Malam semakin larut dan rasa dingin pun mulai menerpa. Eza berusaha mengingat segala sesuatu sebelum melakukan operasi.
Dokter Arif juga mencari sesuatu dibalik kejadian tadi. Jelas saja semua penasaran dan saling bertanya, siapa yang memberi makan kepada anak itu sebelum operasi.
Masih dengan perasaan menyesal Eza terpaksa pulang ke hotel. Saat berada di dalam taksi wajahnya tertekuk lesu sepanjang perjalanannya. Dia baru saja melihat ponselnya. Begitu banyak panggilan tak terjawab dari Rina.
"Wanita ini, dia sama sekali tidak mengerti kesibukanku!" keluh Eza setelah melihat nomor Rina, tiba-tiba dia memandang kosong seakan-akan mengingat sesuatu.
"Saat aku mengangkat telepon dari si cekon." (Ceroboh konyol) itulah tiba-tiba julukan Eza untuk Rina.