Suasana SMA Jayanegara sangat ramai, penuh dengan siswa baru yang memakai baju putih dengan bawahan hitam. Para panitia juga berusaha menertibkan mereka semua walau kalah dengan jumlah siswa baru.
Acara pembukaan MOS siswa baru dimulai pukul 8.00
***
"Caitlin cepetan. Kamu udah telat setengah jam. Buruan, nanti macet," Teriak sosok wanita yang rapi dengan setelan kantornya.
Perempuan yang bernama Caitlin tersebut turun tangga menuju sang Bunda.
"Maaf Bun, tadi nyari baju putih gak ada sama sekali," Kata Caitlin sambil terengah-engah.
"Kan semuanya ada di kamar Caroline," Ucap sang Bunda menahan senyum lalu menuju mobilnya di teras.
"DASAR CAROLINE," teriak Caitlin kesal.
***
"Silahkan untuk Ketua panitia untuk sambutannya!" Pemimpin upacara pembukaan memberikan mic-nya pada sang Ketua.
"Baik. Terimakasih untuk para guru dan panitia yang berpartisipasi, saya selaku Ketua panitia mengucapkan terima kasih dan selamat datang kepada siswa baru. Selamat kalian adalah orang-orang yang terpilih maka jadilah orang-orang yang sukses suatu saat nanti dan banggakan nama SMA Jayanegara,"
Belum selesai sang Ketua berbicara, terlihat seorang perempuan berlari menuju lapangan.
"Perkenalkan saya Caroline Eloise yang menjabat sebagai Ketua OSIS serta Ketua Panitia. Salam kenal, saya harap kalian semua saling membantu dan memberikan pembelajaran yang baik. Tidak seperti siswi yang baru saja sampai di sana," Caroline menunjuk Caitlin yang memang baru sampai dan dengan rambut yang sedikit acak-acakan.
Semua pandangan tertuju padanya. Sementara sang pemilik nama Caitlin ini merasa malu. Namun, ada laki-laki yang diam-diam tersenyum tipis menatapnya.
"Silahkan maju ke depan!" Caitlin yang merasa terpanggil, maka dirinya berjalan maju dengan pelan.
Sedangkan perempuan yang memakai jaket biru sangat kesal karena lelet.
"Hey kamu, bisa jalan cepet gak? Lemot banget sih, " Teriaknya.
Caitlin yang takut pun langsung berjalan cepat menuju depan Caroline. Hampir semua orang di lapangan terkejut karena wajah Caitlin dan Caroline yang sangat mirip, hanya saja rahang Caroline lebih tirus dan lebih terlihat menarik.
"Siapa nama kamu?" Tanya Caroline yang jelas-jelas tau bahwa dia adalah kakak kembarnya.
Caitlin adalah kakak kembar Caroline, hanya beda 15 menit saja. Namun bagaimana bisa Caroline sekolah diatasnya? Dikarenakan dulu saat masih 5 tahun Caroline dipindah ke Korea Selatan bersama tantenya ia di masukkan dalam asrama putri terlebih dahulu untuk Sekolah Dasar, lalu kembali saat SMP kelas 3 maka otomatis tidak banyak yang tau jika Caroline adalah kembaran dari Caitlin.
"Caitlin Eloise kak," jawabnya.
Banyak siswa-siswi yang bergunjing tentangnya.
"Kenapa terlambat?" Tanya Caroline kembali sambil menahan senyum.
Kampret lu El, awas ae lu dirumah ntar. Batin Caitlin.
"Caitlin Eloise, silahkan ke kakak yang memakai jaket berwarna biru yang rambutnya digerai ya. Untuk Fiona, tolong urus dia," Caitlin melotot pada Caroline.
***
"Hukuman hari pertama MOS karena telat, kamu harus bersihin toilet cewek semua!" Kata Fiona membuat Caitlin shock.
Fiona menunjuk toilet yang harus ia bersihkan.
"Buset dah, yang bener aja. Itu banyak loh, masa iya bersihin semua sendirian?" Protes Caitlin.
"Siapa suruh telat hah? Bisa gak sih jadi orang jangan ngelawan mulu?" Bentak Fiona membuat Caitlin takut gemetaran. Seumur hidupnya, dirinya tidak pernah di bentak.
"Gak usah bentak bisa?"
"Kak Faris," Yap, Faris Aditama yang kenal dengan Caitlin berusaha membantunya. Faris adalah pacar Caroline dan sering kerumah mereka otomatis Faris mengenal Caroline.
"Em.. Ris gue ngehukum dia sesuai ketentuan panitia." Faris yang dikenal dingin dan cuek, cukup ditakuti oleh semua siswa di SMA Jayanegara.
"Gue nanya, lu bisa kan gak usah ngebentak?" Tanya Faris.
Fiona sedikit gugup. Lalu Caroline datang bersama dengan teman-temannya.
"Kenapa ini?" Tanya Caroline pada keduanya, namun tak satupun menjawabnya.
"Caitlin, r u ok?" Caitlin langsung memeluk Caroline karena takut.
"Wait, what are you doing with my sister?" Caroline terlihat marah.
Fiona diam saja tak menjawab sama sekali.
"Fiona ngebentak Caitlin,"
Fiona langsung menginjak kaki Faris hingga sang empu merasa kesakitan. Faris menatap tajam Fiona.
"Maaf Lin. Gue gak tau,"
Aduh kok kepala gue pusing banget. Batin Caitlin yang penglihatannya mulai meredup.
Tiba-tiba tubuh Caitlin ambruk di pelukan Caroline. Caroline langsung menahannya dibantu Faris.
"Ayo ke UKS!"