"Terlalu mengenal," Marimar lantas mengecup lagi bibir laki-laki itu. "Kau ingin kedua rekanmu itu melarikan diri dari SARO ini, kan?"
"Marie," Hyker menatap penuh harap pada Marimar. "Tolong, jangan sakiti mereka. Kau sudah mendapatkanku, apa lagi yang kau inginkan?"
Marimar lantas menyentuh telinga kiri lak-laki di hadapannya itu. Ia tersenym seraya mencabut piranti kecil yang menyumbat lubang telinga Hyker, alat komunikasi kecil tersebut kini berada di tangan sang gadis.
"Marie, please…"
Marimar tersenyum, membelai pipi Hyker. Earphone ia jatuhkan ke lantai, lantas diinjak dengan tumit sepatunya yang keras.
"No, no, no…"
Tapi itu semua tidak berarti, alat komunikasi yang sangat kecil itu hancur dalam sekali injakan saja.
"Goddamn it, Marie!"
"Oow, look at you." Marimar menampar-nampar pipi Hyker dengan sangat pelan. "Jangan sedih, Babe. Kau adalah pengecualian."