Dalam buku The 7 Habits Of Highly Effective Teens karya Sean Covey, ada 7 kebiasaan yang bisa kita biasakan agar bisa menjadi orang yang sukses. Kebiasaan akan mempengaruhi hidup kita, karena itu mari kita latih dan perbaiki kebiasaan kita, karena kebiasaan akan menentukan sukses atau tidaknya diri kita masing - masing.Kebiasaan 1 : Jadilah ProaktifKebiasaan 1, Jadilah Proaktif adalah kunci untuk membuka kebiasaan yang lain. Kebiasaan 1 membahas bahwa kita lah sumber motivasi menuju kesuksesan kita masing - masing.kita yang mengemudikan kemana kita akan pergi. Kita yang bertanggung jawab atas kebahagian atau ketidakberhasilan kita masing masing.Bersikap proaktif adalah bagaimana kita menentukan sikap kita terhadap segala hal yang terjadi di sekitar kita. Kita manusia memiliki akal untuk memilih untuk bersikap negatif (reaktif) atau sebaliknya bersikap positif (proaktif) terhadap keadaan sekeliling kita. Bersikap proaktif adalah cara bagaimana kita mengendalikan hidup kita, bukan malah hidup kita yang mengendalikan sikap kita.Cara untuk memahami bahwa kita bersikap proaktif yaitu dengan kita membandingkan dengan sifat reaktif.Dari sana, kita pasti akan memahami apa yang seharusnya kita lakukan. Kita bisa memilih pilihan reaktif dan membiarkan perasaan kita kacau. Atau bisa bersikap proaktif dan melanjutkan hidup kita tanpa perasaan yang kacau akibat sikap reaktif kita. Dengan bersikap proaktif kita telah mengendalikan hidup kita dengan bersikap sesuai dengan hati nurani kita.Banyak manfaat bersikap proaktif, antara lain :1. Tidak lekas tersinggung.2. Bertanggungjawab terhadap pilihannya sendiri.3. Berpikir sebelum bertindak.4. Cepat pulih kalau terjadi sesuatu yang buruk.5. Selalu mencari jalan untuk menjadikan segalanya terlaksana.6. Fokus pada hal-hal yang bisa mereka ubah, bukan malah mengkhawatirkan hal yang tidak bisa diubah.Inti dari sikap proaktif adalah dua hal, yaitu kita bertanggungjawab terhadap hidup kita, dan bersikap "aku bisa". Hal ini sesuai dengan kalimat "orang-orang yang berprestasi jarang duduk-duduk menantikan segalanya terjadi pada mereka. Mereka berbuat dan menjadikan semuanya terjadi. Orang-orang yang berhasil dalam dunia ini adalah orang-orang yang bangkit dan mencari keadaan yang mereka inginkan, dan apabila tidak menemukan keadaan tersebut, mereka akan menciptakannya."Kebiasaan 2 : Merujuk Pada Tujuan AkhirKebiasaan 2, Merujuk Pada Tujuan Akhir atau Mulai dengan Mengingat Tujuan Akhir kita, adalah cara bagaimana mendapatkan gambaran yang jelas mau ke mana dalam hidup ini. Artinya memutuskan apa saja nilai-nilaimu dan menetapkan sasaran akhir. Apabila kebiasaan 1 mengatakan kita sebagai pengemudinya, maka kebiasaan 2 memerintahkan untuk menentukan ke mana kita akan menuju.Mengapa begitu penting untuk mempunyai tujuan akhir? Sean Covey mengatakan bahwa ada dua alasan, yaitu karena kita ada dalam persimpangan, sehingga jalan yang akan kita pilih akan mempengaruhi kita selamanya. Alasan kedua adalah bahwa jika kita tidak menentukan masa depan kita sendiri, maka orang lain yang akan memutuskannya. Jadi pilih mana antara masa depan pilihanmu sendiri atau masa depan pilihan orang lain?Dalam hidup kita, kita memiliki banyak jalan untuk melakukan sesuatu. Kita juga memeiliki banyak jalan untuk menentukan kemana kita akan berjalan. Di dalam melakukan sesuatu ataupun juga dalam menentukan arah jalan, itu akan mempengaruhi jalan hidup kita masing – masing.alam hidup, kita sendirilah yang seharusnya mengendalikan takdir kita. Mungkin orangtua, teman atau siapapun, apakah kita mau mereka untuk menentukan takdir kita? Tentu tidak bukan? Karena itulah kita yang harus bertanggungjawab atas seluruh hidup dan takdir kita. Tanpa tujuan akhir, kita sering kali akan mengikuti orang lain yang mau memimpin, meskipun yang dikerjakan sama sekali tidak bermanfaat bagi kita.Untuk menjamin kita memiliki tujuan akhir, salah satu cara menemukannya adalah dengan menuliskan pernyataan misi pribadi. Pernyataan misi ini adalah pernyataan mengenai apa yang akan kita lakukan dalam hidup kita, apa saja yang perlu dicapai, selayaknya sebuah cetak biru hidup kita. Pernyataan ini terserah bagaimana bentuknya, baik panjang, pendek, berbentuk esai atau puisi, yang penting tujuan hidup kita tertuang di dalamnya. Pernyataan misi ini seperti pohon dan akar-akarnya yang dalam, tidak bergerak, akan tetapi terus bertumbuh.Kesalahan terbesar dalam pembuatan pernyataan misi ini ada dua. Yang pertama, para remaja biasanya membuang waktu untuk menyempurnakannya sebelum memulainya. Seharusnya kita segera melakukan meskipun belum sempurna, kemudian dalam proses itu sempurnakan sedikit demi sedikit. Lalu pernyataan misi ini tidak perlu sama dengan orang lain. Cukup tuliskan sesuatu yang dapat menggambarkan diri kita, maka itulah diri kita yang sebenarnya, pernyataan misi kita sendiri.Selanjutnya adalah menemukan talenta-talenta kita. Apa sih yang kamu berbakat di dalamnya? Apa yang membuatmu dapat melakukannya dengan senang hati? Tidak perlu bakat seperti suara merdu atau pintar olahraga. Bisa saja bakatmu sepele seperti pandai membuat orang tertawa, selalu bersikap ramah, atau bahkan bisa menyanyi dengan bersiul sepanjang hari. Yang penting itu adalah bakat aslimu dan tidak dibuat-buat. Kita hanya harus mendeteksi talenta kita, bukannya menciptakan