Chereads / MARRY THE TWINS / Vyschella Ciara Demougust (Pengenalan Tokoh)

Vyschella Ciara Demougust (Pengenalan Tokoh)

Percaya, jika cinta dapat membuat duniamu menjadi indah dan berwarna adalah benar. Dengan kekuatan cinta, kau bisa menjadikan dunia yang semula abu-abu, kini penuh warna.

Namun, tidak dengan salah satu anak kembar keluarga Demougust yang senantiasa mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan di dalam keluarganya.

"Keluarga? Apakah aku bisa menyebut mereka sebagai keluarga?" tanya Vyschella sambil menyapu halaman rumah mewah keluarga Demougust yang kotor akibat daun yang berguguran.

Ya, musim gugur memang merepotkan untuk Vyschella. Sebab, jika ia tidak menyelesaikan tugasnya dengan cepat dan sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh kedua orang tuanya, ia tidak akan mendapatkan jatah makan malam.

Vyschella Ciara Demougust atau yang biasa disapa Cia, adalah salah satu anak kembar dari pasangan Drake Carrington Demougust dan Villiana Deslivear yang bernasib sial karena menjadi budak di rumahnya sendiri. Meskipun bukan keinginannya, tetapi ia harus melakukan hal tersebut demi menyelamatkan nyawaーGwyneth Stephany Ellenaーsang nenek yang terbaring di rumah sakit.

"Apa yang harus kulakukan agar Papa dan Mama memberikan izin untuk meneruskan pekerjaanku?"

Vyschella kembali menyapu halaman yang seakan tidak akan pernah bersih.

"Bukan mengeluh, tetapi aku hanya mencoba peruntungan nasib di luar sana dengan bakat menari yang kumiliki."

Gadis cantik yang seolah menjadi Cinderella negeri dongeng di rumahnya sendiri tidak menyadari, jika ada seorang pria tampan dari balik mobil mewah sedang memperhatikan gerak-geriknya.

Pria yang berstatus sebagai tunangan saudara kembarnya itu diam-diam memperhatikan si Cinderella yang sedang mengoceh seorang diri. Tidak hanya itu, pria tersebut pun bisa mendengarkan apa yang sedang dibicarakan oleh Vyschella meskipun gadis itu berbicara dengan suara yang sangat pelan.

Vyschella mendengar samar-samar suara saudara kembarnya sedang berkata manja kepada sang tunangan.

"Sayang, apa kamu akan pergi secepat ini?" tanya Villearisaーsaudara kembar Vyschellaーsambil merangkul manja pria yang sedari tadi memperhatikan gadis malang itu.

"Benar, aku hanya mampir sebentar," jawab si pria sambil melepaskan tangan Villearisa.

"Baiklah, aku tidak akan menahan mu kali ini," ucap wanita itu.

**

"Ada apa kalian memanggilku?" tanya Vyschella dengan suara bergetar.

Suasana ruang keluarga Demougust yang dingin dan kaku, membuat Vyschella memiliki firasat buruk yang akan terjadi pada dirinya. Ditatapnya satu persatu anggota keluarga yang sedang duduk di sofa panjang bermotif floral.

Papa, Mama, Cyra dan Brandon? Mengapa mereka melirikku seperti ingin mengasingkan ku saja? tanya Vyschella di dalam hati sambil berdiri dan tertunduk untuk menyembunyikan rasa takut yang menyerang dirinya.

"Duduk, Cia!"

Villiana membentak Vyschella sambil menunjuk kursi kosong di sebelah Villearisaーsang saudara kembarnya.

Dengan tubuh yang masih bergetar dan wajah yang terpancar ketakutan, Vyschella tidak bisa membantah. Ia melangkah lalu duduk di kursi yang sudah disiapkan. Baru sekali ini aku bisa duduk di ruang keluarga bersama mereka yang disebut sebagai keluargaku, lirihnya dalam hati.

Tap tap tap!

Villiana berjalan mendekati Vyschella dengan membawa sesuatu di tangannya.

"Tanda tangan!"

Villiana menyodorkan secarik kertas beserta pena kepada Vyschella.

Dengan mata membulat sempurna, Vyschella bertanya, "Aーapa ini, Ma?"

"Siapa yang kau panggil dengan sebutan Mama?"

Villiana geram ketika Vyschella menyebut dirinya dengan panggilan mama. Wanita dua anak itu bertolak pinggang sambil membuka kedua matanya lebar-lebar.

"Saya memang telah melahirkan mu dan Villearisa, tetapi saya tidak sudi mendengarmu memanggil saya dengan sebutan Mama!"

Glek!

