"Kurang lebih seperti itu, Mr. Ryan," jawab Aios.
"Tapi, aku rasa ada celah yang cacat di sini, Aios," tukas Ryan, lantas menghela napas dalam-dalam. "Apakah kau yakin, sementara CPU robot HR-17 kurasa tidak lebih baik dari jenis robot lainnya? Dan ya, terlalu kecil untuk menampung program kecerdesanmu."
"Tidak," sanggah Aios. "Anda salah Mr. Ryan."
"Salah?"
"Ya."
"Bisa kasi tahu di mana salahnya?"
"Apakah Anda dan rekan-rekan teknisi yang lain sudah membongkar bagian tengkorak kepala robot HR-17, Mr. Ryan?"
"Belum," jawab Ryan. "Lagipula, bukankah kita hanya membutuhkan inti energinya saja tadi, untuk apa pula kami harus membongkar bagian kepalanya?"
"Robot HR-17 diciptakan dengan keterampilan yang menyamai keterampilan manusia, bahkan seratus kali lebih baik," jawab Aios. "Itu semua bisa terjadi sebab di dalam kepala robot HR-17 terdapat otak buatan—"
"Maksudmu CPU?" ujar Ryan memotong ucapan Aios.