan. Hanya saja dia belum menyadarinya."