yang tidak kita punyai.Ada beberapa cara untuk mengejar sasaran itu, antara lain :1. Hitung biayanya, yaitu kamu harus menghitung biaya yang harus kamu bayar untuk mencapainya. Misalnya, kamu ingin pandai berolah raga, kamu harus lebih sering berlatih dan mempelajari olahraga yang kamu sukai. Di samping itu, kamu harus rela waktu jalan-jalanmu dan waktu bersantai berkurang, kamu harus rela bercape-cape setiap hari. Setelah menghitung biayanya, maukah kamu berkorban? Apabila tidak jangan lakukan, jangan membuat komitmen yang kamu tau akan kamu langgar. Cara yang lebih baik adalah dengan menjadikan sasaranmu lebih mudah dicapai, sehingga biaya yang kamu bayar akan bisa kamu penuhi.2. Tuliskan, karena sasaran yang tidak dituliskan hanya akan jadi angan-angan.3. Laksanakan, karena tidak ada yang sifatnya coba-coba. Kamu harus melakukan apa yang kamu inginkan. Jangan bilang, "akan saya coba", tapi katakan, "akan saya lakukan". Seperti ketika pasanganmu menanyakan apakah kamu mau menikahinya, lalu kamu jawab "akan saya coba", bagaimana perasaanya???4. Gunakan momentum yang tepat, yaitu saat awalan dan akhiran. Contohnya tahun baru sebagai awalan atau putus hubungan yang menandai akhiran. Dengan memanfaatkan momentum itu kamu akan bisa melaksanakan sasaranmu dengan efektik.5. "Ikatkan" dirimu dengan orang lain, artinya dalam mencapai tujuanmu, kamu harus memberitahukan apa yang kamu lakukan kepada orang lain sehingga mereka bisa membantumu. Apabila kamu ingin pintar, bicarakan hal itu dengan orang tua, guru, teman bahkan dengan pacarmu, maka kamu bisa didukung orangtuamu, diberi les olah gurumu, berdiskusi dengan temanmu, bahkan mendapat dorongan dari pacarmu. Menjadi lebih mudah bukan?Satu hal yang harus kamu perhatikan adalah sebaiknya kamu tidak mengacuhkan kelemahanmu, karena yang harus kamu lakukan adalah kembangkan seluruh talentamu (bakatmu) dan gunakan kelemahanmu untuk menjadi kekuatan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Selain itu, takdir kita belum ditentukan sampai kamu melakukan hal yang kamu bisa lakukan, karena itu jadikan hari kita luar biasa dan tinggalkan warisan yang abadi kepada penerus kita dengan mencapai tujuan yang sangat luar biasa. Pendidik Maren Mouritsen mengatakan, "Kebanyakan dari kita takkan pernah melakukan hal-hal besar. Akan tetapi kita bisa melakukan hal-hal kecil dengan cara yang besar".Kebiasaan 3 : Dahulukan yang UtamaKebiasaan 3 : Dahulukan yang Utama adalah soal belajar menentukan prioritas dan mengatur waktumu sehingga yang penting didahulukan, buka ditunda. Tapi kebiasaan ini lebih dari sekedar mengatur waktu, melainkan juga soal belajar mengatasi ketakutan dan bertahan di saat yang sulit.Kita punya sederet sasaran serta niat baik, tetapi untuk melaksanakan dan mendahulukannya sangat sulit. Karena itu kebiasaan 3 memerlukan daya kemauan(kekuatan untuk mengatakan ya kepada hal-hal yang paling penting bagimu) dan daya menolak (kekuatan untuk mengatakan tidak kepada hal-hal yang kurang penting dan terhadap tekanan sesama).Ketika mengepak koper, kita akan menemukan bahwa masih banyak yang bisa kita masukkan asal ditata dengan rapi ketimbang dimasukan dengan sembarangan. Begitu pula dengan hidup, ketika ditata dengan baik, kita akan menemukan bahwa akan lebih banyak waktu untuk keluarga, teman, dan lain-lain. Berikut adalah suatu model Kuadran Waktu yang diciptakan Sean Covey :Penting – hal-hal yang paling penting bagimu, kegiatan-kegiatan utama bagimu, yang berkontribusi terhadap tercapainya misi serta sasaranmu.Mendesak – hal-hal yang menekan, yang menuntut perhatian segera.MendesakTidak MendesakPentingOrang yang suka menunda-nunda· Ujian besok· Teman terluka· Terlambat masuk kerja· Mobil mogokOrang yang suka menentukan prioritas· Merencanakan, menetapkan sasaran· Olahraga· Membina hubunganTidak PentingOrang yang "Yes-Man"· Telepon yang tidak penting· Interupsi· Masalah kecil orang lain· Tekanan sesamaOrang Pemalas· Terlalu banyak nonton TV· Ngobrol di telepon lama-lama· Shoppingholic· Buang-buang waktuSekarang pikirkan dan tanyakan pada diri sendiri, "Ke dalam Kuadran Waktu manakah aku paling banyak menghabiskan waktuku?"Kuadran 1 (K1) : Orang yang suka menunda-nundaMemang ada hal-hal yang perlu dilakukan dalam K1, misalnya menolong anak yang tertabrak. Akan tetapi ketika kita menunda-nunda mengerjakan PR lalu harus mengerjakannya semalaman, kita akan kelabakan. K1 adalah orang yang suka menunda-nunda pekerjaan. Motonya adalah, "aku akan berhenti menunda-nunda – nanti". Orang ini suka mengerjakan pekerjaan di saat-saat kritis pada menit-menit terakhir. Akan tetapi ini membuatnya semangat dan bisa sukses di bawah tekanan. Merencanakan sebelumnya sangat susah dilakukan orang ini, karena akan merusak kesenangan mengerjakan di menit-menit terakhir.Akibat kebanyakan menghabiskan waktu di K1 adalah:- Stress dan cemas- Kelelahan- Prestasi yang biasa-biasa saja.
