Pada intinya, semua orang mendadak begitu menyebalkan. Arka semakin dongkol terlebih saat harus menjelaskan lebih detail pada Ruben supaya pria itu tak makin nekad dengan ancaman yang di layangkan.
Di satu waktu, juga harus meredam perasaan curiga yang mulai terbesit di kepalanya akibat terpengaruh. Nino yang sedikit berubah, bukan berarti jika kekasihnya itu main serong di belakangnya, kan?
Kecemasan yang tak sedikit pun mereda malah makin membara tatkala Nino semakin jelas memberikan ruang batas terhadap hubungan mereka.
Siang itu, sehabis di antar pulang dengan selamat oleh asisten pribadinya Nino. Arka di kejutkan dengan sebuah kendaraan asing yang terparkir di halaman rumah.
"Motornya siapa ya, Mik?" Tanya Arka sembari mengusap bodi mulus motor matic keluaran terbaru itu. Kagum dengan model elegannya yang terkesan mewah berwarna merah metalic.
"Itu ada suratnya." Mika menunjuk sebuah amplop yang di gantungkan di setir motor.