Chereads / Bakti di Atas Derita / Chapter 2 - Awal sebuah penderitaan

Chapter 2 - Awal sebuah penderitaan

Tinggal di kehidupan yang penuh dengan sandiwara itu tak mudah, apa lagi di anggap tak ada padahal ada, seperti orang asing yang tak pernah di lihat sama sekali.

tak heran orang seperti itu sering kita jumpai bahkan di rumah sendiri.

Berat hati memikul luka, tak sampai tangan meraih pundak.

apa daya diri hanya berserah bukan maksud ingin menyerah hanya saja hati ingin tabah.

Tak semua hidup selamanya bahagia terkadang krikil sekecil apa pun bisa saja menghancurkan sebuah kehidupan.

hidup pasti ada suka dan duka, ada sedih ada bahagia, ada cinta ada luka semua berpadu jadi satu namun, sering di jumpai tak semua orang bisa bertahan akan semua ujian dalam hidup sedikit orang yang bisa mempertahankannya.

Terdengar rumit namun, sebenarnya tidak, rumit itu ketika kita yang mempersulit jalannya semua bagaimana kita menyikapinya dengan baik.

seperti halnya Salma yang selalu menerima penderitaan dalam hidupnya di perlakukan dengan semena-mena oleh ibu mertuanya sendiri namun, apa yang di lakukan Salma? dia hanya berdiam diri karena dengan dia berkata pun tak akan membuat orang tertunduk.

Hanya satu cara yang Salma lakukan yaitu membalasnya dengan cinta. menaburkan benih-benih kasih sayang sedikit demi sedikit dia merangkulnya bukan menjauhinya, sesederhana itu cara Salma menyikapi masalah dalam hidupnya walau pun sebenarnya hati terluka karena sebuah duka, hati menjerit namun, raga terlihat tegar itulah ke istimewaan Salma.

Baginya yang terpenting semua orang bahagia walau harus banyak mengeluarkan tenaga, perjuangan yang begitu luar biasa baginya sering kali dia terjatuh namun kekuatan cinta suaminya membangkitkan Salma dari rasa lelah.

"Sepertinya kau terlihat lelah?," tanya Fahmi.

"Dengan melihat cinta dan perhatianmu rasa lelah tak seberapa, ini adalah sebagian baktiku sebagai seorang istri," ujarnya.

"Terima kasih sayang sudah menjadi istri yang begitu berbakti," ucapnya lalu memeluk erat tubuh Salma.

Selama ini kasih sayang Fahmi lah yang membuat Salma begitu kuat mengahadapi krikil kecil yang berusaha menjatuhkannya.

Selama 5 tahun kebahagiaan hanya ia dapat dari sang suami. sementara ibu mertuanya setiap hari semakin membenci Salma apa lagi karena Salma belum memberikannya cucu, semua itu membuat ibu mertuanya tambah benci namun, apa yang bisa Salma perbuat? dia hanya bisa sabar, berdo'a dan menunggu waktu dimana Allah sudah mempercayainya.

Di tengah rumah tangga Salma dan Fahmi ibu mertuanya mencoba mendatangkan kembali masa lalu Fahmi sehingga membuat semua orang kaget dengan kehadiran sosok wanita yang pernah menjalin hubungan dengan Fahmi.

Entah rencana apa yang akan ibu mertuanya lakukan Salma pun tak berkutip apa pun. tak logis bukan ketika masa lalu datang kembali? wanita itu bernama Apantika bertubuh ideal cantik, berambut panjang, dengan style yang elegan.

Dia adalah masa lalu Fahmi jauh sebelum mengenal Salma, menjalin hubungan 2 tahun putus di tengah jalan karena Apantika yang tak setia berkhianat dan bermain cinta di belakang Fahmi namun, sementara itu Fahmi tak menghiraukan akan masa lalunya karena yang ia pikirkan sekarang terpenting dia sudah bahagia dengan kehidupannya saat ini. dia bersikap biasa saja tak terlalu dekat juga tak terlalu menjauh dan Salma juga mencoba berpikir positif terhadap ibu mertuanya.

"Hai apa kabar?," tanya Apantika.

"Alhamdulillah baik," jawabnya.

"Oh Iyah kenalin ini istri ku namanya Salma,"

"Hai aku Apantika," sapanya lalau mengulurkan tangan.

"Salma," jawabnya dan meraih tangan Apantika.