Kuadran 3 (K3) : Orang yang "yes-man"K3 mewakili hal yang mendesak, tetapi tidak penting. Cirinya adalah dia berusaha menyenangkan semua orang dan menanggapi semua keinginan mereka. K3 penuh dengan hal-hal yang penting bagi orang lain, tetapi tidak untukmu. Yes-man sulit mengatakan tidak pada orang lain, berusaha menyenangkan mereka, akan tetapi biasanya malah tidak menyenangkan siapapun.Kalau teman-temannya datang mendadak dan mengajaknya begadang, dia tidak dapat menolak meskipun besoknya dia menghadapi ujian dan perlu belajar serta tidur. Atau dia tidak mau ikut tim renang, dia lebih memilih kesenaian, tapi karena ayahnya seorang perenang, maka dia tidak mau mengecewakan ayahnya. Akibat kebiasaan menghabiskan waktu di K3 adalah :- Reputasi sebagai "tukang menyenangkan orang lain".- Kurang disiplin.- Merasa seperti keset kaki bagi orang lain yang menginjak-injaknya.Kuadran 4 (K4) : PemalasK4 adalah kategori kesia-siaan. Kegiatannya sama sekali tidak mendesak dan tidak penting. Si Pemalas melakukan semua dengan berlebihan, terlalu banyak nonton TV, tidur, main video game, dan online. Memang benar nonton, chatting, atau shopping adalah bagian dari hidup sehat, akan tetapi kalau dilakukan berlebihan maka akan menjadi sebuah kesia-siaan besar.Akibat hidup dalam K4 adalah :- Kurang bertanggungjawab.- Rasa bersalah.- Malas.Kuadran 2 (K2) : Orang yang suka menentukan prioritasK2 adalah hal-hal penting tetapi tidak mendesak, seperti olahraga, relaksasi, membangun hubungan, mengerjakan PR ... tepat waktu. Kuadran inilah seharusnya kita berada. Kesulitannya adalah pekerjaan K2 penting, akan tetapi tidak mendesak. Karena itu lah orang yang menentukan prioritas berdiri dalam kuadran ini. Orang ini tidak sempurna, akan tetapi dia mawas diri. Dia menentukan apa yang perlu dilakukan, menyusun prioritas. Dengan merencanakan, misalnya, dia dapat mengendalikan segalanya. Dengan mengerjakan PR tepat waktu, dia dapat mengerjakan yang terbaik dan terhindar dari stress dan kelelahan. Dia berolahraga teratur, meskipun harus mengorbankan hal-hal lain. Ia suka nonton, online di internet, dan membaca novel, tetapi tidak berlebihan. Dia belajar mengatakan "tidak" sambil tersenyum, karena mungkin penolakan tidak akan membuatnya populer, tetapi akhirnya orang akan menghormatinya.Akibat hidup di K2 :- Hidup terkendali.- Keseimbangan.- Prestasi tinggi.Untuk memulai, sebaiknya kamu membuat agenda. Pertama buatlah rencana mingguan, karena rentang waktunya pas. Ada 3 langkah yang perlu dilakukan :1. Rencanakan "batu besar"-mu, yaitu hal-hal penting yang akan kamu lakukan. Jangan terlalu banyak, fokuskan hal yang dapat kamu selesaikan, realistis dan susun agar tidak lebih dari sepuluh atau lima belas.2. Jadwalkan waktu untuk "batu besar" tersebut. Hal ini penting karena apabila kamu tidak menjadwalkannya, ada kemungkinan waktumu tersita pada hal-hal yang lain yang kurang penting.3. Jadwalkan segala hal lainnya. Setelah batu besar terjadwal, jadwalkan hal lain yang kamu inginkan.Apabila sudah selesai, laksanakan, dan mungkin kamu juga perlu sekali-sekali menyusun kembali agenda itu agar lebih terarah.Kebiasaan 3 selanjutnya adalah mengatasi ketakutan dan tekanan sesama. Seseorang memiliki wilayah aman yang seringkali sulit untuk ditinggalkan. Wilayah aman itu bebas risiko, mudah dan tidak membutuhkan upaya ekstra. Sebaliknya, ada wilayah berani yang mencakup petualangan, risiko dan tantangan. Segala yang membuatmu tidak nyaman ada di sini. Dengan memasuki wilayah berani kita, hidup tidak akan membosankan, dan kita mendapatkan pengalaman baru. Apabila kita tidak pernah masuk ke dalam wilayah ini, suatu saat ketakutan kita akan membuat keputusan untuk kita. Pernahkah kita gagal menjadi ketua OSIS karena takut berbicara di depan umum, atau takut berkenalan dengan gadis yang kamu suka, atau takut masuk tim basket karena takut bersaing? Karena ketakutan maka kamu kehilangan kesempatan menjadi ketua OSIS, berkenalan dengan gadis mu, dan gagal menjadi olahragawan.Dalam memasuki wilayah berani ini, bukan orang lain yang harus kamu perhatikan, akan tetapi kamu harus menaklukan dirimu sendiri dan mencapai keberanian yang kamu perlukan. Jangan pedulikan orang lain, yang penting kamu telah berhasil menaklukan dirimu sendiri. Yang terpenting adalah "Menang itu tidak lebih dari bangkit lagi setiap kamu gagal".Pujangga Robert Frost menulis, "Ada dua jalan di hutan, dan aku pilih jalan yang lebih jarang dilalui orang, dan itulah yang membuat perbedaan". Dalam menghadapi tekanan negatif sesamamu yang menyuruhmu melakukan hal yang tidak kamu inginkan, kamu harus mengeluarkan seluruh keberanianmu. Kamu harus berani mengambil sikap untuk menolaknya. Akan tetapi tidak semua tekanan itu buruk, karena apabila kamu mendapatkan tekanan positif dari temanmu, kamu malah harus mengikutinya untuk menjadi lebih baik.Mendahulukan hal-hal yang utama ini membutuhkan disiplin, disiplin untuk mengatur waktu, disiplin untuk mengatasi ketakutanmu, disiplin untuk menguatkan hatimu di saat-saat sulit dan menolak tekanan sesama. Menjadi orang sukses tidaklah mudah, karena kamu perlu menjalani hal-hal yang mungkin kamu benci. Apakah kamu pikir pemain piano menikmati latihan selama berjam-jam, atau seorang juara kelas senang belajar sampai larut malam agar dapat nilai yang bagus? Semua hal yang ingin kita capai memiliki harga masing-masing, karena itu hitunglah harganya sebelum kamu melakukannya.Kebiasaan 4 : Berpikir Menang-Menang (Win-Win)Apabila kebiasaan 1, 2 dan 3 lebih mengacu pada pengembangan diri, maka kebiasaan selanjutnya adalah bagaimana cara kita bersikap terhadap orang lain di sekeliling kita.Kebiasaan 4 : Berpikir Menang-Menang adalah sikap terhadap kehidupan suatu cara berpikir yang mengatakan bahwa saya bisa menang, kamu pun bisa menang. Bukan saya atau kami, tapi sama-sama. Dasar pemikirannya adalah keyakinan bahwa kita semua sama, tidak ada yang lebih rendah dan unggul dari yang lain.1. Berpikir Menang/KalahBerpikir Menang/Kalah yaitu sikap terhadap kehidupan yang mengatakan bahwa jue sukses itu sudah tetap besarnya, dan kalau kamu mendapatkan potongan besar, sisanya tinggal sedikit untuk saya. Karena itu saya akan memastikan mendapat potongan besar itu lebih dulu. Menang/Kalah cenderung kompetitif. Dia tidak peduli seberapa baiknya dia, asalkan dia lebih tinggi dari orang lain. Ciri-ciri Menang/Kalah ini antara lain :Ø Menggunakan orang lain, baik secara emosional maupun secara fisik demi tujuan sendiri yang egois.