Pagi hari Diva berangkat sekolah seperti biasa namun kali ini ada yang berbeda.
Awalnya ia memang merasakan seperti ada hal yang tidak mengenakkan,namun ia tetap tidak terlalu memikirkan hal itu.
Untuk beberapa saat Diva menunggu Dio untuk menjemputnya.
Namun kali ini Diva dibuat sangat kesal karena sudah hampir terlambat namun Dio tidak kunjung menjemputnya.
Dan akhirnya pun Diva berangkat sendiri dengan rasa kesal sampai di sekolahnya.
Sesampainya digerbang sekolah satpam langsung bertanya.
"loh neng tumben ngga dianter sama cowoknya?",tanya satpam.
"hm",jawab Diva dengan rasa kesal.
Sesampainya di kelas Reyga dan Reva langsung mendekat dengan terburu-buru.
"eh apa si buru-buru banget?",tanya Diva.
"Dio div Dio..",ucap Reyga.
"apaan si gue lagi kesel sama dia,dah jam berapa dia ngga nganterin gue,apalagi dia ngga ngabarin dulu",ucap Diva dengan muka sangat kesal.
"Diva lu belum tau?",tanya Reva.
"tau apa si",Diva pun balik bertanya.
"ituloh Dio sekarang...",perkataan Reva terputus karena bel sekolah tiba-tiba berbunyi.
Karena bel sekolah sudah berbunyi akhirnya mereka pun langsung kekelasnya untuk melakukan pembelajaran.
Entah kenapa kali ini Diva tidak fokus selama pembelajaran.
"Diva,coba jawab pertanyaan dipapan tulis",ucap ibu guru.
"hah?iya bu", jawab Diva dengan kaget.
"Diva,kamu ngantuk ya?sana cuci muka dulu",ucap ibu guru.
"eh ngga kok bu",jawab Diva.
"apa kamu sakit?",tanya ibu guru.
"ngga bu,saya ijin ke kamar mandi sebentar ya bu",ucap Diva.
"iya",jawab ibu guru.
Entah apa yang ada dipikiran Diva sampai-sampai ia tidak fokus untuk belajar kali ini.
"ih gue kenapa si hari ini nggak fokus banget keknya",ucap Diva hati sambil kesal.
Ditengah perjalanannya menuju kamar mandi tiba-tiba vero pun datang.
"kak Diva",sapa Vero.
"hm,kenapa?",tanya Diva dengan muka kesal.
"kak Diva kenapa hari ini kok keknya lagi kesel banget?",tanya Vero kebingungan.
"au ah",jawab Diva sambil kesal dan pergi dari Vero.
"kak..kak Diva",teriak Vero.
"udah dieeemmm!!!!",jawab Diva.
Karena Dio ia sangat kesal sampai sekarang,ia berfikir kalau yang membuat ia tidak fokus adalah kekesalannya pada Dio.
Tak lama Diva pun kembali kekelas dan selang beberapa menit pelajarannya selesai.
Dan saatnya mereka untuk istirahat.
"Diva,gue tadi belom selesai ngomong",ucap Reva.
"hm apa?",tanya Diva.
"tapi gue takut lu kenapa napa",ucap Reva.
"udah si ngomong aja",Diva.
"Dio kecelakaan,dan sekarang dia koma Div makannya tadi pagi ngga njemput lu dan ngga bisa ngabarin lu dari kemarin",ucap Reva.
"hah,lu becanda kan heh!",jawab Diva dengan tegas.
"ngga Div kita serius",ucap Reyga.
"kok lu ngga ngasi tau gue si dari kemarin",ucap Diva kesal.
"kita aja baru tau tadi pagi",jawab Reva.
"plis pulang sekolah temenin gue buat kesana",ucap Diva.
"iya Div kita temenin kok",ucap Reyga.
"udah ya lu tenang dulu,nanti pasti kita kesana kok",ucap Reva.
Tangisan Diva pun tak terbendung lagi.
Ia tak tau harus berbuat apa sekarang.
Diva juga tidak mau berpisah dengan Dio secepat ini.
(tenggg..tengg..tengg..bel yang menandakan jam sekolah telah berakhir dan siswa sudah diperbolehkan pulang).
"ayo,langsung kesana aja gue pengen cepet-cepet ketemu Dio",ucap Diva gugup.
"iya tapi lu tenangin diri lu dulu",jawab Reva.
"iya div kita ngga bisa kesana kalo lu tetep kek gini",ucap Reyga menambah.
"yaudah iya,yuk sekarang kita berangkat",jawab Diva.
Mereka pun segera berangkat.
Namun kali ini mereka harus menunggu taksi online untuk beberapa saat.
Diva pun mulai cemas karena mereka belum juga dijemput oleh taksi online tersebut.
Selang beberapa menit mereka pun langsung berangkat untuk menjenguk Dio dirumah sakit.
