Chereads / MARRY THE TWINS / Chapter 2 - Where is She?

Chapter 2 - Where is She?

Kedua mata Kleiner tertuju pada satu kalimat dan membulat dengan sempurna.

"Oscar?"

"Ya, Tuan muda?"

"Benarkah semua data yang kau kirimkan?"

"Apa ada yang salah, Tuan muda?"

Terlihat wajah frustasi tuannya yang membuat sang asisten berpikir keras. Oscar tahu apa yang ingin tuannya katakan namun kenapa ia masih bertahan untuk tidak melanjutkan pertanyaannya tersebut?

Oscar pun tidak kehilangan akal, ia mencoba memancingnya lagi dengan berbagai pertanyaan.

"Tuan, tahukah Anda jika Nona Cia tersiksa ketika dirinya berada di rumah besar keluarga Demougust?"

"Saya bahkan tidak peduli hidup dan matinya wanita itu!"

Kleiner pun berdiri. Ia merapikan pakaiannya sebentar.

Sebelum melangkah pergi, Kleiner sempat menatap Oscar sebentar.

"Mulai sekarang, jangan biarkan keluarga Demoigust menginjakkan kaki mereka di mansion saya!"

Tap tap tap!

Kleiner melangkah pergi meninggalkan Oscar yang masih mencoba mencerna setiap kata yang keluar dari mulut pedas sang majikan.

"Tuan muda, tunggu! Apa Anda mau pulang sekarang?"

Oscar berlari mengejar langkah Kleiner yang menghilang di balik pintu ruang tunggu.

Sungguh menyusahkan setiap kali bad mood-nya datang, ucap Oscar pelan. Menyendiri di ruangan sambil meminum anggur, berteriak dan memaki tidak jelas. Apa sih maunya? gerutu Oscar sambil terus berlari.

Tring!

Pintu lift terbuka. Kleiner dan Oscar masuk ke sana. Oscar menekan tombol satu pada lift tersebut.

"Tuan, apa Anda akan pulang sekarang?"

"Bukankah ini sudah larut malam?"

Kleiner menjawab pertanyaan asistennya seraya melihat jam tangan mewah edisi terbatas yang melingkar di pergelangan tangan kanannya.

Oscar mengikuti arah pandang Kleiner dan ia menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Astaga! Benar, Tuan muda."

"Siapkan mobil!"

"Baーbaik, Tuan muda."

Oscar meraih ponsel dari dalam saku dan menghubungi sopir untuk menjemput mereka di lobi Rutherford Hotel.

Rutherford Hotel merupakan salah satu hotel termewah milik keluarga Stonevrustarios. Hotel dengan fasilitas lengkap dan kasino termegah yang pernah ada di Inggris sangat memanjakan para pengunjung. Kabar yang beredar mengatakan bahwa saat ini keluarga Stonevrustarios sedang membangun hotel ke dua mereka di salah satu negara berkembang di Asia, yaitu Indonesia.

Dengan langkah gagah, Kleiner berjalan menuju lobi dengan diikuti oleh Oscar. Dimana pun dirinya berada, Kleiner selalu menjadi subjek perhatian, tetapi tidak hanya kaum hawa melainkan juga kaum adam.

"Tuan, mobil sudah menunggu," ujar Oscar memberitahu.

Kleiner yang saat ini masih memiliki suasana hati yang buruk, tidak berniat membuka mulut untuk membalas perkataan Oscar yang dinilai terlalu banyak bicara.

"Silakan, Tuan muda," ucap Ivan, si sopir.

Kleiner masuk ke mobil begitupun dengan Oscar yang masuk melalui pintu sebelahnya.

"Apa wanita itu sudah berada di mansion saya?"

Ivan melirik Kleiner dari kaca depan mobil sedangkan Oscar meliriknya langsung ke arah pria dingin bermulut tajam yang berada di sampingnya.

"Ya, Tuan, saya sendiri yang mengantarnya," jawab Ivan.

"Oscar, carikan mobil paling mewah dengan fasilitas paling lengkap di negeri ini berikut dengan sopir pribadi yang mampu menjaganya!"

"Aーpa? Aーpa?"

Oscar tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar. Ia pun menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Apa otak kamu kosong? Atau hanya tersisa satu persen saja?"

Kleiner melirik sang asisten dengan wajahnya yang merah padam. Sontak, membuat si pria yang diliriknya bergidik ngeri.

"Saーsaya mengerti, Tuan. Saya hanya terkejut Anda melindungi Nona Cia."

Oscar mencoba mengungkapkan opininya kepada Kleiner seraya membela dirinya sendiri.

"Bagus!"

Kleiner memainkan ponselnya sambil memerintahkan Ivan.

"Jalan lebih cepat, Van!"

Kleiner memberikan perintah kepada si sopir dengan emosi yang masih memuncak.

"Kau bilang apa barusan?! Saya melindungi wanita itu?!"

Kleiner termenung beberapa saat mengingat wajah Vyschella saat di altar tadi. Terlihat jelas wajah wanita yang kini menjadi istri sahnya dipenuhi oleh kesedihan yang sepertinya sudah lama disembunyikan oleh wanita itu dari dunia ini.

**

Setelah menempuh perjalanan selama dua jam lima belas menit, mobil yang ditumpangi Kleiner berhenti di sebuah mansion besar dan megah. Mansion bergaya Victorian ini terletak di Birmingham yang merupakan salah satu kota terbesar di Inggris.

"Silakan, Tuan muda," ujar Ivan sambil membukakan pintu mobil.

