Chereads / MARRY THE TWINS / Chapter 41 - Uprising

Chapter 41 - Uprising

Brak!

Kleiner ke luar dari mobilnya dengan gusar. Ia duduk bersandar di bagian belakang mobil sambil menikmati rokoknya. Raganya berada di sini, tetapi tidak dengan pikirannya.

Wosh!

Terlihat raut frustasi di wajahnya yang tampan. Ia benci dengan pengkhianatan. Itulah mengapa ia tidak butuh cinta di dalam hidupnya. Benarkah?

"Apakah semua wanita sama saja?! Menempel padaku hanya karena aku memiliki banyak uang! Apakah dia akan mengikuti jejak saudara kembarnya?! Hah!"

Kleiner tidak henti-hentinya memaki seorang diri. Ia tidak perduli banyaknya pasang mata yang melihat ke arahnya. Ia juga tidak perduli dengan waktu yang selama ini sangat ia hargai.

Kleiner : Batalkan semua jadwal saya hari ini! Dan, jangan hubungi saya jika tidak ada hal yang mendesak!

Kleiner mengetik pesan singkat untuk sang asisten. Ia sudah tidak memiliki suasana hati yang bagus untuk berangkat ke kantor ataupun menghadiri pertemuan dengan relasi bisnis. Ya, suasana hatinya benar-benar kacau.

"Apa yang dilakukan oleh Cia di dalam mobil?! Mengapa dia tidak ke luar dan memohon pengampunan dariku?!"

Emosi pria itu masih tidak terkendali. Ia merasa dirinya akan jatuh ke lubang yang sama, yaitu lubang pengkhianatan.

"Aku akan melihatnya dan akan aku pastikan kau bertekuk lutut di hadapanku, Cia!"

Kleiner membuang puntung rokok dan menginjaknya dengan geram. Ia berjalan hendak memaksa Vyschella ke luar dari mobil. Ia ingin menumpahkan amarahnya kepada wanita muda itu.

"Hah?! Apa-apaan wanita ini?!"

Kleiner tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Ia pun menggeleng seraya bertolak pinggang.

"Astaga! Aku benar-benar kehilangan akal menghadapimu, Cia! Bisa-bisanya kau tertidur tanpa rasa bersalah sedikitpun padaku!"

Setelah menarik napas dalam-dalam, Kleiner memutuskan untuk kembali ke kediaman keluarga Stonevrustarios. Ia merasa iba melihat wajah lelah Vyschella.

"Well, mari kita pulang! Aku akan menghukummu di rumah!"

**

Jarak London-Birmingham yang cukup jauh, membuat Kleiner kelelahan. Ia harus menyetir selama dua jam perjalanan menuju mansion. Sesekali ia menatap sang istri yang sedang tertidur pulas.

Apakah kau sangat lelah, Cia? Beristirahatlah, agar benih di dalam rahimmu baik-baik saja! pikir Kleiner seraya terus fokus terhadap jalanan yang membentang di depannya.

Tin tin tin!

Kleiner membunyikan klakson mobil. Para penjaga pun segera membukakan gerbang hitam dan tinggi dengan sistem keamanan terbaik yang dimiliki keluarga Stonevrustarios. Tuan muda Stonevrustarios itu pun tidak perduli kepada beberapa penjaga yang menyapanya dengan tatapan terkejut.

"Mereka pasti akan mulai bergosip tentang aku dan Cia yang pergi berdua tanpa pengawalan dan sopir! Sejujurnya, semua terjadi begitu saja atas perintah Kakek Bay. Jadi, Kakeklah ... orang yang seharusnya dimintai pertanggungjawaban."

Kleiner memarkirkan mobil tepat di depan mansion-nya. Ia ke luar dengan tergesa-gesa.

"Halo, Tuan muda! Apakah Anda tidak kembali bersama dengan Tuan Ivan dan Tuan Oscar?"

Seorang penjaga mansion menyapa Kleiner dengan sopan. Namun sepertinya, tuan muda satu-satunya keluarga Stonevrustarios enggan membalas sapaannya.

"Bawa dan parkirkan mobil saya di tempat biasa!"

Kleiner membuka pintu mobil dan menggendong Vyschella dengan sangat hati-hati. Wanita itu pun tetap memejamkan mata dan tidak terganggu sama sekali dengan apa yang dilakukan oleh suaminya.

"Baik, Tuan."

Kleiner melangkah perlahan menaiki tiga anak tangga depan pintu masuk mansion-nya. Seorang penjaga membukakan pintu untuk Kleiner sambil menundukkan kepala.

"Silakan, Tuan muda!"

Tak tak tak!

Suara sepatu pria menggema di ruang tamu. Kleiner melihat Ellie berlari dari kejauhan seraya tersenyum menyambut kepulangan sang tuan muda. Wanita itu dengan cepat memasang topengnya kembali agar berhasil mendapatkan simpati dari tuannya.

