"Mungkin, kamu bisa selidikin dulu baru setelah itu kabari saya lagi. Karena bisa jadi, keguguran karena—"
Sekretarisnya lebih dulu menyela."Tapi dari dokter yang memeriksa mengatakan, jika pasien atau ibu Tika keguguran akrena memakan obat keras yang beliu sendiri tidak meminumnya."
"Kalau gitu, cari bukti untuk memberatkan Anis dan buat dia lebih lama di rumah rehabilitas."
"Baik pak."
Sekretarisnya itu paham kalau dia memang harus keluar, melihat wajah tuannya yang begitu suram. Menandakan jika dia sudah marah akan informasi yang dia bawa ini.
Wajahnya tidak dapat di terka, Fahri mengerutkan kening dalam-dalam. Berpikir tidak bisa menyelesaikan masalah ini, dia perlu bertindak setelahnya jika melihat dari tingkah Anis. Dia perlu di kejar agar di ketahui oleh Farhan langsung dan mendapatkan ganjarannya, karena jika hany amenggunakan tangannya saja Anis tidak akan berhenti.
"Hah...."
.
.