Ø Berusaha maju atas pengorbanan orang lain.Ø Menyebarkan kabar burung tentang orang lain.Ø Selalu memaksakan kehendak tanpa memikirkan orang lain.Pada akhirnya, biarpun kamu menang, kamu akan sendirian tanpa teman.2. Kalah/MenangKalah/Menang seperti keset kaki, membiarkan orang lain menginjak-injak dirinya, dengan dalih menjadi pembawa damai. Mengalah terhadap tekanan sesama, seperti apabila kelompokmu membolos dan kamu mengalah untuk ikut meskipun kamu tidak mau, menunjukkan kamu Kalah/Menang, kamu kalah dan mereka menang. Apabila ini terus berlanjut, maka kamu akan selalu diinjak-injak orang.Memang sekali-sekali kalah tidak masalah, asalkan itu untuk hal-hal kecil. Akan tetapi jangan sampai kamu terperangkap dalam hubungan yang melecehkan, sehingga kamu selalu saja terpaksa menuruti kemauan orang. Pastikan kamu memegang kendali dalam hal-hal penting.3. Kalah/KalahKalah/Kalah mengatakan bahwa "Apabila aku harus jatuh, kamu juga harus jatuh". Toh, orang sengsara senang ditemani. Dendam adalah contoh yang nyata. Apabila kamu membalas dendammu, kamu mungkin berpikir menang, padahal sebetulnya kamu menyakiti dirimu sendiri.Kalah/Kalah juga bisa terjadi apabila seseorang terobsesi dengan orang lain secara negatif, contohnya sepasang kekasih. Apabila mereka sudah terikat dalam hubungan emosional dan saling tergantung, biasanya menjadi posesif dan cemburuan. Akhirnya ketergantungan ini menimbulkan yang terburuk, mereka sering bertengkar, berdebat, "saling membalas" sehingga menimbulkan sikap Kalah/Kalah.4. Menang-MenangMenang/Menang adalah keyakinan bahwa semua orang bisa menang. Kamu memedulikan orang lain sebanyak kamu memedulikan dirimu sendiri. Contoh-contoh sikap Menang/Menang antara lain :v Kamu dipromosikan menduduki jabatan baru, kemudian kamu bagi pujian dan pengakuannya kepada semua orang yang membantumu dipromosikan.v Kamu ingin makan keluar, temanmu ingin nonton. Akhirnya kamu sama-sama memutuskan akan menyewa film dan membeli makan untuk dimakan di rumah.v Sahabat terbaikmu diterima di kampus pilihanmu, sedangkan kamu tidak. Walaupun sedih, kamu ikut bersuka cita atas keberhasilan temanmu itu.Agar dapat berpikir Menang/Menang, pertama kamu harus memenangkan kemenangan pribadimu (Kebiasaan 1, 2, dan 3). Dengan menenangkan diri, maka kamu dapat berpikir lebih jernih terhadap diri sendiri. Kedua, hindari kecenderungan bersaing dan membanding-bandingkan. Persiangan memang diperlukan semua orang. Akan tetapi persaingan memiliki dua sisi. Persaingan akan sehat apabila kamu menantang diri kamu sendiri agar dapat mencapai sesuatu dengan mengerahkan kemampuan terbaikmu. Akan tetapi persaingan akan menjadi buruk apabila kamu mementingkan kemenangan lebih dari apapun sehingga menghalalkan cara yang salah. Selanjutnya, kecenderungan membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain adalah hal lain yang harus dihindari. Kenapa kita harus membangding-bandingkan diri dengan orang lain? Kita semua berada pada jadwal perkembangan yang berbeda-beda, secara sosial, fisik dan mental. Hidup kita ini unik, dan masing-masing dari kita dilengkapi dengan hambatan-hambatan tersendiri. Jadi lebih baik menjadi diri kita sendiri dan berhenti membanding-bandingkan diri.Terkadang seberapa keraspun mencoba, mencari solusi Menang/Menang. Atau pihak lain yang condong pada Menang/Kalah. Dalam hal ini, jangan ikut-ikutan bersikap Menang/Kalah atau bahkan Kalah/Menang. Lebih baik Menang/Menang atau Tidak Sama Sekali.Mengembangkan sikap Menang/Menang memang tidak mudah. Kamu harus mencobanya sedikit demi sedikit. Kalau kamu baru bisa berpikir hanya 10% dari waktumu sekarang, mulailah meningkatkannya menjadi 20%, kemudian 30%, dan seterusnya. Akhirnya itu akan menjadi kebiasaan tanpa kamu perlu memikirkannya. Dan mungkin keuntungan yang paling mengejutkan dari berpikir Menang/Menang ini adalah perasaan senang yang ditimbulkannya ketika kita bisa menyenangkan orang lain dan kita sendiri mendapatkan keuntungan.Kebiasaan 5 : Berusahalah Untuk Memahami Terlebih Dahulu, Baru DipahamiSetiap manusia memiliki suatu keinginan terpendam di lubuk hatinya yang terdalam agar bisa dimengerti oleh setiap orang. Rasa ingin dimengerti ini menyangkut seluruh tindakan dan pemikiran yang dimilikinya. Setiap orang memiliki persepsi masing-masing terhadap dunia, sehingga setiap orang akan memiliki perbedaan pemikiran yang kadang tidak bisa dimengerti oleh orang lain.Dalam memahami perasaan orang lain, kita perlu menjadi seorang pendengar yang baik. Akan tetapi, seringkali kita tidak mendengarkan dengan baik. Ada lima gaya mendengarkan yang