"Tuan, apakah Anda tidak pergi ke kantor hari ini?"

Oh! Mengapa dia pulang bersama Nona Cyra? Dan, bukankah mereka tadi pagi berada di mansion Tuan besar? Ternyata aku melewatkan sesuatu, batin Ellie seraya mengikuti langkah Kleiner.

"Berhati-hatilah ketika menaiki anak tangga, Tuan muda! Saya akan membukakan pintu kamar Anda."

Ellie membuntuti Kleiner seraya mencuri pandang tuannya. Ia sangat terobsesi dengan wajah tampan Kleiner juga bentuk badan yang sempurna di mata kepala pelayanannya.

Tak tak tak!

Sampailah Kleiner di anak tangga paling atas. Ellie berjalan melalui tuannya dan meraih gagang pintu ruang tidur utama.

Ceklek!

"Silakan, Tuan muda!"

Kleiner tidak menyahuti Ellie sama sekali. Ia tetap fokus berjalan memasuki ruang tidurnya.

"Kau, pergilah!"

Kleiner membaringkan tubuh Vyschella di atas ranjang. Ia teringat akan barang belanjaan milik sang istri yang masih berada di tangan asistennya.

"Ya, Tuan."

Ellie berjalan meninggalkan Kleiner dengan gusar. Lagi-lagi ia tidak memiliki kesempatan untuk mendekati sang tuan.

Ceklek!

Setelah Ellie pergi dari ruang tidurnya, Kleiner segera mengetik pesan singkat untuk sang asisten.

Kleiner : Bawa semua barang belanjaan tadi ke mansion dan bawa pekerjaan saya hari ini!

Tidak butuh waktu lama, sang asisten pun membalas pesan singkatnya.

Oscar : Baik, Tuan.

Kleiner meletakkan ponselnya di atas meja kecil. Ia berganti pakaian dengan style kasual dan segera beranjak ke ruang kerja.

**

Tuk tuk tuk!

Kleiner mengetuk meja kerjanya dengan pena. Ia menunggu Oscar sambil mengerjakan pekerjaan yang belum selesai. Ya, setumpuk dokumen yang harus ia tandatangani sangatlah menyita waktu.

"Astaga! Aku telah melupakan sesuatu!"

Kleiner membuka laptopnya lalu mencari dokumen yang Oscar kirimkan malam tadi.

"Oh, apa ini?"

Kleiner terperangah saat ia membaca data diri lengkap tuan muda keluarga William beserta foto terbarunya.

"Jadi, mereka bertetangga sejak kecil?! Pantas saja bajingan itu begitu menyayangi Cia!"

Kleiner mengungkapkan kekesalannya ketika melihat foto dua anak kecil perempuan dan satu anak kecil laki-laki sedang berlaga di sebuah taman hiburan yang sangat terkenal se-Inggris Raya.

"Shit! Ternyata London Eye merupakan tempat favorit mereka berdua!"

Kleiner menggertakkan giginya dan memicingkan kedua matanya. Ia terlihat sangat geram dan benci melihat kedekatan meraka berdua.

"Banyaknya foto Vyschella dan Ethan yang dikirim oleh Oscar, meyakinkan aku bahwa hubungan mereka berdua sangat dekat! Apakah mereka berdua adalah kekasih masa kecil?"

Kleiner meraih secarik kertas lalu meremasnya kuat-kuat hingga menjadi gumpalan. Dengan wajah merah padam dan kedua mata menyala, ia melemparkan gumpalan kertas tadi ke sembarang arah.

"Sialan!"

Brak!

Kleiner menggebrak meja seraya bangkit dari kursinya. Ia berjalan menuju lemari besar berbahan kayu dan membukanya.

Brak!

Kleiner membuka lemari yang berisi berbagai macam wine, seperti ; Red Wine, White Wine, Champagne, Rose Wine dan Port Wine. Ia tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya ia menjatuhkan pilihan pada salah satu jenis Red Wine.

"Well, Cheval Blanc 1947 from Bordeaux, France, is always be the best!"

Setelah menutup pintu lemari besar tersebut, Kleiner berjalan kembali ke meja kerjanya. Ia membuka perlahan botol wine itu lalu mulai mencicipinya.

"Jika kau berpikir bisa selingkuh dariku, kau salah besar, Cia! Lihatlah kau sedang berurusan dengan siapa?! Hah?!"

Kedua mata Kleiner memerah seiring dengan emosinya yang naik turun. Pria tampan ini pun mengabaikan pekerjaannya yang masih bertumpuk. Hatinya memberontak, tetapi dirinya tetap tidak ingin mengakui perasaannya terhadap Vyschella.

Brak!

"Sialan kau, Ethan! Beraninya menyentuh istriku!"