Pagi telah tiba, seorang anak remaja bernama Ishii Atsumori terbangun dari tempat tidurnya.
"Itu cuma mimpi kan?" gumam Ishii.
Hari itu adalah hari Minggu, seperti kebiasaan tiap minggunya. Ishii segera mandi dan sarapan, lalu dia pergi ke sebuah taman yang tidak terlalu jauh dari rumahnya sambil membawa beberapa buku untuk dia baca disana.
Sesampainya di taman, lumayan banyak orang yang bermain dan duduk duduk di kursi taman. Ishii berhasil mendapatkan tempat duduk di sebuah kursi panjang. Hanya dia dan buku miliknya saya yang ada di atas kursi kayu yang panjang itu.
Dua jam berselang, tiba tiba seorang anak datang dan berdiri di hadapannya. Ishii merasa ada yang berbeda pada anak itu, namun Ishii hanya memberikan tatapan kosong kepada anak itu.
"Ishii Atsumori, anak Yatim Piatu. Suka bermain video game, membaca buku, punya cita cita menjadi seorang penulis novel terkenal. bersiaplah untuk balas dendam kepada musuhmu sebelum engkau di bunuh!" ucap anak itu.
"Namaku Masuko Shinjiro, jika kau bertemu dengan lawanmu, ingatlah jika kau membutuhkan sabit hitammu!" Lanjutnya.
Ishii terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh anak itu. Dia ingin bertanya sesuatu kepada anak itu, namun belum sempat di bertanya. Terdengar suara seseorang dari kejauhan, sepertinya dia baru saja memanggil nama anak itu karena anak itu segera berlari ke arah datangnya suara itu.
Kini Ishii merasa takut ketika melihat orang yang di hampiri anak itu adalah seorang pria berbadan tinggi dengan pakaian usang. Tatapannya tajam ke arah Ishii, seakan dia ingin membunuhnya.
Pria dan anak kecil itu akhirnya pergi meninggalkan Ishii. Kini dia kembali membaca buku bukunya, tapi kali ini pikirannya dipenuhi pertanyaan.
Hari telah sore, banyak orang yang telah meninggalkan taman itu. Akan tetapi tiba tiba seseorang memanggilnya dengan menyebut namanya.
"Ishii Atsumori! kita bertemu lagi..." ucap seorang pria bertubuh tegap yang baru saja sampai di taman itu.
"Ka... kauuu.....," Ucap Ishii sambil terbata bata melihat pria itu.
"Kenapa? sudah lama tidak bertemu? rindu?" Kata pria itu yang terus melontarkan pertanyaan kepada Ishii.
"Tidak boleh..., aku tidak boleh kabur sekarang.... aku harus membalaskan dendamku.."kata Ishii dalam hatinya.
sambil mengepalkan kedua tangannya, dia mulai mengumpulkan keberanian untuk melawn pria itu. Setelah merasa sangat siap, akhirnya Ishii berlari ke arah pria tersebut sambil berteriak keras.
Namun, pria itu tidak memberikan respon apapun. Bahkan ketika Ishii sedang memukul tubuhnya.
"Haaa...? hanya ini yang kau bisa? padahal ayahmu berkata kepadaku bahwa kau akan mengalahkan ku suatu hari nanti." Kata pria itu.
"Kau.... dasar bajingan, dasar pembunuh!" Ucap Ishii yang semakin jengkel.
Duaaakkkk....
Tiba tiba sebuah pukulan melesat cepat dan mengenai pipi kiri Ishii dengan sangat kuat. Ishii segera melihat muka pria itu, tampak jika dia sedang marah karena mendengar kata kata yang baru saja diucapkan Ishii.
"Apa kau sadar dengan apa yang baru saja kau katakan?!" Ucap pria itu dengan nada yang cukup tinggi.
Pria itu mulai memukuli Ishii terus menerus tanpa ada celah yang bisa Ishii gunakan untuk melawan balik. Karena telah banyak menerima pukulan, Ishii kembali teringat dengan apa yang diucapkan anak aneh tadi siang.
Ishii mulai melakukan apa yang dikatakan anak kecil yang aneh pada siang tadi dan....
Shaaattt.....
sebuah serangan vertikal ke atas baru saja di lancarkan menggunakan sebuah sabit berwarna hitam dari tangan Ishii. Lengan kanan pria tadi akhirnya terluka karena menangkis serangan yang dilakukan secara tiba tiba.
"Rupanya kau sekarang menjadi Pelampau, padahal aku sudah merencanakan untuk membunuh kedua orangtuamu tepat didepan matamu, agar kau bisa dipastikan mendapatkan rasa ketakutan yang sangat besar sehingga kau tidak punya kemungkinan menjadi Pelampau." Kata pria itu.
"Sudah cukup, aku akan membunuhmu sekarang juga!" Kata Ishii dengan serius.