Andien tersenyum dan berkata, "Senang sekali bisa bertemu denganmu lagi."
Hanya saja tidak ada kelembutan dalam kata-katanya seperti sebelumnya.
Rizal tersenyum tipis: "Mungkin kamu lebih suka tidak pernah melihatku lagi."
Andien mencibir: "Jangan berbicara seperti itu. Bagaimanapun, aku pernah sangat mencintaimu."
Rizal memotong Andien. "Yang kamu cintai hanyalah status dan uangku."
Andien terus terang: "Uang dan status adalah nilai tambah bagi seseorang, seperti halnya seorang wanita, penampilan cantik adalah nilai tambahnya. Kegilaanmu pada Deby bukan karena kecantikan Deby."
Rizal tidak berkomentar. Meskipun ia mencintai Deby, bukan hanya karena penampilannya, tidak dapat disangkal bahwa kecantikan Deby memang menempati bagian yang cukup besar.
Rizal menyalakan rokok dan berkata, "Kamu wanita yang luar biasa. Apa yang tidak bisa kamu dapatkan dengan mudah?"