buruk, antara lain :1. Mengawang-awang, gaya mendengarkan dimana seseorang yang sedang terlibat pembicaraan melamun (mengawang-awang) sehingga tidak mendengarkan sama sekali apa yang dikatakan oleh lawan bicaranya.2. Pura-pura mendengarkan, gaya seorang pendengar yang hampir tidak mengacuhkan apa yang dikatakan lawan bicaranya dan membalas dengan tidak peduli.3. Mendengarkan secara selektif, gaya seseorang yang hanya mendengarkan apa yang ingin dia dengarkan dan menanggapi hanya bagian apa yang dia perhatikan tersebut.4. Mendengarkan kata per kata, yaitu gaya mendengarkan seseorang tepat seperti apa yang lawan bicaranya katakan, tanpa memperhatikan bahasa tubuh atau nada perasaan yang sebenarnya mempunyai arti berbeda.5. Mendengarkan yang terpusat pada diri sendiri, yaitu gaya mendengarkan dengan menuruti keinginan sendiri dan tidak berusaha memahami apa yang ingin disampaikan lawan bicara. Gaya ini seringkali malah menimbulkan perasaan yang tidak nyaman kepada lawan bicara. Gaya bicara ini biasanya ditandai dengan beberapa sikap, yaitu menghakimi secara sepihak, menasihati dan menggali tentang keadaan lawan bicara. Hal ini sudah jelas sangat tidak menyenangkan bagi lawan bicara.Apabila kita menunjukkan sikap seperti di atas, dijamin orang yang berbicara dengan kita akan merasa tidak diperhatikan. Teknik mendengarkan yang baik adalah dengan mendengarkan dengan tulus, antara lain :1. Dengarkan dengan telinga, mata dan hati. Seseorang dalam menyampaikan sesuatu sesungguhnya tidak hanya lewat kata-kata. Kita hanya dapat menangkap sekitar 4% maksud seseorang melalui kata-kata. Akan tetapi kita dapat memahami sebanyak 40% dari nada perasaannya bahkan sebanyak 53% dari memperhatikan bahasa tubuhnya. Oleh karena itu, untuk memahami orang lain dengan lebih baik, pahamilah percakapan melalui telinga, mata dan hati kita.2. Selami perasaan mereka. Setiap dari kita memandang dunia melalui kacamata yang berbeda. Apabila kamu memakai kacamata berwarna biru dan temanmu memakai kacamata berwarna merah, pasti dia akan mengatakan bahwa air danau itu berwarna merah. Begitu pula sebaliknya kamu pasti akan mengatakan bahwa air danau berwarna biru sesuai dengan kacamatamu. Begitulah keadaan kita. Untuk memahami orang lain, kita perlu menyamakan warna kacamata kita seperti miliknya. Dengan mencoba memahami sudut pandang mereka, kita pasti akan tahu pemikiran seperti apa yang dimilikinya dan akhirnya kita akan memahami orang lain lebih baik.3. Bersikap seperti cermin. Ini adalah cara yang mengulangi kata-kata yang diucapkan orang dengan kata-kata kita sendiri. Cara ini akan menyebabkan lawan bicara kita merasa diperhatikan saat berbicara, sehingga dia akan membuka diri kepada kita. bersikap seperti cermin bukan mengulang kata-kata persis seperti apa yang diucapkan orang lain, akan tetapi mengulang dengan kata-kata kita sendiri sesuai dengan apa yang kita tangkap.Contoh percakapan :"Kamu tidak boleh keluar malam ini dengan teman-temanmu", kata Ayah.Apabila kamu bersikap biasa, mungkin kamu akan mengatakan, "Ayah tidak adil, padahal aku sudah mengikuti keinginan Ayah selama ini", atau kata-kata lain. Di saat inilah kita perlu bersikap seperti cermin, ulangi kata-katanya dengan kata-katamu."Ayah sedang kesal ya?""Tentu saja Ayah kesal. Nilai-nilaimu menurun selama semester ini, padahal Ayah selalu memenuhi apapun permintaanmu.""Ayah mengkhawatirkan aku ya?""Iya lah, Ayah tidak mau kamu gagal masuk Universitas. Jangan seperti Ayah yang tidak bisa sekolah sehingga harus bersusah payah mencari uang seperti sekarang.""Ayah sangat memperhatikan masa depanku ya?""Tentu saja. Kamu juga seharusnya memperhatikannya lebih baik. Sepertinya tidak apa-apa kalau kamu keluar malam ini, asalkan kamu berjanji nilai-nilaimu akan naik kembali."Mungkin tidak sesederhana itu, tetapi biasanya begitu. Dengan berlaku seperti cermin, lawan bicara akan merasa dihargai dan diperhatikan, sehingga dia akan merasa tidak terlalu buruk apabila membiarkan kita melakukan apa yang kita inginkan.Bersikap seperti cermin tidak harus dilakukan setiap saat, karena akan menghabiskan waktu kita. Sebaiknya sikap ini dilakukan apabila kita sedang benar-benar akan mendengarkan perasaan lawan bicara kita yang menghadapi masalah berat. Sikap ini tidak diperlukan apabila hanya percakapn ringan atau percakapan sehari-hari.Dengan memahami perasaan lawan bicara kita, orang tersebut secara tidak sadar akan membuka hatinya untuk mendengarkan apa yang akan kita katakan. Apabila lawan bicara belum merasa dipahami, akan sulit baginya membuka diri dan menerima apa yang akan kita katakan. Dengan memahami lawan bicara terlebih dahulu, kita akan mendapatkan kepercayaan yang lebih dari orang tersebut.Hanya berusaha memahami orang lain baru setengah dari kebiasaan 5 ini. Setengah selanjutnya adalah Berusaha Untuk Dipahami. Diperlukan keberanian untuk berbicara di depan umum, akan tetapi diperlukan keberanian yang lebih besar untuk berbicara secara umum. Apabila kita sudah bisa memahami lawan bicara kita, tentu kita ingin agar apa yang kita katakan bisa didengarkan oleh orang lain. Akan tetapi ada 2 syarat agar perkataan kita bisa dipahami oleh orang lain. Yang pertama adalah apakah perkataan kita dapat memberikan manfaat bagi dan feedback bagi lawan bicara kita. Sedangkan yang kedua adalah sampaikan dari