****

Terlihat jelas dengan mata Salma bahwa ibu mertuanya sangat menyukai Apantika. dia mencoba membicarakan masa lalunya dulu dengan Fahmi sehingga membuat ibu Renata begitu sangat bahagia mendengarnya.

serentak Salma merasa khawatir akan kehadiran masa lalu suaminya dia merasa takut kalo masa lalu itu akan kembali hadir dalam kehidupan Fahmi.

Begitu banyak ke khawatiran dalam diri Salma namun, Salma berusaha membuang ke khawatiran itu dan mencoba berpikir positif bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Di depan Salma ibu Renata berusaha membaik-baikkan Apantika dan membandingkannya dengan Salma sehingga membuat dia merasa tersinggung, sementara itu Apantika terlihat dekat dengan Bu Renata jauh di bandingkan dengan Salma yang tak pernah mendapatkan perlakuan baik dari ibu Renata ibu mertuanya sendiri, Salma tak tahan mendengar perkataan sang ibu yang selalu menyakiti perasaannya dia pun pamit untuk pergi ke kamar.

"Bu Salma mau ke kamar dulu," namun ibu Renata tak menjawab perkataan Salma dia terlihat cuek.

"Apantika aku tinggal sebentar,"

"Iyah gak papa," jawabnya dengan manis.

Entah kenapa tiba-tiba tubuh Salma merasa lemas dan dinding rahimnya terasa sakit, dia berusaha berjalan menaiki tangga dengan kaki yang gemetar dan bercucuran keringat dingin.

rasanya dia sudah tak kuat lagi sampai tiba di depan pintu kamar Salma tergeletak pingsan sontak membuat Fahmi kaget dan sangat khawatir melihat istrinya tiba-tiba tergeletak pingsan.

Dia pun segera menggendong Salma dan berusaha membawanya ke rumah sakit takut terjadi apa-apa pada Salma.

"Bu! tolong Salma pingsan," teriaknya dari atas tangga.

"Dia kenapa?," tanya Apantika.

"Dia tiba-tiba pingsan," jawabnya.

"Ya sudah ayo kita bawa ke rumah sakit," ujar sang ibu berusaha terlihat baik dan khawatir terhadap Salma.

Di tengah jalan Fahmi tak henti-hentinya memikirkan kondisi Salma wajahnya bertambah pucat hingga sesampai di rumah sakit Salma langsung di tangani dokter, Fahmi yang berusaha ingin masuk ke ruangan ICU dia di cegah oleh dokter.

"Bagaimana pun caranya selamat kan istri saya dok," helasnya menangis khawatir.

"Baiklah kami akan berusaha semaksimal mungkin,"

Sudah setengah jam dokter belum keluar juga sontak membuat Fahmi sangat khawatir sementara itu ketika dokter sudah bertindak Salma mulai siuman namun, ketika dokter ingin keluar Salma meraih tangan dokter itu dia ingin bertanya dia sakit apa, sebelum suaminya tahu terlebih dia ingin tahu dia sakit apa.

"Dokk? saya kenapa? saya sakit apa?," tanyanya.

"Saya harap ibu bisa sabar, ibu terkena kanker rahim stadium lanjut,"

"Usahakan ibu harus terapi kemo,"

Sontak membuat Salma begitu terpukul setelah mendengar pernyataan akan penyakitnya.

dia berusaha berbicara kepada dokter agar siapa pun bahkan suaminya sendiri tidak boleh tahu penyakit yang di derita olehnya, Karena Salma tak ingin membuat Fahmi sedih dan juga terbebani dengan penyakitnya itu.

"Dok saya mohon jangan bilang pada siapa pun bahkan pada suami saya kalo saya mengidap kanker, saya mohon,"

"Baiklah saya akan tidak memberitahukan semuanya,"

Terlihat dokter keluar dari ruangan Fahmi pun segera menghampiri dan menanyakan kondisi Salma.

"Bagaimana dok, istri saya kenapa? dia gak papa kan dok?,"

"Tenang istri bapak tidak kenapa napa dia hanya kecapean saja,"

Mendengar pernyataan itu sontak membuat Fahmi begitu tenang karena bahwa Salma baik-baik saja. padahal, di satu sisi Salma harus menghadapi ujian yang begitu berat dia di kuatkan karena kasih sayang suaminya, dia berusaha melawan penyakitnya itu sendirian karena dia tak ingin membebani dan membuat suaminya sedih ketika tahu bahwa istrinya sakit parah.