Menatap pemandangan malam kota dari atas balkon. Merasakan terpaan angin yang terasa makin kencang menyapu kulitnya. Membuat bulu kuduknya berdiri, tulang sendinya yang terasa ngilu, meski tak sedikit pun membuatnya beranjak meninggalkan tempatnya, terhitung nyaris tiga puluh menit yang lalu.
Waktu yang sudah terlalu larut, meski lampu-lampu penerang masih menjadi daya tarik. Terlebih saat pandangannya mendongak, menatap hamparan langit luas yang begitu kelam. Memang sangat jarang terhias matahari, hanya saja tak jadi masalah, kali ini rembulan bersinar begitu terang. Membuat bibirnya lagi-lagi mengulas senyum, langit pun tau saat ini hatinya begitu bahagia.
"Anda tak tidur, tuan?"
Sampai sebuah suara berat mengintrupsi lamunannya. Sebuah cangkir dengan coklat panas yang masih mengepulkan asap tipis di sodorkan padanya. Bang Sat lantas mengambil tempat di sampingnya.
"Rasanya terlalu bahagia, jadi gue nggak bisa tidur."
"Ada kabar baik tentang anda?"