Tembakan demi tembakan masih terus berlangsung di antara kejar-kejaran kedua pesawat antariksa tersebut. Pesawat pemburu H-81 yang berukuran jauh lebih kecil dan ramping dari pesawat SC-45 itu sendiri, bergerak lebih lincah dan cekatan di antara material-material yang mengambang sejauh mata memandang, atau menghindari tembakan-tembakan dari pesawat di depan itu.
"Can you contact the Ship?"
"Yes, Ma'am," jawab pria yang tepat berada di belakang Boyke.
"Do it!" titah Marimar.
"Kapten," ujar Aios. "Pesawat pemburu itu menghubungi kita."
"Tampilkan di layar!" titah sang kapten.
Bip!
"Hallo, Hyker." Wajah Marimar terpampang di layar besar di atas Dharma dan Hyker.
"Marie?!" Hyker menggeram. "Kenapa aku tidak kaget dengan kehadiranmu di pesawat pemburu itu?"
Tapi wajah Hyker yang dipenuhi amarah itu pun terselip rasa kasihan, kasihan terhadap keputusan yang diambil Marimar yang justru rela menghambakan diri pada pihak Federasi. Dan Dharma, dapat melihat itu semua.