Kleiner berjalan dengan tergesa-gesa. Ia mulai melangkahkan kakinya memasuki mansion mewah itu dengan Oscar.

"Selamat malam, Tuan muda."

Dua orang penjaga membukakan pintu depan kediaman keluarga Stonevrustarios.

Dan seperti biasa, Kleiner tidak pernah menyahuti siapa saja yang menyapanya bahkan tersenyum pun tidak.

"Jangan ikuti saya!"

Kleiner dengan sengaja menghentikan langkahnya agar Oscar mengerti perintahnya.

"Oke ... oke. Saya akan kembali ke tempat saya."

Merasa tidak ada yang perlu dibicarakan lagi dengan sang asisten, Kleiner segera masuk ke mansion utama dengan langkah panjang.

Tak tak tak!

Suara langkah kaki Kleiner yang menggema mengundang Sam Dariusーsi pria berkulit hitam legam dengan rambut ikal dan memiliki luka bakar di pipi kiriーuntuk melihat siapa yang datang tengah malam seperti ini.

"Oh, Anda sudah pulang, Tuan muda," sapa Samーkepala pelayan mansion yang sudah bekerja dengan keluarga Stonevrustarios sejak Keiner masih berusia balita.

"Dimana wanita itu?"

Kleiner berjalan melewati ruang keluarga sambil menengok ke kiri dan kanannya.

"Apakah maksud Anda adalah Nona Cyra, istri Anda?"

"Memangnya siapa lagi selain dia?"

"Maaf, Tuan. Nona Cyra sudah berada di kediaman Anda sejak tadi."

Sam menjawab seraya menunjukkan bagian mansion paling kanan dari bangunan mansion utama.

Tanpa berkata apa-apa lagi, Kleiner segera bergegas menuju bangunan mansion yang berada di sebelah kanan.

"Kalau begitu selamat malam dan selamat beristirahat, Tuan muda."

Sam membungkukkan badannya empat puluh lima derajat. Ia sangat ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh Kleiner ketika mengetahui bahwa wanita yang baru saja dinikahi oleh tuannya tersebut menenggak wine seperti apa yang disampaikan oleh kepala pelayan di mansion Kleiner.

**

Kleiner berjalan melewati jalanan setapak satu-satunya yang menghubungkan antara mansion utama dengan mansion tempat tinggalnya yang berada di sebelah kanan. Terlihat lampu taman yang berbaris rapi menerangi jalan dan penjagaan yang maksimal membuat mansion ini sangat aman.

"Selamat malam, Tuan muda."

Roselly Maxーpelayan yang khusus mengurus mansion tempat tinggal Kleinerーmengapa tuannya yang baru saja datang.

"Apa yang membuatmu belum tidur selarut ini?"

Kleiner terheran-heran melihat Roselly berdiri di hadapannya.

"Ya, Tuan muda. Saya sengaja berjaga."

"For what?"

"Untuk Nona Cyra," jawab Roselly sambil menundukkan pandangannya.

"Lalu, dimana dia?"

Kleiner berjalan melewati ruang makan, tetapi indra penglihatannya baru saja menangkap sesuatu di ujung matanya. Ia pun segera mundur untuk memastikan apa yang sudah ia lihat.

"Siapa yang habis minum anggur?"

Kleiner menatap botol anggur kosong berikut dengan gelas kristal cantik di sebelahnya.

"Hmm, iーitu ...."

"Apakah wanita jalang itu?! Katakan!"

"Beーbenar, Tuan muda."

Roselly tak bisa mengelak. Ia pun tak tahu jika tuannya akan pulang malam ini, sebab kabar yang beredar mengatakan bahwa Kleiner akan bermalam di hotel miliknya. Setidaknya itulah yang dikatakan oleh Oscar kepadanya dan sepertinya sang asisten pun lupa memberitahukan perubahan rencana tuan mudanya kepada dirinya.

Suasana menegangkan dirasakan seketika oleh Roselly. Ia melihat perubahan wajah Kleiner merah padam dikarenakan emosi yang sedang menghampirinya.

"Katakan dimana wanita jalang itu berada sekarang!"

"Setelah kembali dari pesta pernikahan, Nona Cyra menunggu Anda sampai bosan dan ia pun akhirnya meminta anggur kepada saya. Lalu menghabiskannya ...."

Roselly menghentikan sejenak kalimatnya.

"Dan setelah itu, Nona Cyra pergi ke kamar tidur utama, Tuan muda."

Roselly tahu betul apa yang akan terjadi pada Wanita yang kini telah menjadi istri dari majikannya tersebut. Bisa dipastikan tuannya akan mengamuk kepada sang istri karena Kleiner tidak pernah menyukai wanita pemabuk.

Tanpa peduli lagi pada ucapan Roselly, Kleiner segera membalikkan badannya dan menaiki tangga spiral yang membentang di hadapannya.

Tak tak!

Kini sampailah Kleiner di lantai dua dengan masih tersulut api emosi di dalam dirinya. Ia memandang sebentar kamar tidur utama yang berada di tengah.

"Apa yang sedang dilakukan oleh wanita itu sekarang? Yang pasti dia sedang tertidur pulas karena mabuk!"

Kleiner saat ini sedang terhanyut oleh pikirannya sendiri.

Tanpa pikir panjang, Kleiner membuka pintu kamar mandi utama. Wangi lavender pun segera menyerbu indra penciumannya.

"Dimana dia?"

Kleiner mendapati ranjang yang kosong. Ia pun segera mencari-cari keberadaan sang istri.