sudut pandang "saya", bukan malah mengatakan "kamu", sehingga akan memberikan gambaran bahwa apa yang kita katakan berasal dari pikiran kita dan tidak semata-mata menghakimi lawan bicara kita.Kebiasaan 6 : Prinsip Kerjasama KreatifLatihan dari kebiasaan-kebiasaan yang lain telah mempersiapkan kitauntuk bersinergi. Sinergi bermakna keseluruhan adalah lebih besar dari pada jumlah setiapbagiannya. Suatu hubungan yang mana bagian-bagian yang memilikisetiap bagian lainnya adalah suatu bagian yang ada di dalamnya danmerupakan dirinya sendiri - bagian yang besar wewenangnya, menyatudan menggairahkan.Intisari dari sinergi adalah perbedaan nilai-nilai - dengan menghormatinya,membangun kekuatan, dan mengkompensasikan kelemahan.Jalan untuk menacapai sinergi melalui proses kreatif, yang bisa menakutkan,karena kamu tidak pernah tahu kemana proses kreatif akan membawamu.Komunikasi SinergisKomunikasi sinergis adalah membuka pikiran dan hatimu menuju kemungkinanbaru. Sepertinya mirip kamu melepaskan bisikan "memulaiawal di pikiran", tetapi nyatanya dipenuhi oleh sasaran dan penemuanyang lebih baik.Sebagian besar ikhtiar kreatif adalah sesuatu yang tidak bisa diprediksikan,dan jika bukan karena orang-orang memiliki toleransi yang tinggiterhadap ambiguitas (tak tetap azas) dan mengambil rasa amanya darinilai integritas dan kedalaman jiwa, mereka akan menemukan hal yangtidak menyenangkan untuk bergabung dalam perusahaan dengan kreativitas tinggi.Butuh waktu untuk benar-benar menyusun tim, membuat catatan bankemosi, agar kelompok bisa menjadi rajutan yang rapat. Rasa hormat diantaraanggota bisa menjadi tinggi jika ada ketidak-setujuan, bisa menjadiupaya-upaya murni untuk saling memahami.Kepercayaan tinggi akan menuntun kepada komunikasi dan kerjasamayang tinggi. Titik kemajuan komunikasi adalah bertahan (menang ataukalah/menang), penuh pernghormatan (kompromi), sinergis (menang/menang). Komunikasi sinergis harus dicapai untuk mengembangkankemungkinan kreatif, termasuk penyelesaian yang lebih baik daripadaproposal aslinya. Jika sinergi tidak tercapai, kadang upaya selalu berhasildalam kompromi yang lebih baik.Sinergi dalam Ruang KelasSuatu kelas sinergis bergerak dari suatu lingkungan yang tenang kekeadaan ber-ungkapan pendapat (brainstorming). Spirit evaluasi menjadibawahannya spirit jejaring kreativitas, angan-angan dan intelektual. Kemudiankelas sepenuhnya ditransformasikan dengan kegairahan dari arahbaru. Ini bukan terbang dengan khayalan, namun hal pokok.Di waktu lain, pada suatu kelas mungkin dikenalkan bentuk sinergi, namundidorong menuju kekacauan. Sinergi membutuhkan persenyawaanyang benar dan kedewasaan emosi dalam kelompok untuk berkembang.Sinergis dalam BisnisKegairahan bisa menggantikan pertukaran dengan rasa hormat dan egoperang. Namun pengalaman sinergis secara khusus jarang bisa dibuat.Lebih sering, pengalaman baru harus dicari.Dengan membuat pernyataan misi sinergis, hal yang terukir di hati danpikiran partisipan.Memancing untuk Alternatif KetigaJalan "tengah" mungkin tidak bisa dikompromikan, namun ada alternatifketiga, bagaikan puncak suatu segitiga.Dengan pencarian bersama untuk mengerti dan dimengerti, partisipanmengumpulkan keinginannya. Mereka bekerja sama pada sisi yang samauntuk membuat alternatif ketiga, untuk mempertemukan kebutuhan setiap orang.Malahan dari suatu transaksi, bisa menjadi transformasi. Setiap partisipanmengambil apa yang mereka inginkan, dan mereka membangunhubungannya dalam suatu proses.Sinergi NegatifPendekatan menang/kalah yang bisa menghasilkan pengeluaran energinegatif. Ini seperti mencoba menyetir dengan kaki satu di pedal gas, yanglain di pedal rem. Malahan jika menekan rem, banyak orang memberikangas. Mereka akan memberikan tekanan lebih banyak untuk menguatkanposisi mereka, membuat lebih banyak perlawanan. Kontras denganpendekatan kooperatif akan mampu mencapai sukses.Masalahnya adalah banyaknya orang bebas yang mencoba kesuksesandalam realitas saling-ketergantungan. Mereka bicara teknik menang/menang, namun dengan memanipulasi yang lainnya. Orang yang gelisahini ingin menggabungkan jalan pikirannya kepada yang lain.Kunci sinergi antar pribadi (interpersonal) adalah sinergi antar pribadi-pribadi (intra personal) - sinergi dalam diri kita sendiri untuk membantumenacapai sinergi dengan yang lainnya. Jantung dari sinergi intrapersonaladalah habit ketiga yang pertama, yang memberikan kecukupankeamanan internal untuk mengendalikan resiko karena menjadi terbukadan mudah kena serang. Sebagai tambahan, dengan belajar menggunakanotak kiri: logika, dengan otak kanan: emosi, kita mengembangkansinergi psikis yang cocok terhadap realitas, yang bersifat logis dan emosional.Menghargai PerbedaanIntisari sinergi adalah menghargai perbedaan mental, emosional danpskologis diantara orang-orang. Kunci untuk menghargai perbedaan ituadalah menyadarkan bahwa semua orang memandang dunia, tidak sebagaimanaadanya. namun sebagaimana mereka (perbedaan dalam memandang).Orang yang benar-benar efektif memiliki kerendahan hati dan menghargaiuntuk mengenali batasan persepsi yang dimilikinya dan menyadarikekayaan akal/sumber yang tepat melalui interaksi hati dan pikiran darisisi kemanusiawian yang lain.Dua orang bisa tidak setuju dan keduanya bisa benar adalah sesuatuyang tidak logis, ini psikologis. Dan ini kenyataan. Kita