Sekering daun yang jatuh
meninggalkan pohon yang kokoh
terhembus angin sehingga roboh
seperti hati, rapuh menahan sakit karena tersakiti.
*Cinta yang suci untuk hati yang mati*
Pagi yang cerah sinar matahari terpapar dengan indah. cahayanya menembus kaca sehingga membuat mata Salma terasa silau. Salma beranjak dari ranjang lalu membuka jendela, hmmmmm udara yang begitu sejuk dengan aroma secangkir teh di meja.
Secangkir teh dengan satu gula, tidak manis juga tak terlalu hambar apa lagi yang buat suami tercinta gumamnya. Salma sangat menikmati teh buatan Adit karena dia tau "tidak ada yang tahu seleraku selain suamiku"
ujarnya. Adit bangun lebih awal dari Salma dan membuat teh dengan takarangan sesuai selera istri tercintanya.
Adit datang membuka pintu kamar
ceklekkkk.....
Dia melihat tubuh indah istrinya yang tengah menikmati teh dengan pakaian tidur yang masih di kenakannya, Adit datang dan menghampiri, memeluk Salma dari belakang dan mencium hangat selangkanya. cupppp... Salma tertegun menikmati ciuman hangat suaminya dan ia pun berbalik badan, lalu mengucapkan terimakasih untuk teh yang dia buat hari ini.
Adit hanya tersenyum tipis dan Salma pun memeluk dengan erat tubuh Adit, dan Adit pun membalas pelukan sang istri. perlahan Salma meneteskan air matanya ketika dia ingat bahwa selama ini dia merasa menipu dirinya, bahwa keceriaan dan kegembiraannya hanya palsu belaka. semuanya hanya kebohongan Salma merasa sangat bersalah karena menutupi berbagai masalah yang selalu dia hadapi, dari mulai kebencian ibunya dan cinta yang masih di miliki masa lalu Adit.
perlahan Adit melepas pelukannya dan mencium kening Salma.
"Aku berangkat kerja dulu, kau mandilah ibu tadi manggilmu"
"Baiklah, aku minta maaf akibat aku bangun kesiangan kau harus menyiapkan keperluanmu sendirian" kesahnya.
"Tidak papa" menaikan halis kirinya dan tersenyum manis.
"Aku lihat kau tidur sangat nyenyak jadi aku tak tega membangunkan mu"
Salma membalas dengan senyuman.
Adit bergegas cepat, hari ini akan ada meeting dengan seseorang yang sangat penting.
dia pun pergi dengan tergesa-gesa namun, setelah dia akan membuka pintu dia membalikkan badannya kembali dengan cepat dia berlari dan mencium pipi halus Salma. Salma pun tersenyum melihat tingkah laku suaminya.
sementara Adit pergi dengan terburu-buru.
Lantas Salma pun pergi dan mandi setelah itu dia pergi ke bawah menghampiri ibu mertuanya. dengan perasaan gelisah tubuh Salma gemetar ketakutan jantungnya berdetak tak beraturan entah ada apa ibu mertuanya memanggil dirinya. saat ketika dia akan menuruni tangga langkahnya terhenti mata Salma di kejutkan dengan pandangan seorang gadis tengah duduk bersama ibu mertuanya, mereka terlihat akrab. gadis itu Apantika masa lalu Adit di saat waktu dia belum kenal dengannya.
Salma pun melanjutkan langkahnya dan menghampiri mereka. ibu Renata yang tengah mengobrol dengan Apantika dia memalingkan wajahnya dan menatap Salma.
Pandangannya begitu tajam, matanya yang bulat memperlihatkan ketidaksukaannya terhadap Salma. melihat tatapan sang ibu Salma langsung menundukkan kepalanya kini dia tepat di samping ibunya. dengan ketus ibu mertuanya menyuruh Salma untuk duduk. Salma merasa akan ada hal yang penting sehingga ia di panggil dan duduk bersama mereka.
Firasat Salma semua ini pasti ada hubungannya dengan Adit dan Apantika, tapi ternyata firasatnya salah justru Salma di suruh untuk berbelanja ke pasar. padahal ada pembantu yang biasa ke pasar, tapi kali ini ibu Renata menyuruh Salma. dan tak lupa ibu Renata memperingatkan Salma untuk tidak di antar oleh supir justru menyuruhnya jalan kaki. Salma hanya menganggukkan kepalanya lalu pergi ke dapur mengambil keranjang belanja. dia tak ingin berkata apa pun yang bisa membuat ibu mertuanya marah cukup dengan menuruti keinginannya mungkin hatinya akan luluh pada Salma, pikirnya.
***
Cuaca saat itu sangat panas, Salma berjalan tanpa menaiki kendaraan apa pun. dengan tangan membawa keranjang dia berjalan di atas teriknya matahari. dari rumah ke pasar memang cukup jauh, tapi bagaimana pun semua akan dia lakukan demi ibu mertuanya sebagai tanda bahwa dirinya sangat menyayanginya, walau tak ada sedikit pun di hati ibu Renata ruang untuk bisa menerima Salma.
Saat di tengah perjalanan perutnya terasa sakit karena kanker rahim yang di alaminya sudah parah dan dia tak sempat meminum obat bahkan Salma belum memakan apa pun dia hanya meminum teh buatan suaminya. tubuhnya tiba-tiba tak terkendali tak tahan menahan rasa sakit pada rahimnya.
