Abang sedang gencar-gencarnya dekati Tika, bukan main. Sampai gak ada ruang bagi Fahri buat ajak Tika jalan, ditambah bang Tara lagi berkunjung kerumah kakak perempuannya yang dikabarkan memilih bercerai dengan suaminya.
Lavi, nama kakak perempuan Tika. Dan sekarang Tika dirumah sama abang, berdua aja. Ketiganya setan yang sedang berbisik keabang supaya dekati Tika lebih agresif lagi.
Apalagi melihat Tika, memakai pakaian rumahan yang kebesaran terlihat nyaman digunakan Tika. Tapi buat abang panas dingin tidak nyaman, habisnya, kaki pendek Tika menggoda iman untuk abang elus manja.
Si empu yang sesekali abang pandangi tanpa sadar tengah memasak sambil menelpon, suaranya Tika yang halus mengalun indah, sampai gatal telinga abang. Karena suara Tika kalau lagi berdua, nadanya jadi terdengar berbeda di indra pendengaran abang.
Sensitif gitu, seakan Tika sedang mendayu-dayu kepada abang. Kan, makin merinding badan abang. Tempurung kepalanya mulai konslet mikirin Tika terus.
"Iya, nanti aku kesana mbak."
"Halah!! dari kapan tahun lu ngomong, sampe anak gue udah satu tahun aja belum mampir kerumah gue lu!!"
"Yailah mbak, maafin atuh. Ada halangan jadi gak bisa dateng."
"Halangan, halangan. udah kaya halangan palang merah cewek pas mens bulanan aja lo!. Pokoknya sore ini kudu dateng, nginep juga boleh sangat. Bawa abang-abangan lo sekalian lah, rese dia kayanya sampai buat Tika mau nerima lamaran yang gak banget gitu!"
"Iya mbak. Aku sama siapa lagi kalau bukan sama abang. Yaudah ku tutup ya, lagi bikin ayam gerem asem nih buat abang, sekalian mau bikin kue. Assalamualaikum."Kata Tika dan menaruh ponselnya keatas kulkas.
Yang mana ketika Tika berbalik langsung menjerit, soalnya abang berubah profesi gitu jadi setan. Tau-tau sudah ada dibelakang tubuh Tika dan bikin dia merinding disko.
Sebab, pandangan abang ituloh. Kok sayu banget, Tika jadi salting juga karena ketika Tika berjalan melewati abang. Abang cium pipi Tika sekilas dan berjalan kembali ketempat duduknya semula, memperhatikan Tika.
Sumpah, demi Alex. Tika gapapa kalau memang abang mau duduk nunggu Tika masak, tapi ya mikir dong gitu, kondisi jantung Tika gak baik-baik saja kalau diliatin seintens itu.
Takut nanti Tika malah datangin abang dan buat yang iya-iya.
Aduh, kan. Baru dibilang, otaknya sudah hampir mengaminkan.
Tika noleh sebentar untuk liat abang yang tersenyum lembut mendapati Tika menatap abang. Nahkan, jantungnya sudah tidak karuan. Memegang dada berdoa semoga suara detaknya tidak sampai terdengar abang.
'Sudah Tika, jangan menoleh lagi. Nanti kamu bisa sujud dikaki abang, karena senyum sejuta mautnya.'
Lagi-lagi Tika geleng-geleng untuk menghilangkan pikirannya, meneriakkan betapa ganteng dan manisnya abang kalau senyum. Jangan buat Tika suka lagi sama abang kalau berakhir gantung.
Dua tahun lalu Tika sudah membuang perasaan miliknya, ketika tau abang berpacaran dan Tika lama menjomblo sampai di kenalkan teman abang biar Tika tidak sendirian. Sampai Tika nekad dan tidak pandang bulu menerima cowok yang suka sama dia, seperti kemarin-kemarin itu pemirsa.
Tika akhirnya yang menangis karen apatah hati, ditinggalkan lagi sampai...sampai Tika malas mengingat kebodohannya.
"Nih bang,"Tika tiriskan ayam gerem asem itu kehadapan abang.
Mengambil piring dan mengisinya dalam piring.
Tika bertanya"Segini?,"
Abang mengangguk sambil terus memperhatikan, dalam hati abang sedang menikmati kedekatannya sama Tika yang sudah terlihat seperti keluarga bahagia. Tinggal dua anak lebih baik, bisa bercock tanam nanti.