melihat sesuatuyang sama, tetapi menginterprestasikan secara berbeda, keadaan kitalahyang menyebabkannya. Jika tidak, kita menilai perbedaan dalam persepsikita dan berusaha mengerti bahwa hidup tidak selalu sesuatu yang dikotomi(benar atau salah) dan/atau, disana ada alternatif ketiga, kita tidakakan pernah mampu melebihi ambang batas kondisi kita.Jika dua orang memiliki opini yang sama, sesuatu yang tidak penting.Jika demikian, bila saya menjadi sadar terhadap perbedaan dalam persepsikita, saya berkata "Hebat! Bantu aku melihat apa yang kau lihat." Denganmengerjakannya, saya tidak hanya mengembangkan kewaspadaan,tapi saya juga mengiyakan. Saya memberimu hawa psikologis. Sayamembuat suatu lingkungan untuk bersinergi.Menekankan Analisis di LapanganSesuai dengan Kurt Lewin, seorang sosiologis, tahapan sekarangdari unjuk kerja atau keberadaan kita adalah posisi keseimbangan, antaratekanan untuk menjalankan dorongan pergerakan naik dan menahantekanan untuk turun.Dorongan (driving force) adalah positif, bersifat pribadi, dan berkesadaran.Menahan (restraining force) adalah negatif, emosional, tidakberkesadaran, bersifat sosial/psikologis. Kedua tekanan harus bersangkutandengan perubahan.Menaikan dorongan akan memberikan hasil sementara. Kadang,tekanan menahan akan beraksi mirip pegas yang membalikkannya ke tahapsemula.Untuk menghasilkan sinergi, konsep menang/menang, sinergi pengertiandan pencarian bersama digunakan untuk bekerja langsung pada doronganmenahan. Kalo begitu libatkan orang dalam proses, sehingga merekamengerti, apa yang menjadikan permasalahan. Mereka akan berlakumenjadi bagian penting dari solusi. Sebagai suatu hasil, berbagai sasaranbisa diciptakan, sehingga perusahaan bisa bergerak maju.Proses legal harus menjadi pilihan terakhir, bukan pertama, ditempatkanpaling akhir karena membuatnya menjadi blok-blok, membuat sinergihal yang tidak mungkin menjadi nyata.Semua Kondisi Alam adalah SinergisEkologi, adalah sesuatu yang saling berhubungan, yang menjelaskanprinsip sinergi di alam. Hubungan kekuatan kreatif perlu dimaksimalkan.Tujuh kebiasaan juga saling berhubungan dan memiliki kekuatan besarketika digunakan bersama.Sinergi adalah pencapaian puncak dari kebiasaan-kebiasaan sebelumnya.Efektivitas dalam realitas saling-ketergantungan.Banyak sinergi ada dalam Lingkaran pengaruhmu. Kamu bisa menilaibaik sisi analitis dan kreatifitas milik sendiri. Kamu bisa mengesampingkanenergi negatif dan mencari yang baik di sisi lainnya. Kamu bisaberteguh hati menyampaikan ide dalam situasi saling-ketergantungan.Kamu bisa menghargai perbedaan di tempat lain ketika kamu melihathanya ada dua alternatif, punyamu dan sesuatu yang "salah". Kamu bisamencari suatu alternatif sinegis ketiga.Kebiasaan 7 : Keseimbangan Pembaharuan-DiriCobalah kamu datang kepada seseorang yang bekerja di perkayuan untukmenggergaji pohon. Mereka sedang bekerja dengan sangat lelah berjam-jam. Ajaklah agar mereka berhenti sejenak untuk mengasah gergaji.Mereka akan menjawab, "Saya tidak punya waktu untuk menajamkangergaji, saya sedang sibuk menggergaji!"Habit 7 adalah mengambil waktu untuk mengasah gergaji. Denganmemperbaharui empat dimensi dari sifat alamimu - fisik, spiritual, mentaldan sosial/emosional, kamu bisa bekerja lebih cepat dan tanpa kesulitan.Untuk mengerjakannya, kita harus proaktif. Ini adalah aktivitas KuadranII (penting, namun tidak urgen) yang harus diaktifkan. Itu adalah pusatdari Lingkaran Pengaruh, maka kita mesti mengerjakannya untuk dirikita sendiri.Dimensi FisikDimensi fisik menyangkut merawat tubuh - makan makanan sehat, cukupistirahat dan santai, dan berolah raga secara teratur.Jika kita tidak punya program olah raga teratur, pada akhirnya kitaakan membiarkan masalah kesehatan muncul. Program baru harus dimulaisecara bertahap, sesuai dengan penemuan riset terbaru.Keuntungan terbesar dari merawat diri sendiri adalah pengembangan"otot" Habit 1 dari proaktivitas.Dimensi SpiritualDimensi spiritual adalah pusatmu, komitmen untuk sistem nilaimu. Iatergambar di atas sumber yang menginspirasi dan mengangkatmu sertamengikatmu pada kebenaran manusia yang abadi.Seorang dokter menyarankan kepada Covey untuk mencoba empat tahapresep di setiap interval tiga jam di tempat favoritnya, sebagai seoranganak kecil. Dengarkan seksama, coba ingat kembali, dan catat kecemasanmudi pasir.Ketika kita meluangkan waktu untuk menggambarkan pusat kepemimpinandari hidup kita, apa yang menjadi pokok kehidupan, itu akanmengembang bagaikan payung yang menaungi apapun di bawahnya. Inilahmengapa suatu pernyatan misi pribadi begitu penting.Dimensi MentalAdalah penting untuk menjaga ketajaman pikiranmu dengan membaca,menulis, mengelola dan merencanakan. Kumandangkan dan perlihatkandirimu terhadap pemikiran-pemikiran yang besar.Televisi adalah hambatan terbesar dari pembaharuan mental. Banyakdari program televisi adalah pemborosan waktu.Setiap hari kita harus membuat komitmen paling sedikit satu jam untukmemperbaharui dalam tiga dimensi : fisik, mental, spiritual. Latihanini adalah sebuah "Kemenangan Pribadi Harian".Dimensi Sosial/emosionalDimensi fisik, spiritual dan mental dekat hubungannya dengan habit1, 2 dan3: visi pribadi, kepemimpinan dan manajemen. Dimensi sosial/emosional memfokuskan pada Habit 4, 5 dan 6: prinsip kepemimpinanpribadi, komunikasi empati dan kerjasama