Kleiner menatap wajah Vyschella yang memerah karena menahan tangis. Ia juga geram karena sang istri masih saja mengingat-ingat sosok pria tuan muda ke dua keluarga William yang sang ia benci.
"Cia, sampai kapan kau akan selalu mengingatnya?! Hah?! Apakah kau berniat untuk kembali padanya?!"
Kleiner merapikan rambut sang istri yang menutupi kedua matanya.
"Sebenarnya apa yang kau bicarakan, Kley?
Vyschella mendongakkan wajahnya menatap Kleiner yang juga sedang menatapnya.
"Cia, kau tidak perlu berpura-pura lagi! Aku tahu, kau masih mencintai dia, bukan?!"
Kleiner melihat sang istri sedang mengerutkan kening sambil membuka mata bulatnya lebar-lebar.
"Siapa?! Aku mencintai siapa?!"
Vyschella menggelengkan kepalanya.
Apa yang dia bicarakan? Aku tidak mengerti sama sekali! seru Vyschella dalam hatinya.
"Si pemberi gelang itu! Kau masih mencintai si pemberi gelang itu, bukan?! Jawab aku, Cia!"
Vyschella tersenyum mengejek.