Habis itu Tika juga ikut makan bersama abang, menemani sampai selesai. Tika porsinya lebih banyak dari abang tapi yang gendut malah pipinya, tembem jadinya tiap kali dia mulai naik berat badan, paling bagian dadanya juga akan terasa sesak.
Kemudian Tika akan terlihat semakin gembul nan montok.
Tapi orang-orang kadang mandang miring Tika yang terlihat montok nan erotis, katanya dada Tika besar karena sering dipegang. Itu sebabnya dia beberapa kali dijaman SMA hampir dilecehkan, yang mana membuat bang Tara over protektif terhadap adiknya.
Bang Tara selalu paranoid jika Tika sudah dibuat nangis oleh laki-laki.
Tapi seharusnya ya, pemirsa. Logikanya dari mana bagian tubuh manusia, kalau dipegang-pegang bisa besar. Coba kita ganti contoh selain dada, semisal hidung kamu dipegang-pegang terus, apa akan membesar selayaknya belalai gajah?.
Terus lagi, memangnya otot besar om deddy yang diyoutobe itu, besar karena sering di pegang-pegang gitu?
Tidak, bukan?.
Jadi tolong jangan jahat kalau ngomong, Tika sampai kebal tuh dikatain gitu.
Ini itu sudah gen dari ibu Tika, jadi susah mau dikempesin juga. Diapun suka tidak nyaman kok, makannya Tika selalu berusaha menggunakan pakaian yang tertutup tapi tetap saja diblang erotis karena bentuk tubuh kerdil nan montok miliknya.
Serba salah pemirsah, sudahlah.
Karena pikiran Tika ini nggak menyadari kalau abang sudah menjulang tinggi dibelakang tubuhnya itu, menunduk untuk melihat Tika melamun mengaduk adonan yang sudah menyatu.
"Kamu ngelamunin apa?,"
"Hah!! ABANG YA ALLAH!," Tika berbalik dan pukul dada abang kemudian memulai opera sabun.
Mengomel tanpa menyadari jarak yang begitu dekatnya. Abang menunduk, Tika mendongak melotot untuk mendapati kedua bola matanya menangkat mata jernih milik abang.
"Bang..."Tika mencicit ketika jarak wajah keduanya hampir habis.
Abang ini, kenapa semakind dekat saja sih. Sekarang Tika sampai bisa merasakan hembus napas panas abang, otak Tika langsung ngebul karena melihat abang kalau dekat kok minta dibawa pulang buat bobo.
"Abang minta dp cium, bolehkan?."
Tapi, belum Tika jawab abang sudah menyatukan bibirnya untuk bertemu kelembutan bibir Tika. Abang menatap tepat dimata Tika yang membelalak terkejut, semakin terkejut ketika abang malah menggerakkan bibirnya, melumat lambat-lambat sampai membuat Tika terpaku.
Rasanya manis sekaligus geli, ketika ada benda asing bergerak melumat bibir Tika.
Kedua lengan abang bergerak memeluk tubuh pendek Tika dan mengangkatnya untuk duduk dimeja makan, sekarang tinggi keduanya hampir sama. Abang tidak akan patah tulang leher karena terlalu lama menunduk.
"Bang...ini..."
"Hm..."
Abang malah asikin mencium Tika yang polos, otaknya konslet ketika tangan besar abang mengusap punggungnya. Masuk kedalam baju rumahan Tika dan mempertemukan dengan kulit punggung Tika yang langsung meremang merasakan kehangatan tangan besar abang.
Tangan abang kemudian berhenti mengusap tepat ditali surgawi milik Tika, bermain memutar diatas kaitannya sampai Tika sadar tali bhnya sudah dibuka abang.
"Astagfirullah!! Abang dosa kita!!!"Tika dorong abang pakai dua tangan dan dua kaki kerdilnya sampai abang jatuh ke lantai dengan keadaan belum siap didorong.
Tika peluk bagian dadanya yang dirasa sanggahan buah dadanya tidak lagi terkait, rasanya jadi dingin adem semeriwing.
***
KIRIMKAN AKU POWERSTONE UNTUK MENAMBAH SEMANGAT
T_T