Pukul 02.00 dini hari waktu Jakarta, Kleiner terbangun dan membakar rokoknya. Ia menatap sejenak sang istri yang sudah tertidur sebelum akhirnya ia menempelkan tangannya di gagang pintu.
Ceklek!
Kleiner membuka pintu kamarnya, lalu berjalan menuju balkon. Ia duduk di salah satu kursi rotan yang terdapat di sana.
"Aku akan menghubungi Daniel lagi."
Kleiner mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana. Ia mencari nomor sahabatnyać¼Daniel Shevchenko.
Tut! Tut! Tut!
Tidak lama kemudian, terdengar nada sambung dari seberang sana.
"Halo, Kley? Apakah Istrimu sudah tidur?"
Daniel menerima panggilan telepon dari Kleiner dengan suara bergetar.
"Apakah kau sedang sakit?"
Kleiner tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan sahabatnya hingga ia mendengar dengan jelas suara Daniel bergetar.
"Aku tidak apa-apa. Pekerjaan di rumah sakit akhir-akhir ini sangat banyak, Kley. Jadi, aku harus bekerja lembur."
"Syukurlah, jika kau baik-baik saja, Daniel."