Ketika Sudiro mendengar perkataan Rizal, dia tidak bisa menahan tawa: "Anak muda, kamu sangat berani, aku menyukaimu. Aku bisa melihat bayangan diriku padamu. Sekarang aku tahu apa yang ingin kuberikan padamu."
Sudiro mengambil sesuatu dari dirinya. Sebuah liontin giok berbentuk naga: "Hal-hal yang semula aku katakan semuanya sangat tidak berharga, itu tidak layak untuk kamu. Aku pikir benda ini pasti berguna bagi kamu."
"Ayah, ini adalah harta leluhur keluarga kita." Tora tidak bisa menahan diri untuk mengatakan dari samping. .
Sudiro melambaikan tangannya: "Pisau harta karun adalah harta yang berharga bagi seorang pahlawan. Semakin luar biasa orang yang memilikinya, bukankah itu semakin menaikkan harganya?"
Tora jelas tidak mengerti maksud ayahnya, dan menjadi cemas di sampingnya.
Sudiro mengabaikan Tora, tapi berkata kepada Rizal: "Ayo Rizal, buka telapak tanganmu."
Rizal meletakkan telapak tangannya di atas meja.