Cup
Kecupan di tengkuk, seolah Nino tengah mengapresiasi Arka karena kali ini menjadi bocah penurut.
"Makan sendiri atau ku suapi?"
Jelas Arka lebih memilih untuk tak merepotkan diri sendiri. Kalau ada sang kekasihnya yang serba bisa, kenapa Arka harus turun tangan? Lagipula sesekali ia memang ingin bermanja-manja, menikmati hubungan mereka layaknya pasangan remaja pada umumnya.
"Gimana rasanya?"
"Enak."
"Nggak mau tambah?" Tanya Nino sembari mengansurkan segelas air putih pada Arka. Mengusap sudut bibir kekasih mungilnya saat air putih merembes keluar.
"Yakin udah kenyang?"
Arka dengan pipi menggembung menampung air kali ini mengangguk ragu. Alisnya bertaut dengan mata memicing.
"Emang kenapa?"
"Bagus. Berarti udah siap buat gue gempur, kan?"
"Ahhh-ahhh..." Arka merengek, memukuli dada Nino yang hendak menggendongnya.