Vyschella menelan saliva-nya dengan kasar. Seorang ibu kandung yang telah melahirkan ia dan saudara kembarnya menolak mentah-mentah menyebutkan dirinya sebagai ibu. Sungguh Vyschella merasa bahwa kehadirannya sangat tidak diinginkan oleh keluarga Demougust. Namun, mengapa? Apakah ada yang salah dengannya? Apapun alasannya, Vyschella bahkan tidak berani bertanya.

"Apa yang kau pikirkan, Wanita jalang?!"

Villearisa mengguncang bahu Vyschella hingga kembarannya itu tersadar dari lamunannya.

"Cepat tanda tangan!"

Vyschella melihat semua mata sedang tertuju pada dirinya. Tak ada seorang pun yang membela atau bahkan membawanya pergi dari rumah yang seperti neraka baginya.

"Aーaku tidak akan tanda tangan," jawab Vyschella pelan.

Gadis cantik yang bernasib buruk itu pun tahu konsekuensi yang akan terjadi padanya jika ia menolak permintaan dari pihak keluarga.

"Aku tidak akan pernah tanda tangan sampai kapanpun juga."

"Hahaha ...."

Drake tertawa keras. Ia menghisap habis rokoknya lalu kemudian mematikan puntung rokok tersebut di tempat bulat yang tersedia di atas meja.

"Lihat anakmu, Villiana! Kau tidak bisa mendidiknya dengan baik sehingga ia menjadi seorang gadis pembangkang!"

Villiana tidak terima dengan pernyataan dari sang suami yang tidak menghargai jerih payahnya sebagai seorang ibu.

"Dia menuruni sifatmu yang keras kepala!"

"Cepat buat anak itu tanda tangan!" titah Drake dengan nada tinggi.

Wajahnya memerah dan mata cekungnya menatap Vyschella tajam.

"Jika dia tidak mau menandatangani kertas perjanjian itu, maka siapkan rencana untuk melenyapkan Gwyneth!"

Vyschella tersentak ketika Drake menyebutkan nama sang nenek. Seperti biasa, ia selalu kalah jika Drake menggunakan Gwyneth sebagai ancaman.

"Kau dengar itu?!"

Villiana membentak Vyschella untuk yang kedua kalinya sambil meraih pena dan memberikannya kepada Vyschella yang masih enggan untuk menorehkan tanda tangannya di atas secarik kertas yang ia bawa tadi.

"Cepat ambil!"

"Hei, Adikku!"

Villearisa mengubah posisi duduknya. Ia mendekatkan dirinya dan menepuk bahu Vyschella guna menyadarkan sang adik dari lamunan.

"Kau tidak akan bisa melawan Daddy! Kau tahu itu, bukan? Sebaiknya tandatangani surat perjanjian itu dan semua akan berakhir dengan baik!"

Villearisa menarik rambut panjang Vyschella hingga gadis itu meringis kesakitan.

"Ahhh, kau menyakitiku, Cyra!"

Wajah cantik Vyschella memerah karena rasa sakit yang tidak tertahankan.

"Kau memang pantas mendapatkan perlakuan seperti itu!" hardik Villearisa sambil mendorong kembarannya hingga tersungkur ke lantai.

Bruk!

Vyschella terjatuh dan kepalanya membentur ujung meja ruang keluarga yang berbahan kayu. Brandon merasa tidak enak hati melihat pertengkaran keluarga Demougust. Namun karena rasa cintanya yang begitu besar terhadap Cyra, ia tidak bisa meninggalkan wanita itu begitu saja.

"Sayang, jangan terlalu kasar kepada Cia! Dia tidak akan bisa lari dari keluarga ini," ujar Brandon sambil menarik tangan Villearisa dan membawa wanita itu kembali ke sisinya.

"Kenapa kau membelanya, Brandon? Apa kau jatuh cinta pada wanita rendahan ini?!"

Seolah tak percaya pada kekasihnya, Villearisa menghardik Brandon.

"Jangankan jatuh cinta, melihatnya saja sudah membuatku muak, Cyra!"

Brandon melirik Vyschella yang tidak memiliki harga diri di mata semua anggota keluarga Demougust.

"What are you waiting for, Cia?" tanya Drake dengan pandangan mengintimidasi.

"Apa salahku? Mengapa kalian sangat membenciku?" tanya Vyschella dengan tatapan tidak percaya. Ia menatap satu persatu anggota keluarga Demougust. "Aku adalah bagian dari kalian, bukan? Aku pun lahir dari rahim yang sama dengan Cyra."

"Jangan sebut namaku, Cia!"

Villearisa bangkit dan menarik rambut Vyschella lagi.

Wanita tidak berperasaan itu berkata, "Salah siapa kau memiliki hati terlalu baik!"