Di barak di mana para wanita mengalami siksaan demi siksaan dari para tentara, keadaan di sana berangsur-angsur menjadi lebih tenang seiring mendekatnya waktu bertemu sang fajar yang hanya tersisa dua jam lagi saja.
Si pemimpin pasukan itu tertawa senang, ia mengusap mulutnya yang basah setelah puas menyedot puncak bukit kebar di dada Yuan Xi. Wajahnya dipenuhi oleh keringat, begitu pula sekujur badan yang telanjang, bermandikan keringat. Perlahan-lahan ia bangkit dari atas tubuh Yuan Xi, itu adalah cairan yang untuk kesekian kalinya ia tumpah ke dalam rahim wanita tersebut.
"See you later, Sweetie," ujarnya seraya meraih semua pakaiannya yang tercecer di lantai.
Setelah itu dengan langkah yang sedikit terhuyung dan terlihat keletihan, si pemimpin tentara tersebut meninggalkan ruangan itu. Tidak ada seorang anak buahnya pun di ruangan yang sama. Jadi, ia meneruskan langkah ke ruangan yang lain.