Tatapan berbinar dengan senyum yang nyaris merobek kedua sudut bibir saking lebarnya. Nino menemukan pria mungil menyebalkan itu setelah satu tahun berlalu.
Dia masih sama urakan, berantakan, dan masih saja terlalu blak-blakan, centil. Bahkan saat Nino mengawasinya dari belakang, Arka yang ada di barisan calon siswa baru itu nampak tak bisa diam. Tubuhnya bergerak-gerak dengan pandangan celingukan seperti tengah mencari seseorang. Demi apa pun, Nino sampai kesal melihatnya, bukankah Brian sudah ada di samping Arka? Alih-alih menerima perhatian penuh dari adiknya, nampaknya Arka jauh lebih kejam dari yang di bayangkan. Niat hati ingin terus menyakiti hati adiknya, eh?
Ya, Arka. Kalau tak salah ingat itu adalah nama yang terlalu sering di sebut Brian.