kreatif.Kehidupan emosional kita adalah pertama yang dikembangkan dandimuat dalam hubungan dengan yang lain. Pembaharuan dimensi sosial/emosional memerlukan perhatian dan latihan dalam interaksi kita denganorang lain.Sukses dalam Habit 4, 5 dan 6 adalah, tidak terutama suatu persoalanintelektual, tetapi emosi; ini sangat berhubungan dengan perasaankeamanan pribadi. Rasa keamanan yang hakiki datang dari dalam, dariparadigma yang akurat dan prinsip yang benar dalam pikiran dan hatikita. Ini datang dari hidup dalam integritas kehidupan, dimana kebiasaanharian akan terefleksikan pada nilai-nilai pribadi yang terdalam.Disana juga ada rasa aman hakiki yang datang sebagai hasil dari kehidupansaling-ketergantungan yang efektif dan dari melayani, dari membantuorang lain di jalan yang bermakna. Setiap hari, kita bisa melayaniorang lain dengan membuat tabungan cinta tak bersyarat.Menulisi Jalan Cerita Orang LainKebanyakan orang hidup dengan cara reaktif berdasarkan pada cerminsosial. Naskahnya didasarkan pada opini, resep, dan paradigma dari orangsekelilingnya. Sebagai orang yang saling-ketergantungan, kita mengenaliaturan kita sebagai bagian dari cerminan sosial.Kita bisa menegaskan alam proaktif dari orang lain dengan merawatnyasebagai orang yang berdaya tanggap. Kita bisa membantu mendukungnyasebagai individu yang berpusat pada prinsip, berdasar nilai, saling-tergantung, dan bermanfaat.Ada cerita dari murid yang "cemerlang" dan "lambat" tercampur-aduk,guru dari kelompok anak-anak "lambat" secara keliru mengklasifikasikansebagai "cemerlang" berkata, "Untuk beberapa alasan, metoda kitatidak bekerja, maka kita merubah cara kita." Nilai IQ dari murid secaradramastis meningkat. Ketidak-mampuan pembelajaran yang jelas adalahnyata-nyata menjadi guru yang kaku.Goethe mengajarkan, "Perlakukan seorang manusia sebagaimana iaadanya dan ia akan akan tetap seperti apa adanya. Perlakukan seorangmanusia sebagaimana ia bisa dan yang seharusnya dan ia akan menjadiyang ia bisa dan seharusnya."Keseimbangan dalam Pembahruan.Pembaharuan pribadi harus termasuk permbaharuan yang seimbangdari ke-empat dimensi - fisik, spirit, mental dan sosial/emosional. Pengabaiansalah satu area memberi akibat negatif pada akhirnya.Konsep yang sama juga terjadi pada organisasi. Proses perbaikan terusmenerus adalah ciri khas gerakan Total Quality dan suatu kunci pengaruhmasalah ekonomi seseorang.Sinergi dalam Pembaharuan.Sesuatu yang kamu kerjakan untuk mengasah gergaji salah satu dimensimemiliki dampak terhadap dimensi lainnya, karena mereka sangaterat keterkaitannya.Kemenangan Pribadi Harian, pada tingkat minimum sejam setiap hariuntuk memperbaharui dimensi pribadi, adalah kunci untuk pengembanganTujuh Kebiasaan (Seven Habits) dan menyempurnakan lingkaranpengaruhmu. Juga menjadi pondasi Kemenangan Pribadi Harian. Ituadalah sumber dari keamanan hakiki yang kamu perlukan untuk mengasahgergaji dalam dimensi sosial/emosional.Spiral Menaik.Pembaharuan adalah prinsip dan proses yang memperkuat kita untukbergerak menaiki spiral pertumbuhan dan perubahan, suatu perbaikanterus menerus.Pendidikan hati nurani adalah hal vital bagi pimpinan yang benar-benarproaktif dan sangat efektif. Hati nurani adalah anugrah yang bisa merasakankesesuaian atau perbedaan (disparitas) kita dengan prinsip yangbenar dan mengangkat kita ke atas. Melatih dan mendidik hati nurani memerlukankelimpahan diri secara teratur pada literatur yang berimspirasi,pengajaran pada pemikiran mulia, dan hidup dalam harmoni dengan suara-kecilnya (tenang).Dag Hammarskjold, Sekjen PBB yang telah lalu, berkata, "Siapa yangingin menjaga kerapian kebunnya tidak menyediakan tanahnya untukrumput. Hukum alam dari panen menentukan, mereka selalu memperolehapa yang ia taburkan -- tidak lebih, tidak kurang."Bergerak sepanjang spiral keatas menyarankan kita untuk belajar,berkomitmen dan mengerjakan bidang yang lebih tinggi secara meluas.Lagi, Dari dalam KeluarKesimpulanDisana ada ruang antara stimulus dan respon, dan kunci untuk kebahagiaandan pertumbuhan adalah bagaimana kita menggunakan ruangdiantaranya. Apakah kita merespon pada situasi secara positif, proaktif?apakah kita sedang mengendalikan hidup milik kita?Dalam pengendapan tentang ide ini menuntun Covey untuk memulaikomunikasi yang mendalam dengan istrinya, termasuk lebih banyakdiskusi dunia nyata dalam jiwanya. Ini adalah waktu dari penjelajahanjiwa.Mereka mengembangkan dua peraturan dasar. Pertama, "tak ada penyelidikan",hanya berupaya empati. Menyelidiki itu terlalu menyerang.Kedua, adalah bila rasa sakit hati terlalu banyak, usahakan tenang hariitu.Bagian komunikasi tersulit dan tersukses datang bila perasaan sensitifseseorang yang tersentuh. Mereka akan menemukan suatu perasaan barudari rasa hormat satu dengan lainnya. Mereka menemukan - nampaknya- hal kebenaran sering menjadi akar dari pengalaman emosional yangmendalam. Berurusan dengan hal yang sepele dan dangkal tanpa melihatsesuatu yang lebih mendalam, isu-isu yang sensitif di hati bisa jadi sesuatuyang menginjak-injak wilayah sakral hati orang lain.Kemampuan menggunakan secara bijak ruang antara stimulus dan respon,adalah melatih empat anugrah unik dari sisi manusiawi kita, membuatkita bergerak dari dalam keluar. (empat anugrah itu adalah kesadaranpribadi, imajinasi, hati nurani, dan kenginan untuk independen.