Chereads / Pangeran Kecil dan seekor Kunang-kunang / Chapter 21 - 21 Kebencian Dan Renjana

Chapter 21 - 21 Kebencian Dan Renjana

"Bagaimana apakah lukamu sudah mendingan?".

"Ya!".-Ucap Bobo seraya mengusap bebatan pada lukanya.

"Baiklah, bergegaslah!

Kita akan kembali ke Markas!".-Tutup Ribusah seraya melangkah.

Berlari dengan sisa tenaga, diselimuti kelamnya Belantara.

Saat kan mendekati markas, Ribusah menghentikan langkahnya.

"KUNEON ya?".

"Bobo, apa kau tahu dimana markas mereka?".

"Aku tak tahu!".

"Hmm. Baiklah!

Laporkan misi kita, kemudian kita pergi mencari mereka".-Ucap Ribusah dengan tandas.

"Apa rencanamu?".-Ucap bobo sambil mengerutkan dahinya.

"Kita akan menyelidiki kebenaran tentang mereka!".

***

Duduk di sebuah batu perkasa. Nampak jelas terlihat saat ini Saba masih memikirkan ucapan Ribusah dan Bobo.

"Berdamain dengan diri!

Benar Apa yang ucapkan Ribusah dan Bobo!".

Berlari seraya menatap kearah Saba. Kegundahan di wajahnya dapat dirasakan Evu dan Rata.

Evu pun berkata dalam hati.

"Tak biasanya kakak seperti ini!

Hmm, Siapa mereka sebenarnya?".

"Kakak. Sebantar lagi akan Gelap!

Ayo kita pergi!".-Ucap Evu

"Baiklah!".

Terus berlari menerobos kegelapan di antara pohon-pohon perkasa.

"Apakah Kakak baik-baik saja?".

"Hmmm, Kalian berdua tak usah cemas!

Aku baik-baik saja. Fokuslah kedepan, kita laporkan misi kita pada Paman". -Ucap Saba seraya tersenyum.

***

-Markas BLACK TENDE-

"Lapor!

Misi kami Gagal!".-Ucap Ribusah.

"Apa yang tejadi?

Apakah pengawanya cukup tangguh?".

"Ya. Pengawalannya juga cukup ketat. Kami benar-benar kesulitan mencari celah".

"Baiklah. biarkan ia menghirup nafas sejenak

Oh iya dimana Bobo?".

"Ia sedang menujukan lukanya kepada Sando".

"Apakah ia terluka parah?".

"Aku tak tahu! Ia terkena sebuah anak panah yang beracun".

"Ayo, kita pergi menjenguknya!".

-LABORATORIUM-

Mereka menemui Bobo sedang duduk di meja Oprasi.

"Apakah kau baik-baik saja?".-

Ucap Sun seraya melangkah.

"Ya. Aku baik-baik saja".

"Coba ku lihat lukanya".

"Tenanglah. Ia baik-baik saja. Lagipula sisa Racun yang berada di tubuhnya telah ku keluarkan".

Ucap Sando yang sedang duduk menatap layar Monitor.

"Baiklah. Kalau begitu kau istrahatlah!".

"Baiklah". -Ucap bobo dengan tandas.

Menoleh kearah Ribusah, lalu berkata.

"Ribusah. Kau ikut denganku, ada sesuatu yang ingin ku tunjukan padamu".

"Baiklah!".

"Sando. Apakah kau pernah mendengar Kelompok KUNEON?".

Seketika Sando tertegun.

Sando pun bangkit kemudian melangkah kearah Bobo.

tangan terpaut di dada kemudian berkata.

"KUNEON ya?

Apa kalian bertemu dengan mereka?".

"Ya. Sesungguhnya anggota KUNEON lah yang telah melukaiku!".

"Hmm. Begitu ya!

KUNEON Aku sedikit tahu tentang mereka. 

Tapi, apa kau yakin bahwa mereka benar anggota KUNEON?".

"Ya. Aku yakin. Merekalah yang mengatakannya pada kami".

"Hmm. Dimana kalian bertemu?".

"Di antara belantara, saat kami melakukan misi.

Apakah kau tahu tentang mereka?

Siapa sebenarnya pemimpin mereka?".

"Aku tak tahu pasti siapa pemimpinnya, Namun yang ku tahu mereka adalah sebuah Kelompok pembunuh misterius.

Apakah kau yakin mereka tak berbohong?

Karena banyak orang di luar sana yang melakukan kejahatan mengatasnamakan kelompok itu.

"Sebenarnya aku pun sedikit ragu. Nanti coba kau tanyakan pada Ribusah".

"Hmmm. Baiklah. Sekarang Istrahatlah agar kondisimu cepat pulih.

Sando kembali duduk di hadapan monitornya.

"KUNEON ya?

Apakah Kau itu Pawata?".-Ucap Sando dalam hati.

***

-Markas KUNEON-

"Apa yang terjadi?".

Pawata pun bangkit dari kurisnya seraya mendekati Saba.

"Kau terluka ya!"

"Hmmm"

"Ayo kita pergi menemui Regita, biar ia periksa lukamu!".

-LABORATORIUM-

-Ingatan Regita-

Duduk di meja Oprasi.

