Kau mungkin berharap dunia ini kiamat saja. Sama, mereka-mereka yang terbuang juga berharap yang sama. Sepertiku…
"Dan aku…"
Aldi menghela napas dalam-dalam, memandangi gambar diri sendiri yang terpampang di layar tiga puluh dua inci di hadapannya itu.
"Masih berharap akan ada keajaiban di tengah belantara ruang angkasa yang gelap dan tak berbatas ini. Mungkin," lagi-lagi helaan napas panjang serupa. "Mukjizat Tuhan—entahlah, aku mulai ragu dengan diriku sendiri. Kalian tahu? Kejemuan dalam penantian yang tak kunjung pasti kapan akan berakhir ini, sangat-sangat menguras pikiran dan emosi di dalam diri. Mungkin aku semakin mirip dengan gadis-gadis dari gudang logistik itu. Semakin dekat dengan kematian, semakin kau tahu bahwa ada kekuatan Mahabesar yang mengatur alam semesta ini…"
Aldi terdiam lagi. Tertunduk, sesaat kedua pandangan tergenang kehangatan sebelum akhirnya ia usap cairan yag hendak jatuh dari pelupuk matanya itu.
"And… cut!"
Bip!