Reyga dan Reva juga mulai menenangkan Diva disepanjang perjalanan.
Sesampainya mereka dirumah sakit mereka langsung menanyakan ruangan yang ditempati oleh Dio.
Mereka bergegas pergi keruangan tersebut.
Namun saat mereka melihat dari jendela ruangan Dio ternyata sudah ada Soniya disamping Dio yang sedang terbaring lemas.
Emosi dan tangisan Diva pun sudah tidak bisa terbendung lagi.
Ia menangis untuk kesekian kalinya.
"Div..udah div tenang ya",ucap Reva.
"iyaa,paling juga bentar lagi Soniya pergi kok",sambung Reyga.
Diva hanya bisa menangis melihat hal tersebut.
Diva yang sudah tidak kuat pun akhirnya memutuskan untuk pulang dan kembali esok setelah pikiran Diva sudah tenang.
Diva pun berlari kearah pintu keluar dan disusul Reyga dan Reva.
"Diva,tunggu divvv..",teriak Reyga.
Diva hanya bisa berlari ke pintu keluar sambil menangis.
Sesampainya dipintu keluar Diva,disana Diva terdiam dan tersusul oleh Reyga dan Reva.
"Div,kok lu mau pergi gitu aja si?",tanya Reva.
"lagian disana udah ada Soniya kan yang nemenin, besok-besok aja kita kesini,gue ngga kuat Revv",jawab Diva dengan menangis.
"yaudah kita anter lu pulang dulu ya",ucap Reyga.
Diva pun hanya menganggukan kepalanya sambil masih mengalirkan air matanya.
"kenapa sih, hari-hari gue sekarang ngga ada yang spesial sama sekali,semakin dewasa semakin ada aja masalah yang dateng",ucap Diva dalam hati.
Sesampainya dirumah Diva langsung berlari kekamarnya tanpa mengucap salam kepada ibunya seperti biasanya.
"Divv,makan dulu sayang",ucap ibu Diva.
Diva tak menjawab apapun,ia langsung pergi kekamarnya dan duduk dikasurnya sambil menangis.
Ibunya yang melihat tingkah Diva begitu aneh pun menyusul anaknya ke kamarnya.
"kamu kenapa sayang,ada masalah apa,sini cerita sama mama",ucap ibu Diva sambil menenangkan Diva.
"kenapa ya mah,semakin Diva dewasa,semakin ada aja masalah yang dateng,Diva capek mahh",jawab Diva.
"udah sayang,kamu tenangin diri kamu dulu yaa,cantiknya mama ngga boleh nangis",ucap ibu Diva menenangkan.
Setelah Diva tenang ia mulai bercerita kepada ibunya.
"mahh mama tau kan temen deket aku,Dio",ucap Diva.
"iya kenapa divv?",tanya ibu Diva.
"dia kecelakaan mahh, sekarang dia koma",ucap Diva.
"tadi kamu udah jengukin dia?",tanya ibu Diva dengan kaget.
"udah mahh,tapi ada kak Soniya,Diva takut dilabrak lagi",jawab Diva.
"yaudah besok kamu jenguk Dio ya,tapi kamu harus tenang dulu ya,Dio juga pasti ngga mau kamu sedih",ucap ibu Diva.
"iya mahh",jawab Diva.
"yaudah sekarang kamu bersih-bersih ya abis itu turun buat makan",ucap ibu Diva.
"iya mah",jawab Diva.
Setelah ia selesai bersih-bersih ia langsung turun untuk makan malam bersama dengan keluarganya.
Disini Diva sangat tidak nafsu makan karena yang ada dipikirannya hanyalah kejadian tadi siang.
Ia masih terus memikirkannya sampai-sampai nafsu makannya hilang dan ia tidak fokus saat diajak bicara oleh ibunya.
"Diva,ayo dimakan sayang kok cuma buat mainan aja sih makanannya",ucap ibu Diva.
"eh,iya mahh..tapi Diva ngga nafsu makan",jawab Diva.
"udahlah ngga usah terlalu dipikirin lagian besok kan kamu mau jenguk dia",ucap ibu Diva.
"iya mahh..",jawab Diva.
Diva pun hanya memakan beberapa suap nasi saja dan langsung kembali ke kamarnya.
Diva pun menangis dan masih memikirkan hal yang tarjadi tadi siang.
Ia juga mengumpulkan tekad dan mentalnya saat ini,karena ia takut saat ia pergi untuk menjenguk Dio,Soniya masih berada disana.
"ternyata menjadi dewasa itu ngga enak ya,selesai satu masalah ntar dateng lagi seribu masalah",ucap Diva dalam hati.
Perlahan Diva pun mulai tertidur karena mungkin ia lelah setelah menangis seharian.
Ia kembali istirahat dikasurnya.