"Awwww... sakit sekali" rintihnya.
Dia memegang erat perutnya dengan kedua tangan dan berjalan sedikit demi sedikit dan tak memperdulikan rasa sakitnya, tapi dia tak bisa menahannya lagi.
saat Salma hendak akan terjatuh dia merasa ada yang menahan tubuhnya, karena saat itu matanya tertutup. perlahan Salma membuka mata dia sangat terkejut ternyata yang menopang tubuhnya adalah pria asing seumuran dia.
Salma pun melepaskan pegangan pria itu, tapi kakinya tersandung sontak membuat pria itu meraih tangan Salma dan menariknya ke dalam pelukan pria itu. tak sengaja ibu Renata dan Apantika melewati jalan pasar saat dia hendak ingin pergi ke tempat arisannya.
meraka melihat Salma berpelukan dengan seorang pria sehingga momen seperti itu di manfaatkan ibu mertuanya dan Apantika untuk meracuni pikiran Adit agar dia bisa meninggalkan Salma dan kembali pada Apantika.
Apantika mencoba mencuri Poto Salma diam-diam saat berpelukan dengan pria asing itu, akan tetapi Salma melihat Apantika memotret dirinya sontak membuatnya terkejut dan menepis keras pria itu hingga tubuhnya tersungkur.
***
Apantika dengan cepat memalingkan pandangannya lalu langsung pergi. Salma seketika sangat khawatir, takut Apantika salah paham dan mengatakan pada suaminya. dia tak memperdulikan kondisinya lagi dia hanya memikirkan hal terjadi barusan akan sampai pada suaminya. Salma pun bersih keras melangkahkan kaki untuk pulang dan Salma mengucapkan terimakasih kepada pria itu karena telah menolongnya.
"Terima kasih" ucapnya.
"Yahh, hati-hati ku rasa badanmu masih lemas, apa perlu saya mengatarkan mu pulang?"
"Tidak. terima kasih saya baik-baik saja" tolaknya lalu pergi.
Sementara itu di sela-sela meeting tiba-tiba ponsel Adit berdering. saat dia membukanya satu pesan dari Apantika, namun Adit tak memeriksanya kembali karena dia merasa bukan pesan hal penting. selang beberapa menit, meeting pun selesai Adit pun membuka pesan dari Apantika.
Serentak Adit terkejut saat membuka pesan yang di kirim oleh Apantika. ternyata sebuah poto yang menunjukkan Salma sedang berpelukan dengan pria lain. Adit merasa marah dia mengeraskan rahangnya dan menepis sebuah gelas yang ada di mejanya. Adit pun berlari keluar dari kantor menuju mobil. wajahnya memerah penuh amarah sehingga melajukan mobil dengan kecepatan penuh. yang ada dipikiran Adit saat itu dia merasa tak pernah menyangka bahwa Salma bisa melakukan hal itu padanya.
Sesampainya di rumah Adit mendorong pintu dengan keras hingga sontak membuat semua orang yang ada di rumah terkejut.
"ada apa na?" tanya sang ibu.
Namun Adit tak menghiraukannya malah dia langsung pergi menuju kamar dan mencari Salma. sementara ibu Renata hanya tersenyum licik karena dia sudah tahu bahwa Adit pasti akan memarahi Salma habis-habisan setelah dia melihat Poto mesra istrinya dengan pria lain, pekiknya.
Salma yang sedang merasakan sakit tiba-tiba dia melihat kedatangan Adit dengan wajah penuh kemarahan. sontak Salma merasa cemas akan hal yang terjadi siang tadi dia merasa bahwa Apantika telah memberi tahunya, gerutunya dalam hati.
Tanpa banyak bicara Adit langsung menanyakan pada Salma apa yang dia lakukan bersama pria itu. berbagai pertanyaan di lontarkan pada Salma sehingga tak ada kesempatan baginya untuk menjelaskan semua yang telah terjadi. yang ada dalam pikiran Adit hanyalah hal negatif membuat Salma begitu sangat terluka ketika mendengar Adit mengatakan hal yang tak pantas dia katakan.
"Apakah dia kekasih mu!!"
Sontak Salma menangis tersedu-sedu dia tak pernah menyangka bahwa suaminya bisa berpikir seperti itu. Salma berusaha menjelaskan apa yang telah terjadi dengan air mata yang terus mengalir namun, Adit tak mempercayainya dia langsung mengambil ponsel dan menunjukkan Poto dimana Salma berpelukan dengan pria lain.
Salma berusaha menjelaskan bahwa apa yang terjadi itu hanyalah salah paham, tapi seketika Adit menolak penjelasan Salma dan meninggalkannya. Salma bergegas mengejar Adit sehingga dia tak memperdulikan darah yang berceceran di kakinya akibat kanker rahim yang di derita Salma.
Kanker itu berkembang dengan pesat dalam rahim Salma sehingga kanker itu sudah memasuki stadium akhir, dan yang dilakukan semua sia-sia Salma tak bisa mengehentikan Adit untuk pergi karena langkah Adit terlalu cepat dan Adit sehingga Adit sudah memasuki mobil.