Suara tepukan tangan terdengar ketika Cleo masuk ke sebuah ruangan. Melihat siapa yang memberikannya Appleus, Cleo tidak memperdulikannya dan memilih duduk dengan santai.
"Nathan, sejak kapan kau ada di sini?" tanya Cleo mengambil tisu dan membersihkan sisa darah yang berada di wajahnya.
"Aku hanya datang untuk mampir, tapi malah melihatmu akan bertarung dengan wanita itu," jawab Nathan.
Telah beberapa tisu dipakai oleh Cleo untuk membersihkan darah di tubuhnya, tapi ia merasa jika wajahnya belum sepenuhnya bersih.
"Aku harus segera pulang untuk membersihkan darah ini," ucap Cleo.
Nathan terus menatap wanita yang berada di hadapannya. Mereka berdua tumbuh besar bersama karena Charles yang merawat mereka sejak kecil. Semakin berjalannya waktu, perasaan menyukai Cleo pun tidak bisa dihindari olehnya, tapi ia sadar jika perasaan suka itu tidak seharusnya ia miliki.
"Sudah lama aku tidak melihat wajah aslimu, berapa lama ya?" tanya Nathan sambil berpikir.
"Apa kau tidak punya pekerjaan?"
"Kerja? Sebaiknya kau jangan tanyakan itu. Charles membuatku memiliki banyak pekerjaan," ucap Nathan mengerutu. "Dia menyuruhku terbang dari satu negara ke negara lain,"
"Tapi kau menyukainya," timpal Cleo membuat pria itu terdiam.
"Hal yang paling kusukai adalah dirimu, kau melakukan apa yang ingin kau lakukan termasuk membuat satu dunia heboh dengan live death yang kau lakukan,"
Cleo menghela napas kasar. "Seseorang menginginkan kematiannya seperti itu, dan menurutku itu sesuatu yang belum pernah kulakukan, jadi kubuat kematiannya disaksikan oleh banyak orang. Lagipula dia adalah salah satu alasan kenapa aku berada di sini,"
Nathan mengangkat satu alisnya. "Dia yang menjualmu?" tanyanya.
"Ya, dia pria yang menjualku," jawab Cleo menatap pria yang berada di hadapannya.
"Maaf, aku tidak tahu,"
Cleo menatap pria tampan di hadapannya kemudian segera beranjak dari tempat duduknya.
"Tidak perlu dipikirkan lagi. Kejadiannya cukup lama," ucapnya meninggalkan Nathan.
"Kejadiannya memang cukup lama, tapi kau masih menyimpan dendam di dalam hatimu. Apa yang terjadi padamu saat ini, itulah yang kau sesali," gumam Nathan pelan sambil melihat Cleo yang telah menghilang dari balik pintu.
Baru saja Nathan akan beranjak dari tempat itu, pintu terbuka memperlihat Charles yang tengah menyesap rokok. "Bukankah kau harusnya tidak di sini?" tanya Charles melangkah lebih jauh dan duduk menatap Nathan yang berada di depan pintu.
"Sebenarnya, iya. Aku datang karena sesuatu hal, tapi melihat ada pertunjukan menarik," ucap Nathan kemudian ikut duduk.
Charles menatapnya serius, "apa ada hal mendesak?" tanyanya.
"Nothing. Hanya lelah, kau mengirimku ke sana kemari," ucap Nathan jujur. "Jadi, bisakah kau tidak mengirimku untuk membereskan masalah di negara sebelah? Mungkin Mike lebih bisa kau andalkan daripada aku untuk mengurusinya," ucap Nathan, menyinggung salah satu pria yang dibersarkan oleh Charles.
Mike Diaz, dia adalah adik angkat Charles, wajahnya tidak kalah tampan dari Nathan tapi dibalik ke tampanan mereka terdapat kesadisan yang tidak banyak orang ketahui.
"Baiklah, aku akan menyuruhnya membereskan masalah di sana," ucap Charles. "Jadi, apa yang akan kau lakukan sekarang?"
"Mungkin akan mencari cara agar putrimu jatuh cinta padaku," ucap Nathan menggoda Charles.
"Kau …" geram Charles.
"Bye … bye … aku akan menunggumu di rumah, aku tahu dia juga pasti ada di rumah," ucap Nathan kemudian pergi dari sana.
Beberapa anggota melihat kehadiran pria itu, seketika memberika hormat padanya. Mereka tahu, jika pria yang baru saja lewat adalah pria yang diberikan kepercayaan dalam mengurus organisasi, tidak membutuhkan waktu lama Charles pun keluar bersama beberapa pengawal membuat semua orang menundukan kepalanya. Wajah yang selalu ditutupi oleh mask berwarna hitam serta ukiran gold. Wajah itu tidak pernah dilihat oleh siapapun kecuali Nathan, Cleo serta sopir pribadinya.
"Menurutmu, apa dia membahayakan organisasi?" tanya Charles ketika mereka berada di dalam mobil.
"Aku yakin dia telah memikirkannya sebelum melakukan aksinya. Aku mengenalnya sejak kecil, semua masuk akal jika dia yang melakukannya," jawab Nathan dengan santai.
"Tapi, kita tidak bisa memandang remeh para musuh yang mengawasi kita, di tambah dengan dia yang telah memperlihatkan wajahnya di depan banyak orang,"
"Dia bisa memakai wajah palsunya itu," ucap Nathan terkekeh.
Cukup banyak percakapan yang terjadi di antara mereka sepanjang perjalanan menuju mansion, setelah dua tahun tidak bertemu karena Nathan. Ketika tiba di mansion, Nathan begitu terkejut dengan kehadiran Mike yang telah berada di sana lebih dulu.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Nathan keluar dari dalam mobil.
"Apa yang kulakukan? Bukankah sangat jelas jika aku ada di sini karena ingin bertemu keponakanku?" jawab Mike kembali dengan pertanyaan.
Dua orang pria itu tidak pernah akur ketika bertemu, apalagi saat Cleo bersama dengan mereka, walaupun mereka adalah mafia yang ditakuti tapi mereka bisa menjadi seperti dua orang anak kecil yang berebutan mainan.
Mike masuk terlebih dahulu sambil memanggil Cleo tapi wanita yang dipanggil itu tidak pernah menampakan diri.
"Bukankah tadi aku melihatnya masuk? Tapi, kenapa dia tidak ada?" tanya Mike pada salah satu maid di sana.
"Kau seperti tidak mengenalinya saja, dia pasti di suatu tempat tidak ingin diketahui oleh orang lain," timpal Charles masuk ke dalam rumah.
"Bukankah seharusnya dia bertemu dengan kita? Sangat jarang kita berkumpul seperti itu, kenapa harus pergi?" gerutu Nathan menaiki anak tangga.
Pria itu memeriksa kamar itu dan tidak menemukan siapapun di sana.
"Dia benar-benar pergi," ucap Nathan kemudian turun dari lantai atas.
"Aku mendengar sesuatu yang lucu sebelum datang kemari. Jika akan ada seorang yang akan menyelidiki tentang kematian pria dibunuh olehnya," ucap Mike membuat semua Nathan dan Charles melihat ke arah Mike.
"Mereka tidak akan menemukan apapun," ucap Cleo tiba-tiba membuat mereka terkejut.
"Kau … dari mana? Bukankah kau tadi …"
"Memberi makan kesayanganku," ucap Cleo.
"Apa kau sudah tahu, mereka mengirim seseorang untuk menyelidiki kasus pembunuhan itu?" tanya Mike.
Bersambung …