"Woy-woy! Cara ampuh, monyongin bibir, kumpulin liur ke bagian depan mulut, lalu… Tembak!"
"Buaahhhhaaa… Atau boleh juga, remes aja gunung kembar lawan lo, bestie!"
Menyusup, melarikan diri dari area tengah lapangan basket yang mendadak jadi arena tanding. Menundukkan badan, mengambil botol air mineral yang menggelinding di bawah kakinya. Kerongkongnnya kering, butuh pelumas. Sisanya lantas di guyurkan ke wajahnya yang begitu panas. Menarik ujung bawah kaosnya untuk mengusap wajahnya yang basah. Sampai langkahnya terhenti, lagi-lagi manik matanya menemukan pria mungil dengan celana biru pendek yang menjiplak pantat menonjolnya begitu ketat. Terlihat jelas tengah menarik perhatian seseorang dengan rengekan manjanya, saat seorang kawannya memiting kepala pria mungil itu dan menyeretnya pergi dengan dua pengawal yang mengikuti.
Menggelengkan kepala tak habis, "Gimana lo bisa suka sama cabe-cabean kek gitu sih, Bri?"
"Anjr! Lepasin gue, Bri… Gue pengen deketin tuh orang…"