"Aku bisa di ajak negosiasi, dan hanya kamu satu-satunya member ekslusif."
Dan Nino yang malah menarik tangannya untuk berlari. "No!" Sentakannya masih tak di gubris, bahkan Arka hanya bisa menutupi wajahnya dengan tas kecil yang di jinjingnya. Demi ini apa pun, hal ini sangat memalukan, sangat kekanakan untuk di jadikan pertunjukkan.
Langkah kakinya terayun makin ringan, suhu dingin pagi hari tak mempan untuk tubuhnya yang kepanasan karena di paksa berolahraga.
Memasuki sebuah ruangan besar dengan aroma menyengat khas debu yang menempel di buku. Pintu di tinggalkan begitu saja terbuka, Nino masih membawanya menyusuri lorong panjang perpustakaan, di bagian sudut belakang yang semakin gelap.
"Ahh..." Arka terpekik saat tiba-tiba saja cekalan tangan Nino terlepas dari pergelangannya. Tubuh pria itu yang seketika berbalik. Sementara lantai keramik yang licin dengan sulitnya menghentikan laju larinya yang terlanjur kencang membuatnya terperosok.