"Apa sebenarnya yang terjadi padamu?".-Ucap Regita seraya Menatap layar monitor.

"Saat melalukan misi, kami bertemu dengan dua petarung tangguh!".

Pawata pun tertegun mendengar laporan Saba.

"Dua petarung tangguh?".

Apakah pengawal dari Kerajaan Taipa madika yang kau maksud?".

"Tidak. Bukan mereka!

Mereka adalah anggota dari kelompok BLACK TENDE".

Pawata tertegun.

Bangkit seraya berkata.

"BLACK TENDE?

Apakah mereka bagian dari pertemuan itu?".

"Tidak.

Saat kami menunggu Babon di tepi belantara, kami bertemu dengan mereka.

Kami pun bertarung.

Awalnya kami mengira kalau mereka adalah pengawal Babon, begitu pun mereka juga berpikir demikian.

"Apakah mereka juga punya misi yang sama pada kalian?".

"Ya. Begitulah yang mereka katakan.

Mereka sempat menyandraku dan Mengobatiku!".

"Hmmm. Untung saja pedangnya tak mengenai matamu".

"Ya!".

"Mereka? Apakah mereka yang mengobatinya?".

"Ya. Mereka juga membiarkan kami kabur!".

"Arsu dan Sando ya?

Aku tak menyangka mereka bergerak sejauh ini". -Ucap Pawata dalam hati.

Lanjut Saba berkata.

Mereka sangat tangguh.

Kulihat dari jurus-jurus mereka, sepertinya mereka adalah petarung yang sangat hebat.

Kami bertiga sempat terpojok.

"Dahulu BLACK TENDE adalah pasukan Khusus milik kerajaan TAIPA MADIKA. Dipimpin Oleh Sando. Seorang Ilmuan jenius skaligus salah satu Galara Terkuat kerajaan TAIPA MADIKA.

Aku kenal mereka!

Mereka adalah orang baik.

Sama seperti kita!

Mereka terus menjaga kedamaian dari kegelapan. Hmm, Namun aku tak menyangka, sampai saat ini mereka masih hidup.

Sun adalah Raja TAIPA MADIKA.

Beberapa tahun sebuah Tragedi menimpah mereka, kereta yang mereka naiki terjatuh ke sebuah Jurang didekat tepi belantara.

Meski jasad Mereka tak ditemukan namun mereka dinyatakan Tewas, sehingga Ratojeng menggantikan Sun duduk Di takhta Kuasa.

Aku benar-benar mengenal mereka. Sun dan Sando adalah Galara yang sangat tangguh!

Hmm, Apakah Nama yang bertarung dengan kalian bernama Sun dan Sando?".

"Bukan!

Nama mereka ada Ribusah dan Bobo!".-Ucap Saba dengan Tandas.

Regita dan Pawata terkejut serentak seraya berkata.

"Ribusah?".-Ucap

"Ya. Ribusah!

Dialah yang telah mengobatiku!

Apakah kalian mengenal mereka?".

"Entahlah!". -Tegas Pawata

Melangkah seraya menautkan tangan didada.

"Apakah kau sempat berbicara denganya?".

"Ya! Nampaknya usianya masih sangat muda".

"Apakah kau melihat sebuah tanda di dahinya?".-Ucap Pawata dengan tandas.

"Aku tak melihat jelas!

Karena penutup Jubah pada kepalanya!".

"Apakah kau yakin nama mereka adalah Ribusah dan Bobo?".

"Ya!".

"Bukan Ribuyah?".

"Ia sendiri yang mengucapkannya padaku!".-Terang Ojo.

"Hmmm. Mungkin mereka bekas Galara Kerajaan TAIPA MADIKA!".

"Apakah Benar Ribusah masih Hidup?

Semoga Orang yang bertemu Saba Benar-benar Ribusah!".-Ucap Pawata dalam hati.

"Hmmm. Dimana Evu dan Rata?".

"Mereka sedang berada di Ruangan Anggota!".

"Setelah Regita selesai memeriksamu, Panggil mereka ke ruanganku.

Ku tunggu kalian semua di ruanganku!".

"Baiklah".

"Apakah benar Ribusah Masih Hidup?".-Ucap Regita dalam hati.

***

-Rungan Pawata-

Regita menemui Pawata sedang Berdiri menatap Pelita yang diletakan di dinding.

"Semoga informasi itu benar!

Apakah kau yakin saat ini Ribusah masih hidup?".-Ucap Regita seraya menautkan tangan di dada.

"Hmm. Aku belum benar-benar yakin!

Semoga saja apa yang dikatakan Saba benar!".

"Ya.

Saat ini Usinya sudah berumur Empat Belas Tahun!

Jadi tanda kutukan itu belum Timbul!".

"Benar!

Tapi ada satu hal yang membuat tanda itu timbul meski Mereka belum berusia Tujuh Belas Tahun!".

Regita terkejut dengan Ucapan itu.

"Kebencian dan Renjana!".

--

"Jadi ceritanya seperti itu ya?"

"Ya!".

Regita terus menatap Tanda Kutukan yang ada di Dahi Ribusah.

"Hmm, Renjana ya?".